Bagian 15

39 10 0
                                    

Minggu pagi merupakan hari tenang untukku yang biasanya dari senin-sabtu selalu ada kegiatan yang menguras tenaga.

Di Minggu pagi pula sebisa mungkin aku memanjakan diri atau sebutan kekiniannya yaitu self quality time. Aku akan memanjakan diri entah dengan membuat kue, maskeran, membuat puisi, baca novel, berkebun ataupun sekedar hibernasi di atas kasur.

Aku sudah merencanakan untuk membaca buku di atas kasur, bahkan aku sudah menyiapkan beberapa snack yang kubeli jauh-jauh hari.

Namun, segala rencana yang kubuat harus pupus 10 menit yang lalu setelah aku menerima sebuah notif di WhatsApp dari Kak Calvin. Aku pikir seorang Calvin Antares bukanlah orang yang aneh seperti Aji dan bukan pula orang yang semaunya seperti Haris. Tapi ternyata dia pun bisa menjadi random seperti saat ini yang tiba-tiba menanyakan letak rumahku hingga menyuruhku untuk sharelock.

Sudah kutanyakan juga apa maunya menanyakan letak rumahku namun dia tak jua menjawab pertanyaanku dan membiarkanku penasaran setengah mati.

Dari luar rumah ku dengar ada suara sepeda motor yang baru saja berhenti. Cepat-cepat aku menuju keluar rumah untuk memastikan apakah yang datang adalah orang yang kutunggu. Ternyata benar, di sana Calvin Antares yang masih duduk di atas jok motornya tersenyum kecil kearahku.

"Assalamualaikum" salamnya saat sampai di hadapanku.

"Wa'alaikumsalam" jawabku.

Aku mengiringnya untuk masuk kedalam, namun dia enggan untuk masuk dan memilih untuk duduk di teras rumah saja.

"Kak ada perlu sama gue sampe kesini segala ?" tanyaku setelah aku menyuguhkan secangkir teh dan beberapa kue untuknya.

Dia memfokuskan atensinya padaku "Ayo keluar" ajaknya.

Aku bingung ini ajakan atau bagaimana ya ?
"Ini sudah di luar kan ?"

Dia menghela nafas panjang, lalu menjawab"Maksud dari keluar itu jalan-jalan loh naik motor kemana gitu....."

Aku mengangguk mengerti "sekarang ?" tanyaku dengan polosnya. 

"Ya iya" jawabnya.

"Sebentar ambil helm dulu, kuenya dimakan jangan dianggurin aja" aku langsung berlari ke kamar ku untuk mengambil helm dan tak lupa juga menyambar jaket jeans berwarna navy.

"Siap" teriakku yang masih di ambang pintu yang membuat Kak Calvin sedikit tersentak.

"Cepet amat. Udah pamitan sama ortu lo ?" Tanyanya yang sedang makan kue yang kusuguhkan tadi. 

Aku yang lupa untuk pamitan sebelumnya cuman bisa tersenyum kikuk lalu menggeleng.

"Pamitan dulu, sekalian gue mau ijin nyulik lo" Katanya. Kupikir dia hanya bercanda dengan perkataannya hingga aku hanya tertawa kecil menanggapi.

"Looh adek...ada siapa kok gak di bawa masuk ?" ini mamaku yang tiba-tiba sudah ada di ambang pintu, menatap ramah pada ku dan Kak Calvin. Mungkin tadi mama melihat ku pas ngambil helm jadi dia keluar karena aku tidak pamitan.

"Assalamualaikum Tante, saya Calvin" Kak Calvin beranjak dari duduknya untuk menyalimi mamaku sekaligus memperkenalkan diri. Entah kenapa aku panik sendiri takut ditanyai macam-macam nanti sama keluargaku, kan Kak Calvin baru pertama kali kesini.

"Kakak kelas ku Ma, yang se tim sama aku pas lomba Pancasila" terangku agar tidak ada salah paham.

"Oalah yang adek ceritain itu, Calvin kan ya...Makasih ya Calvin udah jagain anak tante pas di Sidoarjo" ucap mamaku. Aku memukul kecil lengan mama karena membocorkan rahasiaku yang satu itu.

Hei, Calvin AntaresWhere stories live. Discover now