Bagian 19

36 7 0
                                    

Sekolah sudah masuk dari seminggu yang lalu. Begitupun untuk kegiatan ekskul sudah berjalan sebagaimana mestinya.

Aku yang memang banyak mengikuti kegiatan ekskul kembali sibuk lagi, hampir tiap pulang sekolah selalu saja mampir untuk datang ekskul.

Sebagai anggota baru ekskul KIR (Karya Ilmiah Remaja) -sama seperti jurnalistik- aku mendapat tugas pertamaku yaitu dalam pembuatan majalah sekolah. Aku mendapat dua tugas sekaligus, membuat cerpen dan satu tugas mewawancarai siswa juara lomba sosiologi yang artinya aku akan mewawancarai Calvin Antares dan Trisno Ayen.

Aku sendiri yang memilih untuk tugas wawancara itu, karena ya aku sudah kenal dengan mereka. Daripada harus mewawancarai orang lain yang tidak kukenal, lebih baik mereka kan. Bisa modus juga, sekalian ketemu Kak Calvin hehe.

Btw, aku pindah kelas, tidak lagi sama Fitria di X MIPA 1. Kini aku berada di kelas akselerasi bersama 11 anak pilihan yang lainnya. 5 anak dari masing-masing kelas MIPA, 5 anak IPS dan 1 anak Bahasa. Jujur aku minder bersama 11 orang ini, mereka semua pandai, kompeten dan sangat ambisius.

Aku berada di luar kelas bersama Esa, sedang menunggu guru pengajar datang. Kalau tidak segera datang aku dan Esa akan menjemput, karena kita adalah ketua kelas dan aku wakilnya.

Perkenalkan Ketua kelas berwajah rupawan nan adem kayak ubin masjid Mahesa Adshkan Al-Aqsa panggil saja Esa

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Perkenalkan Ketua kelas berwajah rupawan nan adem kayak ubin masjid Mahesa Adshkan Al-Aqsa panggil saja Esa.

"Woy bedok kok di sini ?" itu suara Kak Ino.

"Kelas baru gue di sini" jawabku. Dari arah belakang gerombolan siswa kelas 12 IPS 2 -kelas Kak Ino- berdatangan. Ada Kak Calvin juga.

Kak Ino tampak bingung lalu ia mengintip ke kelas baruku yang hanya berisi 9 murid di dalamnya.

"Halo Kak Calvin, nanti jadi kan ya gue mau wawancara sebentar" ucapku sekedar mengingatkannya. Dari tadi dia cuman diam di samping Kak Ino, sedangkan temannya yang lain sudah masuk kedalam lab komputer di sebelah kelasku.

Kak Calvin mengangguk setuju "oke, habis sholat dhuhur" jawabnya. Aku tersenyum sebagai jawaban.

Guru matematika yang akan mengajar kelasku datang, beliau menginterupsi kegiatanku bersama kakak kelas ini.

"Loh masih di sini toh nak, ayuk masuk ya" aku dan Esa mengambil tangan guru matematika tersebut lalu menyaliminya. Begitupun dengan Kak Ino dan Kak Calvin yang melakukan hal sama.

Kak Ino yang memang orangnya sangat supel bertanya pada guruku itu "Lah ini kelas apa Pak, sedikit ya muridnya" tanyanya.

Guruku tersenyum, beliau guru yang terkenal bisa bergaul dengan muridnya "Ini kelasnya anak-anak pinter, calon-calon lulus dua tahun" katanya menyombongkan teman-temanku. Aku tidak pintar ini kayaknya hanya kebetulan saja masuk kelas akselerasi.

Hei, Calvin AntaresDonde viven las historias. Descúbrelo ahora