E - 15

2.5K 259 18
                                    

"Jiminie"

Jimin menolehkan kepalanya ke arah pintu belakang rumahnya begitu suara ibunya berseru memanggil dirinya. Iapun beranjak bangun dari kursi dan menghampiri ibunya.

"Ada apa bu? Apa seoyoon terbangun?" Tanya jimin begitu sudah berhadapan dengan ibunya.

Minyoung menggelengkan kepalanya "tidak sayang dia masih tidur, ibu kesini ingin memberitahumu kalau asistenmu dan seorang pemuda datang" katanya.

"Ah ternyata mereka sudah sampai, kalau begitu aku akan menemui mereka lebih dulu ya bu" ucap jimin tapi sebelum itu minyoung menahan tangan jimin, menghadapkan tubuh putri kearahnya lalu menakup wajahnya terlebih dahulu.

"Nah sudah, wajahmu sudah jauh lebih baik sekarang" ucap minyoung, barusan ia menyeka sisa dari jejak air matanya dan merapihkan rambut putrinya itu.

Jimin meringis pelan saat ia menyadarinya "terima kasih bu" ucapnya setelah mendapat anggukan kepala dari ibunya diapun melangkah masuk kedalam rumah.

Wendy dan jaehyun beranjak bangun lalu membungkukan tubuh mereka ketika menyadari kedatangan jimin dari arah belakang. Jiminpun ikut membungkuk kemudian mempersilahkan keduanya untuk kembali duduk.

Sebelum mengatakan sesuatu jimin menunjuk pemuda yang duduk di samping asisten pribadinya. Wendy yang mengertipun tersenyum.

"Dia teman saya hwejangnim, jung jaehyun" wendy memperkenalkannya.

"Eoh! Annyeonghaseyo" jimin menyapanya lebih dahulu seraya tersenyum ramah.

"Ne, annyeonghaseyo hwejangnim" jawab jaehyun yang diangguki oleh jimin. Lalu jimin beralih lagi pada wendy, jaehyun tersenyum kecil setelah memperhatikan jimin beberapa saat.

Selama jimin dan wendy berbincang mengenai pekerjaan keduanya jaehyun hanya diam dengan mata yang memperhatikan sekeliling rumah milik atasan wendy ini. Hingga netranya menangkap sosok anak perempuan yang berjalan turun dari tangga dan mendekati mereka sambil mengucek matanya.

Menggemaskan sekali. Pikir jaehyun. Omong-omong dia suka sekali anak kecil.

"Mommy!" Suara serak khas bangun tidur itu mengalihkan perhatian sang ibu yang sedang berbicara bersama asistennya. Keduanyapun menghentikannya lebih dulu. Jimin beranjak mendekati seoyoon dan membawanya dalam gendongannya kemudian kembali duduk dengan seoyoon yang ada dipangkuannya.

Jaehyun terus memperhatikan seoyoon yang terus mengusakkan wajahnya dileher jimin, anak perempuan itu menarik semua perhatiannya.

"Sebelumnya aku minta maaf, hwejangnim apa dia putrimu?" Tanya jaehyun, meskipun ia sudah tau dengan anak perempuan itu memanggil sebutan itu pada jimin hanya ingin memastikan saja.

"Ya, jaehyun-ssi dia putriku" jawab jimin yang diangguki oleh jaehyun.

"Putri anda sangat manis dan cantik hwejangnim, persis seperti anda" pujinya. Jimin hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Lain halnya dengan wendy yang segera menyikut perut sahabatnya.

"Maaf ya hwejangnim atas kelancangan teman saya" ucap wendy tak enak hati. Namun jimin hanya bersikap biasa saja. Ia sudah sering kali mendengar hal itu dari banyak orang jadi ia tak mempermasalahkannya sedikitpun.

"Bukan masalah, kau bisa lanjutkan lagi tentang permintaan tambahan dari nyonya choi" ujar jimin, namun wendy lebih dulu menggeleng.

"Sudah hwejangnim, permintaannya hanya sebatas itu" wendy menatap seoyoon sebentar "sepertinya saya akan pamit sekarang" sambungnya.

Jimin tersenyum seraya mengangguk "baiklah, kalau begitu sampai jumpa besok diboutique" ucap jimin.

"Maaf ya karena aku tidak bisa mengantar kalian kedepan aku harus membawa putriku kembali ke kamarnya"

EQUANIMITY Where stories live. Discover now