22. ayahnya

2.1K 350 85
                                    

Nge-lab, ujian tiap bulan, gak tidur, belajar, praktikum, yaaa mungkin itulah beberapa ciri yang menggambarkan seorang anak kedokteran. Sibuk banget.

Masih baru semester pertama juga udah sibuk, emang ngapain aja, ya belajar, tapi emang beneran sibuk soalnya yang dipelajarin juga banyak.

Nando sebenernya udah expect banget dari awal sebelum masuk kalau dia bakalan sibuk, jadi yaudah jalanin aja enjoy.

Bisa dihitung berapa kali seminggu Nando harus numpang tidur di kamar asrama temennya beberapa waktu belakangan, karena ya... sibuk ngejar materi yang bahkan belum di sampein dosen. Gitu-gitu si Nando juga ambis banget anaknya.

Udah no organisasi, mengurangi jadwal nongki, main seperlunya saja, tapi americano extra 4 shot makin gencar.

Duh, mana ada anak kedokteran gak jaga kesehatan kaya begitu.

Rabu sore hari menjelang petang setelah dia selesai kelas, Nando langsung caw otw menuju lab. Dia sendirian, tapi di lab udah janjian sama beberapa kakak tingkat yang deket sama dia buat minta bimbingan.

Nyampe depan lab sebelum masuk, di ujung koridor dia ngeliat seorang dengan perawakan besar yang lagi jalan mendekat ke arahnya.

Semakin dekat, semakin Nando tau siapa lelaki itu.

Nando mendengus melihatnya, sedangkan pria berumur itu terlihat menahan napasnya terkejut lalu menghentikan langkah.

Nando memutar bola matanya malas lalu cuek aja masuk ke dalam lab gak perduli sama pria itu yang justru terlihat mau menghentikannya.

Cowok itu bersama beberapa kakak tingkat yang dikenalnya cukup baik, mulai belajar sore itu. Jangan ditanya kenapa milihnya belajar di lab, soalnya belajar di perpus kedokteran gak bakal efektif, penuh, yang juga malah gak kebagian kursi.

Kebetulan juga salah satu kakak tingkatnya itu asisten dosen, jadi ya bisalah kongkalingkong buat pinjam lab.

Mereka belajar, ini itu, pokoknya banyak deh, Nando juga selalu betah belajar sama beberapa kakak tingkatnya itu soalnya jadi tambah mudeng, dia merasa gak sia-sia gitu.

Setelah 3 jam, mereka akhirnya mutusin buat udahan.

“Di FISIP ada acara apaan sih?” tanya salah satu kakak tingkat Nando.

Seorang kakak tingkat lainnya mengedik, “Entah, mana event weekdays lagi.”

“Legrek dah tu para maba,” timpal lainnya.

Nando diam-diam mendengarkan, baru ingat Giselle emang hactic banget beberapa hari yang lalu, mungkin karena acara hari ini, batinnya.

Akhirnya mereka keluar lab, Nando mutusin buat langsung pulang soalnya juga belum malem banget.

Tapi anaknya kepikiran ngide nyamper Giselle di FISIP, gaada niatan apa-apa sih, sekalian aja gitu, dia kan juga lagi pulang malem, pikirnya.

Langsung caw ke FISIP tapi begitu liat seorang yang lagi duduk di taman depan gedung Fakultasnya mendadak mood baik Nando turun.

Pria itu seperti tengah menunggu nya dan begitu sadar, ia langsung menurunkan ponsel dan mengantonginya.

“Nando,” panggil Pria itu.

Nando mendengus, lalu memilih mengabaikan pria paruh baya itu dan lanjut berjalan keluar Fakultas. Namun pria itu malah mebgikutinya.

“Nando tunggu, Nando!” panggil-panggil pria itu yang tentu masih saja gak Nando waro.

Pria itu adalah seorang yang menyuruhnya masuk ke Universitas dimana ia tengah belajar sekarang, keinginannya untuk belajar di luar negeri langsung pupus seketika karena keinginan pria itu.

tweny's unillusion ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora