E - 41

1.7K 190 39
                                    


"Ohoooo, annyeong ssaeki" sapa wendy dengan umpatan begitu menyadari kedatangan jaehyun dari arah pintu masuk.

"Ck, mulutmu itu tidak bisakah difilter?" Tanya jaehyun seraya berdecak. Meskipun bukan sesuatu yang mengejutkan bagaimana sahabat karibnya mengeluarkan umpatan.

"Setidaknya jawab sapaanku, kau ini masih menganggapku sahabatmu atau bukan sih?" Protes wendy dengan nada kesal

Jaehyun menunjukan raut wajahnya yang menjengkelkan kearah wendy kemudian mengangkat satu alisnya "annyeonghaeyo sayanggku" ucapnya namun setelah itu raut wajahnya berubah datar.

Wendy bergidik ngeri mendengar jawaban diluar dugaanya "Demi tuhan, aku ingin sekali muntah mendengarnya" ucapnya mengundang gelak tawa dari celah bibir jaehyun.

"Wajahmu lucu sekali" ucap jaehyun masih terus tertawa.

Wendy berdecak kesal "kok bisa sih aku mau sahabatan sama manusia gila kaya kamu ini?" Ucapnya tak habis pikir

"Ya karena kau sama gilanya sama aku" jawab jaehyun.

Meskipun jawaban jaehyun terdengar sangat menyebalkan wendy tetap mengangguk karena apa yang jaehyun katakan ada benarnya.

"Ya ya yasudahlah, kau kesini untuk menjemput hwejangnim kan?" Tanya wendy mengalihkan topik yang menurutnya aneh tadi. Jaehyun mengangguk membenarkan.

"Apa dia sudah selesai?" Jaehyun balik bertanya

"Ya, jam kerjanya sudah lewat kau bisa masuk" ucap wendy.

"Kalau begitu aku masuk dulu, sampai nanti sayangku"

Bugh

Bersamaan dengan kalimat jaehyun saat itu pula satu tendangan keras wendy layangkan dipantat pria tampan itu hingga jaehyun mengaduh.

"Aww, sial keras sekali kau menendangnya" ucap jaehyun seraya mengusap pantatnya yang terasa panas akibat tendangan wendy yang tak main-main dan cukup keras untuk ukuran seorang wanita.

"Biar kau tau rasa, sekali lagi kau memanggilku seperti tadi bukan hanya pantatmu yang aku tendang tapi aset masa depanmu juga" ancam wendy kali ini jaehyun yang bergidik ngeri saat matanya mengikuti arah pandang wendy yang mengarah pada kepemilikkannya hingga kedua tangannya refleks menutupinya.

"Dasar wanita gila" gumamnya tapi masih bisa didengar oleh wendy, tapi sebelum sahabatnya kembali marah jaehyun bergegas pergi menuju ruangan milik jimin.

"Jung Jaehyun awas kau ya" gumam wendy menatap kesal kearah punggung jaehyun yang semakin jauh hingga pria itu menaiki tangga lantai dua.

*****

Tok tok!

"Apa kau sudah selesai?"

Jimin mendongakkan kepalanya begitu suara yang sangat ia kenali terdengar ditelinganya. Jimin tertawa kecil saat pandangannya jatuh pada jaehyun yang hanya menyembulkan kepalanya saja disela pintu yang pria tampan itu buka.

"Masuklah, desain yang tengah kubuat sedikit lagi selesai. Kau bisa menunggu sekitar 15 menit lagi kan?" Tanya jimin.

"Tidak masalah, kau bisa selesaikan pekerjaanmu lebih dulu" jaehyun menjawab setelah ia melangkah masuk dan duduk disofa yang tak jauh dari meja kerja jimin.

Jimin benar-benar menepati ucapannya, setelah lima belas menit berlalu desain yang ia buat selesai tepat waktu. Jaehyun menatap jimin yang membereskan semua barang yang ada dimeja ke tempat semula dan beberapa dimasukkan kedalam tas. Jaehyun akui jimin benar-benar penyuka kerapihan semenjak ia mengenal wanita dari tiga orang anak itu.

EQUANIMITY Where stories live. Discover now