BAGIAN 5

16.4K 3.7K 2K
                                    

Gedung itu terbakar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gedung itu terbakar.

Beberapa anggota berlarian keluar gedung sambil membopong beberapa anggota lain yang terluka akibat gencatan senjata yang baru saja terjadi.

Bima menunggu disamping mobil sport hitam mewah miliknya dengan tatapan kosong. Pikirannya masih kalut.

Bayangan seorang remaja laki-laki yang menatapnya ditengah kabut asap beberapa saat yang lalu masih membekas diingatan. Remaja itu masih didalam bangunan entah apa tujuannya. Sedangkan Bima keluar lebih dulu karena merasa terkejut.

Remaja itu begitu mirip dengan seseorang yang selama berbulan-bulan terakhir ini hadir dalam mimpinya.

Beberapa menit berdiri, Remaja yang dari tadi mengganggu pikirannya itu akhirnya keluar dengan wajah penuh debu. Jantung serasa berdetak lebih banyak dari biasanya seiring dengan semakin dekat sosok itu berjalan.

Julian Nararya Jonathan.

Putra tunggal keluarga Jonathan itu berjalan sambil menunduk membersihkan lengan bajunya yang kotor karena debu. Bibirnya mengerucut sambil mencibir tanpa suara.

Setelah beberapa meter lebih dekat. Julian mendongak. Matanya berhadapan langsung dengan Bima yang masih diam mematung memperhatikan apapun yang dilakukan oleh Julian.

Mereka sangat mirip.

Julian memberikan senyuman lebar dan merentangkan tangannya sambil berlari.

Bahkan sorot matanya benar-benar sama.

Bima tertarik untuk mengangkat sedikit tangannya menerima sambutan itu entah apa yang dipikirkan.

Namun baru saja tangan itu terangkat, Julian berlari melalui Bima dan malah berakhir memeluk mobil mewah yang terparkir tepat dibelakang pria itu.

Tapi ternyata sifat mereka bertolak belakang.

Julian histeris, "MY DREAM CAR!!!!"

Bima berbalik dan menatap bingung remaja yang sedang menempel disamping mobilnya sambil menempelkan sebelah pipinya dikaca mobil.

Benar-benar kekanak-kanakan.

Bima berdehem dan memberanikan diri memanggil, "Julian.."

Julian menoleh dengan sorotan mata tanpa melepaskan pelukannya pada mobil Bima. "Ya?..."

Bima menjeda ucapannya, "Kamu gak kenal saya?"

"Bima Putra Athaya kan? Kenal kok. Temennya Papa."

Bima akhirnya hanya bisa menghembuskan nafas kasar sambil mengangguk. Rupanya Julian bukan orang yang dia cari. Mereka hanya mirip.

___

Pemandangan diluar kaca mobil terasa begitu menarik malam ini. Julian memperhatikan setiap bangunan yang ia lewati sambil tak henti-hentinya tersenyum. Rasanya sudah lama sekali Julian tidak keluar untuk berjalan-jalan ditengah padatnya perkotaan.

THE ATHAYA - NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang