1. admitted

7.8K 597 40
                                    

Gadis itu tengah berbaring tengkurap diatas tempat tidur kamarnya sembari menghebohkan apa yang tengah di tontonnya di layar laptop saat seorang dari luar membuka kenop pintu kamarnya.

“AAHAHAHA, YITIAN, AHAHAHA, KENAPA BISA KOCAK GITUSIH??”

“AHAHAHA... Astaga perut gue sakit, Sheng Huainan gemes bangett!!”

“Aduhh berantem deh yuk sini Huainan kamu kenapa ganteng banget tapi gabisa dimilikin siii??”

Ocehan-ocehan itu terus keluar dari mulutnya yang tanpa sadar semua dilihat dan didengarkan langsung oleh ibunya yang sudah dari lama berdiri ditengah pintu kamar yang sedikit terbuka.

Wanita itu bersidekap dada sambil mengerucutkan bibirnya melihat tingkah anak perempuan satu-satunya itu.

“Astaga... AHAHAHA, MALAH JOGET!”

“Ekhm.”

Giselle berbalik mendengar suara deheman seseorang yang sepertinya disengaja itu. Matanya membulat kaget melihat Ibunya berdiri di tengah pintu kamarnya yang terbuka.

“Ibunnn!!” omel Giselle mempause drama yang ditontonnya sambil berbalik sepenuhnya menatap Ibunya.

Wanita yang masih memakai pakaian kerja lengkap itu mendengus seraya memutar bola matanya.

“Apasih kok masih diem aja, sana ah maluu!” kata Giselle dengan kurang ajarnya mengusir sang Ibu untuk keluar.

Namun Ibunya itu malah masuk ke dalam kamarnya mendekati ranjang dimana Giselle berbaring dan duduk di sofa dekat sana.

“Kamutuh bisa gak sih yang tenang, kalem gitu kalo nonton. Berasa kaya ibu-ibu sekampung lagi nobar serial Ikatan Cinta tau gak? Ibu aja gak gitu,” omel Ibunya ganti.

Giselle menyebik, “Suka-suka dong Bu.”

“Kalo dibilangin suka-suka suka-suka mulu. Belajar sana ah, orang lagi ujian akhir juga!”

“Ya iya kan ntar malem orang masih baru sore juga,” jawab Giselle.

Ibunya hanya menghela napas lelah melihat tingkah putri satu-satunya itu yang sangat-sangat-sangat sulit berdamai dengan pekerjaan yang namanya belajar.

“Ibu barusan nemuin Bunda-nya Karin.”

Ucapan Ibunya itu lantas membuat Giselle yang masih duduk diatas kasur hampir saja turun.

“Ibunnn!!—”

“Sssttt, dengerin dulu cerita ibu!” putus Ibunya sambil mengangkat tangan menghentikan Giselle yang tampak siap mengomel.

Gadis itupun menurut berhubung ini masalah Karin, sahabat oroknya yang kemarin nggak keterima seleksi masuk perguruan tinggi jalur rapot, jadi ya ia memilih buat dengerin aja.

“Ibu tuh cuman bilang ke Bunda nya Karin supaya beliau nggak khawatir sama kuliah-nya Karin. Walaupun kemarin nggak keterima SNM, Ibu yakin Karin pasti bisa SBM,” jelas Ibu Giselle.

“Terus-terus?” tanya anaknya mendadak penasaran.

Ibunya memicing, “Taunya penasaran juga, dari kemaren-kemaren aja bilang ‘gak usah-gak usah ngobrol ama Karin’ yeuuu..”

“Ih iya udah ah, terus gimana? Karinnya ada dirumah?” tanya Giselle sedikit was-was.

“Enggak, anaknya lagi ada kerjaan. Bundanya cerita kalo kemarin nangis abis buka pengumuman, Ibu bilang doain aja, supata keterima di Universitas sini, gak usah jauh-jauh, ntar biar sama kamu aja tinggalnya.”

Mendengar hal itu justru Giselle langsung bangun mendekat ke tempat ibunya duduk, di sofa kamarnya.

“Ih Ibunnn, kenapa pake bilang gitusih kalo Karin mau ke Univ lain gimana? Ah, orang akunya sengaja gak tanya-tanya takutnya dia tersinggung atau kenapa-napa,” rengek Giselle.

tweny's unillusion ✓Where stories live. Discover now