BAGIAN 14

12.2K 2.8K 742
                                    

"Selamat datang di Norad

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selamat datang di Norad."

Baru terhitung 3 hari sejak persetujuan Julian tentang bergabung dengan Norad, dan disinilah remaja itu berada sekarang, di ruangan yang entah lantai keberapa perusahaan.

Selama perjalanan keruangan ini, Julian dibawa berkeliling berkali-kali oleh para pengawal. Tujuan nya sudah pasti agar Julian tidak bisa menuju tempat ini seorang diri nantinya. Karena rute acak-acakan yang mustahil diingat.

Bima menduduki kursi utama tepat dihadapan Julian. Sekeliling ruangan diisi oleh beberapa anggota yang mengenakan pakaian formal serba hitam. Wajah mereka bahkan seperti tidak memiliki ekspresi sama sekali.

Julian mencibir berkali-kali karena menurutnya ini terlalu formal. Sangat tidak cocok dengan gaya nya.

"Anda memberitahu siapa saja tentang kerjasama ini?" Tanya salah seorang anggota yang berdiri disamping tempat duduk Julian.

Julian menggeleng, "Only my father."

Anggota itu mengangguk kemudian memberikan beberapa lembar kertas yang diletakkan dihadapan Julian, "Silahkan dibaca surat perjanjiannya. Jika setuju, anda bisa tanda tangan disini."

Julian menghela nafas dan hanya membolak-balik kertas itu tanpa membaca sama sekali. Pena diambil dan Julian langsung tanda tangan tanpa mengucapkan kata-kata tambahan.

Seisi ruangan pastinya langsung menatap Julian heran. Terutama Bima yang langsung menaikkan alisnya. Bukan perkara mudah menandatangani surat perjanjian dengan seorang anggota Mafia. Tapi Julian menyetujui semuanya tanpa berpikir, bahkan tanpa dibaca.

Anggota disampingnya mengambil kertas yang sudah ditanda tangani lalu berjalan ke sisi ruangan tepat dihadapan monitor yang memperlihatkan sistem organisasi perusahaan.

Satu persatu dijelaskan tapi tidak sekalipun Julian menunjukan ekspresi terkejut atau bahkan pertanyaan. Padahal sistem yang ditunjukkan cukup tidak bisa dibilang normal jika dipandang dengan sisi kemanusiaan.

"Anda menerima pelatihan selama 1 minggu sebelum target pertama."

Kali ini akhirnya Julian mengeluarkan raut bingung, "Target? Maksudnya?"

Tidak ada yang menjawab. Julian beralih menatap Bima meminta penjelasan.

"You have to kill someone." Jawabnya.

Julian memiringkan kepala antara bingung dan terkejut. "Why? Bukannya ini cuma pelatihan ya? Pelatihan perlindungan diri kan? Kok sampe harus bunuh orang?" Pertanyaan bertubi-tubi dikeluarkan.

Bima tersenyum singkat, "Itulah pentingnya membaca surat perjanjian sebelum tanda tangan."

'Shit' Julian mengumpat dalam hati.

"Ini target pertamamu." Ucap salah seorang anggota sembari memberikan satu lembar kertas berisi data diri seseorang kepada Julian.

"Siapa- WHAT THE FUCK?! WAKIL PRESIDEN ITALIA?" Julian melotot dan langsung berdiri dari duduknya.

THE ATHAYA - NOMINWhere stories live. Discover now