Bagian 10

64 14 6
                                    

Hari ini aku berada di sekolah untuk melaksanakan technical meeting bersama para ketua kelas untuk membahas rundown acara Porsda yang akan dilaksanakan ke esokannya. Technical meeting ini dilaksanakan supaya saat pembukaan tidak terjadi kesalahan ataupun mis komunikasi antar tiap kelas.

Aku yang menjabat sebagai sekretaris OSIS sudah sibuk kesana kemari untuk membuat daftar hadir dan mengedit serta mencetak print nan rundown acara.

Mendadak sekali acara TM ini. Aku yang baru kemarin datang dari Sidoarjo dan kabar tersebut baru datang padaku malam hari sekitar jam 10. Kalo tidak mendadak memang tidak seru ya hehe.

Dari kejauhan mataku menangkap seorang lelaki dengan pakaian yang kelewat santai itu --hanya mengenakan kaos hitam polos, celana pendek dan topi hitam-- sedang menatap kearahku. Aku tersenyum, sambil mengangguk sedikit. Dia kak Calvin. Aku baru sadar dia kan ketua kelas, jadi pasti hadir.

Para ketua kelas baru berkumpul seluruhnya jam 08:30 padahal seharusnya acara dimulai jam 8. Memang ya nampaknya budaya ngaret sudah mendarah daging.

Acara dilaksanakan di dalam aula, anggota inti OSIS berada di depan untuk memimpin acara. Sedangkan aku berkeliling dalam aula untuk meminta tanda tangan para ketua kelas, sebagai bukti hadir.

"Tanda tangan sesuai kelas ya kak, terus tulis nama lengkapnya kakak" perintahku dengan nada sopan pada setiap ketua kelas. Ini deretan ketua kelas terakhir yang aku datangi, ada kak Calvin disana dan tadi aku bicara hal yang sama padanya.

Dia mengangguk menanggapiku, lalu lekas memubuhkan tanda tangan dan namanya.

"Sudah" katanya, lalu ia menyerahkan daftar hadir tersebut padaku.

"Terima kasih" ucapku.

Na'as kejadian yang tak diharapkan dan memalukan terjadi padaku. Aku tidak sengaja menginjak rok ku yang panjangnya menyentuh tanah. Dan itu lantas saja membuatku tak seimbang sehingga hampir jatuh. Namun sebuah tangan reflek mengapit lenganku, menahan tubuhku agar tidak jatuh. Tangan berotot seorang Calvin Antares.

"Hati-hati, kalo capek gantian sama yang lain kerjanya" berucap dengan pelan, lalu melepas lenganku. Aku berterima kasih atas kebaikannya dan menggerutu disaat bersamaan karena detak jantung ku yang tiba-tiba menjadi cepat akibat dari perlakuan kak Calvin.

©©©

Setelah 2 jam technical meeting berakhir. Banyak sekali yang harus dibenahi, apalagi masih ada pro kontra tentang tema Porsda padahal rundown acara tersebut sudah menjadi keputusan bersama dan sudah disetujui oleh kepala sekolah.

Sangat menguras tenaga.

Aku memilih keluar untuk membeli roti dan susu sekedar mengisi perut yang sudah meronta dari tadi.

"Loh kak Ical belum pulang" sapaku pada lelaki yang berdiri di samping motornya.

"Panggil yang bener" koreksinya.

"Hehe, lucu kak. Btw tadi makasih ya, malu gue kalo sampe jatuh" ucapku mengingat kejadian di dalam aula.

"Iya, mangkanya jalan yang bener bocil" ledeknya padaku.

"Ya ya ya terserah, gue beli beli dulu"

Di toko aku kepikiran untuk memberikan sesuatu pada kak Calvin. Hitung-hitung sebagai ucapan terima kasih. Kayaknya ucapan terima kasih dan modus tidak jauh berbeda ya. Aku membeli 3 susu sekaligus rasa vanila, coklat dan pisang tak lupa juga roti.

Hei, Calvin AntaresWhere stories live. Discover now