E - 37

1.5K 198 60
                                    

Yoongi berjalan terburu – buru memasuki rumah mencari keberadaan ayah dan ibunya setelah ia mendapatkan pesan dari keluarga Park. Dari arah dapur kepala pelayan keluar mendorong trolley yang sudah terdapat masakan untuk hidangan makan siang hari ini.

“ahjumma, dimana ayah dan ibu?” tanyanya.

“tuan dan nyonya ada di ruang kerjanya, nona” jawabnya.

“baiklah terima kasih ahjumma”

“sama – sama nona”

Setelah itu yoongi bergegas menaiki tangga menunggu lantai dua menuju ruang kerja milik ayahnya. Begitu sampai yoongi tidak lupa untuk mengetuk pintu bercat coklat dua kali menandakan kedatangannya pada si pemilik. Meskipun dia seorang putri disini ia menjunjung tinggi tatakrama.

“ayah ibu ini yoongi” serunya sedikit mengeraskan suaranya karena ruangan milik ayahnya ini kedap suara.

“masuk nak” namjoon menyahut dari dalam memberi izin.

Yoongi membuka pintunya perlahan lalu melangkah masuk dan sudah mendapati ayah, ibu, dan adiknya sedang berbicara bersama.

“duduk dulu sepertinya kau sangat terburu – buru, ada apa?” seokjin bertanya lebih dulu seraya menepuk spot kosong disampingnya. Yoongi mendudukan dirinya disana.

“tunggu sebentar aku berlari dua kali, di kantor taehyung dan disini” gumamnya mengatur nafasnya perlahan.

Jungkook menyodorkan jus jeruk miliknya kearah sang kakak “minum dulu, sepertinya ini sangat penting hingga seorang jeon yoongi sampai berlari.” Ucap jungkook mendapat delikan tajam dari yoongi yang mengambil alih jus ditangan jungkook untuk ia minum.

“karena ini berhubungan dengan dirimu, bodoh!” sahutnya setengah kesal.

“memangnya ada apa yoongi-ya?” tanya namjoon yang juga mulai penasaran.

“keluarga park mengundang kita untuk datang kerumah mereka malam ini, ada yang ingin mereka beritahu selain itu Jimin juga sudah pulang” jelas yoongi mengundang keterkejutan untuk ketiganya.

“kau tidak sedang berbohongkan?” jika kalian pikir yang bertanya itu jungkook maka kalian salah karena yang bertanya dengan nada tidak sabaran berasal dari seokjin.

“demi tuhan bu, kau bisa lihat pesan itu tertera degan nomer ponsel milik ayahnya Jimin.” Jawab yoongi seraya menunjukan nama paman seojoon disana.

Sedangkan jungkook, pria itu terpaku ditempatnya, tidak percaya hari ini akhirnya tiba. Hari dimana ia bisa melihat Jimin lagi secara langsung. Air matanya menetes tanpa ia sadari namun detik berikutnya ia tersadar lalu menghapusnya perlahan. Ini air mata kerinduan.

Dan itu tak luput dari perhatian orang tua dan kakaknya. Seokjin beranjak mendekati Jungkook mengusap punggung putra bungsu penuh kelembutan.

“kesalahanmu memang fatal, tapi kau bisa memperjuangkan Jimin kembali kalaupun kalian akhirnya tidak kembali bersama setidaknya kau dengan Jimin bisa menjadi orang tua untuk seoyoon. Kau harus meminta maaf sekali lagi atau berkali – kali, Jimin tidak menjadi istrimu lagi bukan menjadi masalah, kalian berdua bisa bersahabat baik dan berdamai dengan masa lalu” ujar seokjin.

“dan aku tidak akan pernah mencintai siapapun lagi ataupun berhubungan dengan siapapun jika bukan dengan Jimin” gumam jungkook cukup membuat keluarganya terkejut akan ungkapan si bungsu.

"Jangan berkata seperti itu nak" namjoon memberikan intrupsi pada jungkook membuat anak bungsu beserta seokjin dan yoongi menatap kearahnya.

"Ayah a-aku..." Jungkook kembali mengatupkan bibirnya saat matanya dengan mata sang ayah beradu pandang dari sana Jungkook dapat melihat bahwa ayahnya saat ini tak memberinya izin untuk berucap.

EQUANIMITY Where stories live. Discover now