Bagian 8

76 14 0
                                    

Baru setengah 6 pagi dan aku sudah nangkring di depan pintu bertuliskan 501. Aku di tugaskan untuk memanggil dua orang lelaki yang merupakan kakak kelasku untuk kembali belajar. Perlu diketahui ini sudah menjadi kesepakatan bersama tadi malam. Mereka minta aku untuk membangunkan langsung di depan kamar.

Sudah hampir 5 menit aku berdiri di depan kamar ini, sedangkan di dalam nampak masih sunyi hanya tadi ada suara kak Ayen yang menyuruhku untuk menunggu sebentar.

Tak lama kemudian pintu terbuka, menampilkan seorang lelaki dengan baju batik coklat serta sarung, tangannya sibuk merapikan rambut dengan wax.

Oh ya tuhan....nikmatmu pagi ini sungguh indah.

Iya, itu kak Calvin.

Lalu disusul kak Ayen di belakang punggungnya yang sudah rapi dengan baju kaos dan celana jeans panjang.

"Udah sholat ?" Tanyaku pada keduanya. Lantas keduanya hanya mengangguk.

"Yaudah ayo belajar, tapi kita tunggu Bu Laili dulu masih di kamar beliau" ucapku lagi.

"Belajar duluan aja kita, kan ada link yang dikasih bu Laili. Ayo lo masuk aja kedalem" ajak kak Ayen padaku.

"Heh gue cewek sendiri anjrit kak" aku langsung menutup mulutku karena tak sengaja mengumpat.

"Gak bakal di apa-apain juga"

"Iya Yen udah jangan njir. Lo tunggu lagi disini aja gue mau ganti baju dan sarung dulu" kata kak Calvin. Lalu keduanya langsung kembali menutup pintu membiarkanku mematung di depan.

🐺🐺🐺

Pagi ini kita belajar di lobby hotel dengan pemandangan luar yang langsung mengarah ke jalan raya yang mulai ramai.

Kali terakhir kita belajar, karena nanti merupakan waktu untuk tim ku berjuang. Aku duduk di tengah-tengah kak Calvin dan kak Ayen. Mencoba jadi juru bicara sesuai peranku. Sedangkan bu Laili berada di sebrang meja kami melontarkan pertanyaan-pertanyaan dari yang gampang sampai yang susah.

Setelah sesi belajar selesai. Kita semua beranjak untuk sarapan bersama para peserta lomba lainnya.

Aku mengambil berbagai macam makanan yang aku mau disana terutama jenis dessert, karena aku tipe orang sweet food maniac. Tidak ada kata jaim untuk masalah perut.

"Makan yang banyak dek, ambil semua yang mau biar gak nyesel awokwowk" ucap kak Ayen sambil menyendok nasi kuning di piringnya. Tadi setelah makan pasta ia mengambil nasi kuning. Kak Calvin pun begitu, tadi waktu selesai belajar dia bergumam lapar.

"Itu salad ? Kok pink ya ?" kak Calvin yang duduk di depanku tiba-tiba membuka pertanyaan. Maksud pink itu warna mayonaise yang ada di salad.

"Biar menarik kali kak, tapi enak sih gue suka. Mau ?" Tawarku padanya, dia mengangguk kecil. Lalu aku memberikan beberapa potong buah dan mayonaisenya pada mangkok kecil bekas dessert.

Dia mencoba salad yang kuberikan, sedangkan aku memerhatikan apa yang dia lakukan "Ewh kok gini rasanya, pink pink nya gak enak kayak mayonaise" dia langsung meminum jus mangganya.

"Lah emang mayonaise Vin, namanya juga salad. Mangkanya gue gak ngambil" kata kak Ayen menanggapi.

"Makan lo aja dah gue gak suka mayonaise" dia menyodorkan mangkuknya padaku. Aku cuman bisa tertawa melihat ekspresi mukanya yang tak seperti biasanya. Ekspresi seorang Calvin Antares tak luput dari datar dan tadi ekspresinya  benar-benar lucu.

"Yuk, kalo sudah makan kita ganti baju siap siap masuk aula" interupsi dari bu Laili yang dari tadi sepertinya  tertawa dengan perilaku murid muridnya ini.

Hei, Calvin AntaresWhere stories live. Discover now