Bagian 13

49 10 4
                                    

Pernah tidak kalian tiba-tiba diajak oleh seseorang namun tanpa sepertujuan kalian sendiri ?. Seperti aku sekarang yang tengah duduk di atas sepeda motor sambil membawa beberapa paralon dan dus yang berisikan beberapa cat. Sepeda motor dikemudikan oleh oknum yang tiba-tiba menarik tanganku tanpa persetujuanku untuk ikut dengannya.

Tersangka tersebut adalah adalah kakak kelasku yang sangat random yaitu Kirino alias Kak Ino.

Padahal rencana awalku adalah mengantar ibuku untuk mengambil rapot di sekolah. Setelah ibu ku masuk ke ruang kelas aku berniat untuk menunggu sambil jajan. Eh, ternyata malah ditarik sama Kak Ino.

"Hehe" Kak Ino hanya menunjukkan cengirannya melihatku membawa paralon dan dus cat sedangkan dia mendorong motornya untuk diparkirkan di dalam sekolah.

Aku memutar bola mata malas lalu mencibir "ketawa lu, hilih bayar pokoknya" ucapku sambil mendelik.

"Baik deh kamu tuh" ucapnya dengan nada centil.

Dari arah depan Kak Calvin tampak berjalan menuju arah ku dan Kak Ino berada.

Belum saja dia sampai aku sudah deg deg an tak karuan. Salah tingkah banget nih.

"Ngapain lo ?" Tanyanya dengan nada yang tidak bersahabat saat sudah sampai di depan ku dan Kak Ino. Entahlah pertanyaan itu ditujukan pada siapa.

Kak Ino lalu menjawab "Bawa barang kelas" lalu menunjuk dengan dagunya pada barang-barang yang tengah ku bawa.

"Biar gue yang bawa" dia mengambil alih barang yang ku bawa.

Aku mengangguk membiarkan Kak Calvin mengambil alih barang bawaanku.

"Dah ya Kak Ino gue mau ngecek takutnya mama dah selesai ambil rapot" pamitku.

Kak Ino mengangguk menyetujui. Mengucapkan terima kasih padaku sambil tersenyum manis. Tapi semanis apapun senyum Kak Ino tadi, masih kalah manis sama senyum lelaki yang ada di samping Kak Ino yang saat ini entah kenapa menampilkan wajah masam.

"Senyum lu anjir sok iye" kata Kak Calvin pada Kak Ino yang masih bisa ku dengar setelah aku berjalan menjauhi mereka.

©©©©

Sudah 20 menit aku menunggu mama di depan kelas saat awal aku mengantarnya untuk mengambil rapotku. Namun nihil tidak ada tanda-tanda beliau keluar hingga orang tua murid terakhir meninggalkan kelas.

Jelaslah hal itu menimbulkan kebingungan untukku. Pasalnya tadi saat ditarik paksa untuk ikut Kak Ino aku tidak mengabari mama.

"Loh nak, masih di sini ?" Wali kelasku yang baru keluar dari kelas menyapaku.

Aku mengambil tangan kanannya untuk disalimi sebagai tanda hormat dan sopan santunku.

"Nunggu mama, tapi kok ndak ada ya bu"

"Sudah keluar tadi, coba ditelfon saja. Oh iya sekedar informasi, kamu ibu masukkan di kelas khusus akselarasi ya karena nilaimu yang paling tinggi di kelas" ucap wali kelasku.

"Wah... terima kasih bu" aku tersenyum bangga mendengar informasi dari wali kelasku tersebut.

"Yasudah ibu lanjut lagi ya"

"Baik bu" sekali lagi aku salim pada beliau.

Setelah wali kelasku tersebut pergi, langsung saja aku membuka ponsel yang dari tadi tak ku sentuh dalam kantong celanaku. Ternyata ada telfon dari mama dan beberapa pesan yang menyampaikan bahwa mama ikut pergi bersama temannya.

Hei, Calvin AntaresWhere stories live. Discover now