8. tumbang

2.6K 431 26
                                    

Hujan sedang turun saat Karin baru keluar dari kelas terakhirnya hari itu. Sial baginya karena dia gak bawa jas hujan atau payung yang bisa dia gunakan, lagian memang cuaca akhir-akhir ini sedang tak menentu. Kadang seharian panas, kadang seharian hujan atau berselingan.

Karena gak memungkinkan di tengah hujan yang deras itu buat pulang, akhirnya Karin memutuskan nunggu walau hari sudah beranjak malam.

Gadis yang kini tengah memainkan ponselnya di hadapan semangkuk soto yang tinggal kuah nya itu menghela napas sembari memandang ke arah luar dimana hujan masih belum mereda.

“Trobos aja mungkin gak ya?” gumamnya.

Namun tanpa pertimbangan lebih panjang, gadis itu segera bangkit saat mendengar kumandang adzan yang berbunyi dari musholla terdekat.

Karin akhirnya nekat pulang menerobos hujan dengan membawa motornya petang itu.

Sesampainya di rumah, rumah nampak sepi tapi di garasi ada terparkir mobil Jenan dan Karin menebak cowok itu ada di rumah, tapi ya Karin cuek aja dengan pakaian basah dia langsung ngibrit ke toilet dapur setelah mengambil bathrobe baru dari laci.

Pas Karin keluar berbalut bathrobe, tanpa disangka ada Jenan yang lagi nyeduh teh di dapur. Keduanya sama-sama bertatapan lalu kaget, tapi gak buka suara.

Jenan jadi yang pertama memutus kontak mata mereka, “Lo hujan-hujanan?” tanya-nya.

Karin yang masih berdiri kikuk sambil memegangi erat tali bathrobe nya mengangguk, “Iya. Udah malem juga dan masih belum reda jadi trobos hujan,” jawabnya.

Jenan manggut-manggut.

Tanpa berlama berdiam diri gadis itu langsung jalan naik ke lantai atas buat bersih-bersih.

“Mau teh hangat?” suara Jeno menawari sebelum Karin benar-benar menghilang dari pandangannya.

Karin berhenti melangkah. Ia berbalik menatap Jenan dari tangga.

“Uh, oke. Gulanya sedikit aj—”

Chew chew chew chew chewing gum, chew chew chew chew chewing gum~

“Ah, ponsel gue!” pekik Karin mendengar nada dering ponselnya berbunyi.

“Gue aja, tunggu situ!” kata Jenan tiba-tiba.

Karin mematung sedikit kaget.

Jenan jalan ke arah dimana tas karin digantung, kemudian cowok itu mengeluarkan ponsel Karin dan memberikannya pada yang punya.

Ijels calling...

“Hal—”

Sahabat, dimana lau??” suara Giselle di seberang telfon ngegas, sampe kedengar walau gak di loadspeaker.

Jenan yang masih berdiri denger itu sedikit menyeringai baru turun.

Karin sedikit ngejauhin ponselnya dari telinga, “Kalem ah. Dirumah ini barusan nyampe, kenapa?”

Gue kejebak ujan di BK ini ama bocah, disono gak ujan emang?

“Deres.”

Lah keujanan dong elu?

“Iya, tadi nrobos. Yaudah berarti lu pulang jam berapa?”

Gak tau ini makanya gue nelpon. Udah sono lu bersih-bersih buru biar gak masuk angin,” kata Giselle sedikit ngomel.

“Iyaaa, tumben perhatian,” goda Karin.

Idih perasaan selalu. Yaudah gue tutup.”

tweny's unillusion ✓Where stories live. Discover now