17. fotografer baru

2.2K 356 26
                                    

Ada satu hal yang bikin Karin penasaran tentang masalah mereka kemarin. Mereka yang dimaksud disini ya, Giselle, Jenan, dan Karin, yaa... meskipun Giselle gak terlibat secara langsung tapi gak di pungkiri karena cewek itu yang sebenernya dipermasalahin.

Apa yang bikin Karin bertanya-tanya ialah tentang sejak kapan Jenan suka sama Giselle? Dan, masa sih cowok itu beneran suka sama Giselle?

Sore itu selesai kelas, dimana hari itu sudah terhitung seminggu setelah kejadian masalah mereka. Karin yang dapat panggilan untuk kerjaan menyempatkan diri mampir ke salah satu cafe milik seorang yang sudah sejak lama ia kagumi, untuk sekedar menyapa si pemilik yang Karin yakini ada disana.

Begitu Karin masuk, ia memesan milkshake cokelaf favoritnya dari cafe itu, lalu bertanya pada pelayan menanyakan si pemilik cafe.

Gak lama pesanan Karin di proses dan cewek itu memilih duduk menunggu di salah satu kursi yang kosong, namun nihil semua bangku penuh, dan buat naik ke lantai dua rasanya Karin terlalu malas, alhasil dia berdiri saja.

Sampai kemudian atensi seseorang yang duduk sendiri di sudut cafe membuat Karin tersenyum cerah seolah mendapat penyelamat. Gadis itupun berjalan kesana.

“Yogi,” panggil Karin pada seorang itu.

Cowok bertopi yang tengah fokus pada kamera dan beberapa lensa nya yang tergeletak asal begitu saja diatas meja mendongak.

“Lah, Karin!”

Karin tersenyum simpul, “Untung bener, hehe,” katanya.

“Duduk Rin, duduk. Kebetulan banget ketemu,” kata Yogi.

Karin meringis, “Hehe thank u ya, gaada kursi kosong soalnya, capek berdiri nunggu.”

“Astaga, iya-iya, tau gitu gue lebih perhatian tadi.”

Karin senyum simpul aja.

Iya, ini Yogi teman organisasi Giselle, sekaligus teman SMP Karin juga. Mereka gak begitu dekat sih, cuman kan mereka juga 2 tahun sekelas waktu SMP, jadinya tetap ada komunikasi lah dulunya.

Yogi kembali sibuk sama kamera dan lensa-lensa nya, Karin nanya-nanya beberapa hal juga buat menyusun obrolan.

“Lo kuliah dimana, Rin?” tanya Yogi.

“Di sebelah, ya bareng sama Ijel,” jawab Karin.

“Buset dah bareng mulu lu berdua,” lalu Yogi mulai menghitung dengan jemarinya, “10 tahun anjir, 10 tahun ini kayanya lu bareng mulu sama Ijel, ya kalo diitung sampe lulus kuliah ntar.”

Karin ketawa ngangguk-ngangguk, “Aamiin, ya gitudeh. Keterima SBM-nya disini, jadi yaudah.”

“Jurusan apa lu?”

“Teknik PWK.”

Yogi terlihat kagum, “Uwoo sabi nih jadi penerusnya pak Ridwan Kamil,” katanya.

Karin terkekeh, “Lo gimana Gik? Kuliah dimana dan jurusan apa?”

“Gue kampus sebrang, jurusan pertelevisian,” jawab Yogi.

“Wah mantap lah, keren tuh,” timpal Karin balik.

Mereka lanjut ngobrol sampai seorang perempuan mendekat ke meja mereka dan mengagetkan Karin.

“Astaga kak Jiss, kaget!” kata Karin.

Jisu, perempuan itu adalah pacar kakak Karin, pemilik cafe itu dan seseorang yang ingin Karin temui.

“Hehehe, maaf. Daritadi ya? Huhu, maaf kakak lagi telfon klien tadii,” ujar Jisu.

Karin menggeleng, “Enggak lama banget kok Kak, minuman aku aja belum jadi.”

tweny's unillusion ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang