Bagian 14

41 9 0
                                    

Minal Aidzin Wal Faidzin semuanya, Eid Mubarak ya 🌃🌻
Tolong dimaafkan ya kesalahan-kesalahan yang mungkin pernah aku perbuat baik dari tindakan ataupun kata-kata :).

Terima kasih


Enjoy reading ✨

kali ini aku akan menghabiskan waktu untuk bermain bersama sahabatku yang sudah dari SMP.

Seperti ini biar ku beri tau lebih dulu aku punya 3 sahabat dari semenjak masa SMP satu cewek yang sekarang sedang bersekolah di SMK Ke-farmasian, satu cowok sekolah di SMANSA dan satu cowok lagi satu sekolah denganku. Nah di masa SMA kali ini aku punya sahabat juga namanya Fitri yang kalian tau.

Dan sekarang aku akan bermain di rumah sahabat cowokku yang bersekolah di SMANSA, Haris Januar namanya. Haris ini orangnya ganteng banget pokoknya pujaan semua cewek dari banyak kalangan lah dan pasti dia banyak ceweknya. Haris nih pintar dibidang non akademiknya, dia sering menang lomba dance, basket, futsal banyak deh.

Aku minta agar dijemput oleh sahabat cowokku yang satunya, Jinendra atau yang akrab dipanggil Aji biar gak ribet. Aji ini ganteng sih sebenarnya tapi sifatnya itu looh bobrok, jahil, banyak tingkah yang buat otomatis cewek-cewek mikir dua kali buat jadian sama dia. Tapi dilain sisi Aji tuh mood booster banget paling bisa dah jadi penghibur duka lara. Aji akan tiba-tiba jadi soft banget kalo temennya ada yang sedih.

Ada yang berminat sama dua sahabat cowokku ini ?

Oh iya, kalo sahabat cewekku entah yang sekolah kefarmasian ataupun yang sekarang, keduanya itu sama-sama aliiiiiiim banget. Paling pengertian, mereka orang yang bersedia ngasih pelukan buat nguatin orang lain.

"Assalamualaikum neng, Aa Aji sudah sampai untuk menjemput" ini Aji dengan senyum tanpa dosanya berdiri di hadapanku yang udah nunggu dia hampir 1 jam lamanya. Bilangnya sih udah otw eh ternyata baru otw bangun dari kasur.

Acara main hari ini temanku yang perempuan tidak bisa ikut karena ada praktik meracik puyer katanya. Oleh karena itu, aku meminta Aji untuk menjemputku.

"Lama bangeeeet siiiih" tanganku terulur untuk menggeplak kepala Aji yang masih dengan helm bogonya, sakit tanganku setelahnya.

"Ngamok terooos cepet tua" ujarnya yang langsung kubalas dengan mendelik tajam.

Agar tidak membuang waktu lebih banyak lagi lekaslah aku naik di jok belakang motor vespa Aji, bergegas menuju rumah Haris yang akan ditempuh selama ±30 menit.

Selama perjalanan menuju rumah Haris tidak ada kata sunyi, senyap maupun diam diantara aku dan Aji. Aku yang lumayan cerewet ditambah Aji yang super cerewet juga cukup menjadi perpaduan yang begitu klop sampai-sampai para pengendara motor lain menatap kearah kami.

Semua hal kami bicarakan. Mulai dari  teman Aji yang gak sengaja kentut pas pelajaran, guru matematika kita yang sangat galak, makanan kantin yang tambah hari tambah mahal, banyak pokoknya deh.

30 menit tak terasa. Aku dan Aji sampai di rumah Haris dengan selamat.

Tintiiin....tintiin....

Bukannya mengucap salam, Aji malah membunyikan klakson motornya. Biadab memang.

"Assalamualaikum Ayiiiss..." Teriakku di depan gerbang rumah Haris.

Haris berlari menuju gerbang untuk membukakannya "Lama njir" dengusnya.

"Salahkan Aji" ucapku sambil nyelonong masuk, lalu duduk di teras rumah Haris beralaskan tikar yang sudah disiapkan.

Hei, Calvin AntaresWhere stories live. Discover now