Bagian 1

541 28 1
                                    

Baru lima bulan lebih aku memasuki masa abu-abu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baru lima bulan lebih aku memasuki masa abu-abu. Masa yang katanya penuh warna warni asik macam pelangi.

Aku masuk di salah satu SMA favorit --katanya-- di kotaku. Aku bertekad dimasa abu-abu ini aku harus aktif, dalam artian banyak mengikuti kegiatan. Dan terbukti aku mengikuti beberapa ekskul diantaranya Pramuka, PMR, Kelas menulis, tari dan yang paling sibuk yaitu OSIS.

Yeah basic sekali. Tapi berkat banyaknya kegiatan yang aku ikuti aku lumayan banyak dikenal dan akrab dengan kakak kelas.

Pagi ini entah mengapa aku ditarik untuk menjaga gerbang oleh guru pembina OSIS di sekolahku. Katanya sih untuk membantu memeriksa kelengkapan atribut yang dipakai siswa/i. Bukan hanya aku kok tapi salah satu sahabatku juga yang harus berjaga.

Hari itu manik mataku menangkap seseorang.

Seseorang yang amat menarik perhatianku.

dia memiliki proporsi tubuh yang cukup sempurna. Hanya saja jika dibandingkan dengan para siswa lelaki di sekolahku dia termasuk kurang tinggi (pendek), namun jika dibandingkan dengan tinggiku yang hanya mencapai batas bawah bibirnya yaaaa dia tinggi.

Rahang yang tegas, dada bidang, hidung yang tak terlalu mancung dan dia memiliki kulit sawo matang namun lebih hitam sedikit.

Kaki dengan langkah tegas terus melangkah seraya tangannya sibuk menata rambut hitam yang sudah agak panjang itu.

Aku meperhatikannya terus karena ya dia benar-benar menarik eksistensiku. Sampai tanpa sadar dia berada di depanku.

"Heh OSIS, gue lengkap semua ini cuman rambut aja agak panjang, style gue dah gini. Bolehin masuk yaa"

Tanpa sadar juga aku mengangguk seperti terkena sihir.

Kulihat dia menyeringai sedikit, oh tidak itu sungguh memikat. Seakan ia tahu tidak ada yang bisa menolak seringainya itu. DAN MEMANG IYA, AKU BUKTINYAAA.

siapapun tolong aku.....

Mataku tak henti terus memandangi langkah tegasnya sampai dia naik ke atas tangga terdekat, bagian kelas 12.

Ooh, kakak kelas ternyata....

Saat dia sudah tidak terlihat dipandanganku,  sahabatku yang ikut berjaga pun menghampiriku.

"Weh tadi rambutnya agak panjang tuh, gak lu tahan dulu malah langsung disetujuin masuk. Untung aja pak Jali sibuk sama yang lain, ketauan mampus lu" ucap Fitri sahabat yang baru kutemui pas masa SMA ini.

Aku mengernyit melas "Sungkan bege kakel, mana bisa gue ngehalangin, mana ganteng pula" 

Fitri hanya merotasikan bola mata "nemmu aja lo kalo yang ganteng-ganteng"

Aku cuman tersenyum sambil mengingat wajahnya dengan rambut jambulnya itu

"Ganteng ya" celetukku, tapi sepertinya Fitri tidak mendengarnya.

Itu awal mula aku bertemu dengannya. Lelaki yang semaunya sendiri dengan seringai yang memikat.

Aku kagum padanya.
.
.
.

Hei kak, sihir apa yang kamu pakai sampai aku kepikiran seperti ini ?

Hei, Calvin AntaresWhere stories live. Discover now