BAGIAN 2

19.3K 4.1K 2.1K
                                    

"Randu, Buruan! Pengap gue ini" -Julian Jonathan, remaja SMA berisik itu mendorong-dorong pantat temannya untuk keluar dari sebuah ruangan tertutup melalui jendela

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Randu, Buruan! Pengap gue ini" -Julian Jonathan, remaja SMA berisik itu mendorong-dorong pantat temannya untuk keluar dari sebuah ruangan tertutup melalui jendela.

Randu Aditya-Selaku korban yang pantatnya terdorong itu hanya bisa pasrah dan mendorong paksa tubuhnya untuk bisa melompat lewat jendela.

"Jul sumpah, pantat gue jangan lo tusuk-tusuk juga dong"

Julian tidak peduli, "ck, cepetan! Telat dikit aja kita bakal diperkios sama om-om, Ran"

"Bentar-bentar. Ini udah mau masuk nih dikit lagi"

Beberapa detik kemudian, Randu berhasil mengeluarkan satu kakinya keluar jendela. Pintu ruangan masih terkunci dari dalam menggunakan kawat. Tidak ada orang yang curiga dari luar. Kesempatan yang bagus untuk Julian dan Randu untuk kabur.

Tapi takdir berkata lain. Baru saja Randu berhasil lolos, dan Julian yang hampir meraih kursi untuk ikut kabur itu harus tertahan karena ketukan paksa yang berasal dari pintu besi dihadapannya.

Julian tersentak. Dia lantas menutup jendela dan berbisik kebawah, "Kabur duluan! Nanti gue nyusul."

Randu melongo untuk beberapa detik. Namun suara bantingan pintu mengembalikan kesadarannya. Para penculik itu sudah kembali dan sekarang masuk keruangan yang ditempati oleh Julian.

Tanpa berpikir panjang, remaja yang sudah berada diluar itu langsung bergegas menepi ke dinding untuk kabur secara diam-diam dan mencari bantuan untuk mengeluarkan Julian.

Di dalam ruangan yang tidak terlalu besar, beberapa kelompok laki-laki berjas hitam memasuki ruangan dengan ekspresi dinginnya. Sebuah pistol masing-masing bertengger di saku kanan. Dari wajahnya saja bisa dilihat; Mereka bukan orang baik.

Julian memposisikan dirinya terduduk ditempat semula dan tidak membuka suara sama sekali. Bahkan tidak ada ekspresi khawatir diwajahnya. Padahal saat ini dia sedang diculik.

Pria yang berdiri paling depan itu melihat ke sekeliling lalu membuka suara, "Mana satu anak lagi?"

Julian memiringkan kepala, "Bukannya tadi om masukin kita bedua di ruangan yang beda ya? Om yang culik kok lupa sih"

Pria tua itu memandang anggotanya disamping dengan wajah bertanya-tanya, "Emang iya?"

Anggota yang lain hanya bertukar tatap dan menggeleng tanda tidak tahu apa-apa.

Melihat sekumpulan orang bodoh dihadapannya ini saling memandang, Julian akhirnya kembali membuka suara, "Jadi ini saya mau dijual om? Gamau minta tebusan ke orang tua saya aja? Untungnya lebih banyak tau"

Pria ditengah-tengah itu berbalik memandangi Julian, "Orang tuamu kaya?"

Julian tampak berpikir, "Hmm.. Kaya sih enggak om. Uang jajan harian saya aja cuma cukup buat beli helicopter"

THE ATHAYA - NOMINWhere stories live. Discover now