15. Fault

249 54 0
                                    

Hari yang mendebarkan dan telah lama dinanti banyak orang, akhirnya tiba. Seungmin dengan semangat mengayuh sepedanya masuk ke dalam pelataran rumah, dan memarkirnya di sana setelah usai berkeliling komplek.

Seungmin melirik jarum jam yang baru menunjukan pukul 8 pagi. Acara lomba dimulai pukul 10, tapi orang tuanya sudah mengenakan pakaian rapih di meja makan.

Mereka yang biasanya jarang tersenyum padanya, kini tersenyum saat Seungmin lewat.

"Sarapan dulu sini, kamu harus makan banyak buat perlombaan nanti."

Senyum tipis menghiasi wajah pemuda berkeringat itu. "Nanti, Mah. Mau latihan piano dulu sebentar."

"Yaudah, jangan lama-lama ya."

Seungmin mengangguk, lalu naik ke lantai dua, di mana kamarnya berada.

Ia menyibak helaian gorden yang menutupi jendelanya. Seungmin menyambutnya dengan senyuman, ketika hangat dan terangnya cahaya mentari memasuki kamarnya.

"Selamat pagi dunia yang indah .., gimana, Minho sudah ada dalam perutmu?" ucapnya ringan, dengan sedikit kemuakan dan senyum miring yang mengejek.

Ia menarik kursi, dan mendaratkan bokongnya lagi untuk bermain piano. Kelopak mata sipitnya mulai mengatup, sementara jari-jarinya siap bermain.

Pandangannya sekarang gelap, namun didominasi oleh samar-samar cahaya matahari yang masuk.

Baru separuh bermain, Seungmin nyaris terjungkal dari kursinya saat melihat sesosok iblis muncul dalam bayang-bayangnya.

Awalnya ia takut, dan ingin berhenti bermain, namun ia mencoba berpikir positif dengan menganggap penglihatannya hanya halusinasi.

Pria muda itu pun mulai bermain lagi, namun semakin matanya terpejam, semakin jelas iblis itu tampak.

Seungmin memilih menyerah dan berlari tergesa-gesa mengambil buku kuno di lacinya. Dengan tangan gemetar, Seungmin membolak-balikan halaman, barangkali dapat menemukan apa yang ia cari. Hingga akhirnya Seungmin terpaku pada halaman terakhir yang sobek--halaman yang sempat dicurigainya, dulu. Anehnya, halaman itu sudah hampir utuh dari sebelumnya, tinggal mencari bagian tengahnya saja.

Tapi tetap saja, Seungmin tak bisa tahu maksudnya, karena hanya terlihat 2 sisi lengkungan yang saling menghadap. Satu-satunya tulisan yang berhasil ia temukan hanya "Lived" di sisi buku.

Mengetahui itu, cepat-cepat Seungmin beralih ke pencarian di internet. Ia memasukkan nama buku itu sebagai kata kunci, dan benar saja, muncul banyak sekali artikel yang mengulik tentang buku kuno itu.

Ada salah satu artikel yang menyatakan, bahwa setiap nama yang tertulis di halaman adalah nama yang akan menjadi korban. Dan saat para korban sudah semakin banyak, halaman terakhir akan utuh dengan sendirinya--sedikit demi sedikit.

Salah seorang paranormal yang pernah menyelesaikan kasus itu membagikan temuannya. Gambar yang menunjukan halaman terakhir pada buku memecahkan teka-teki di kepala Seungmin. 2 lengkungan di halaman itu ternyata membentuk huruf "U", yang berarti, "Kamu".

Itu artinya, Seungmin juga akan menjadi korban, setelah permintaannya habis.

Keringat dingin mengalir dari keningnya. Tanpa sadar, tangannya yang gemetar membuat buku itu jatuh dari meja. Seungmin pun lantas berlari keluar tanpa mempedulikannya lagi.

"Seungmin? Mau ke mana? Katanya mau sarapan?" pekik ibunya dari meja makan, bingung melihat anaknya berlari tergesa-gesa tanpa mengindahkannya.

Sangat amat mengerikan ketika tahu hidupnya tinggal di ujung kuku. Takut, marah, menyesal, campur aduk ia rasakan. Rambut yang sudah berantakan diusaknya lagi hingga benar-benar kusut. Pria itu sudah hilang akal, sehingga tak tau lagi harus apa. Ia terus berlari dan berlari, entah melarikan diri dari kenyataan, atau mengejar sesuatu yang terlambat ia sadari.

LiveD | Stray Kids ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt