E - 30

2K 268 92
                                    

Tiga tahun kemudian....

Berat

Satu kata itu sangat mewakili keadaan jungkook saat ini dua tahun setengah ia mencari keberadaan jimin yang sekarang entah ada dimana. Ia sangat merindukan mantan istrinya itu. Setelah persidangan tempo hari semua berjalan dengan lancar ia masih bisa bertemu dengan seoyoon begitu pula jimin.

Keduanya menerimanya kembali walau hanya sebatas ayah bagi seoyoon dan teman bagi jimin. Ia pikir perlahan ia bisa meraih dan mendapatkan kepercayaan serta hati jimin tapi ternyata tidak terhitung enam bulan ia bisa bertemu dengan jimin tapi setelah itu jimin seolah menghilang tanpa kabar apapun.

Jungkook sudah mencoba bertanya pada seoyoon dan kedua orang tua jimin tapi hasilnya nihil mereka enggan memberitahu keberadaan jimin padanya, karena kepergiaan mendadak jimin menimbulkan sebuah tanda tanya besar bagi jungkook.

Bertanya pada semua yang dekat dengan jiminpun seolah semuanya memang bersekongkol menutupinya. Bahkan ia pernah menyuruh beberapa orang kepercayaanya untuk memantau keluarga jimin, sahabat-sahabatnya hingga jaehyun sekalipun tapi tidak satupun dari mereka yang  menunjukan adanya keberadaan jimin disekitar mereka.

Jungkook juga sudah menyuruh beberapa orang untuk mencari diseluruh penjuru korea namun tetap saja jimin tidak pernah ditemukan dan itu membuatnya sangat terpukul. Ia baru saja akan berjuang kembali tapi sosok yang ia perjuangkan menghilang begitu saja.

Kemana lagi ia harus mencari jimin.

Katakanlah jungkook tidak tau diri padahal mereka sudah tidak memiliki hubungan, persetan dengan itu ia sudah menyesali segalanya apa ia tidak berhak mendapatkan kesempatan lagi. Ia hanya ingin bersama jimin hanya jimin tidak ada lagi orang lain.

Kepalanya terasa mau pecah karena terus menerus ia tekan entah itu dari pekerjaannya atau memikirkan kemana perginya jimin bagaimana keadaanya sekarang. Semua beban pikiran itu ia pendam sendiri, biarlah ini menjadi satu hukuman baginya karena pernah mengkhianati wamita sesempurna jimin.

Jungkook melirik tumpukan berkas yang ada diujung meja kerjanya kemudian menghela nafasnya kasar sebelum mengambil satu persatu untuk ia baca lalu setelah membubuhkan tanda tangan miliknya jika ia menyetujuinya.

Suara intercom disampingnya mengalihkan fokusnya, tangannya menyentuh tombol yang akan menghubungkannya dengan sekretarisnya.

"Ya, ada apa?"

"Tuan kang ingin menemui anda saat jam makan siang, ia ingin membicarakan soal kontrak perusahaanya"

"Katakan padanya, kita akan membicarakannya esok dijam makan siang, hari ini aku memiliki pertemuan yang lebih penting dijam yang sama"

"Baik hoejangnim"

Jungkook melihat arlojinya lalu beranjak bangun dan memasang kembali jas miliknya yang sejak ia datang ia sampirkan dikepala kursi. Pertemuan penting yang ia maksud adalah bertemu dengan putri cantiknya, ia sudah berjanji akan makan siang bersama dengan seoyoon.

Ddrrrrrttt ddrrrrrttt

Princess is calling...

Lihat baru saja ia memikirkan dan akan segera pergi seoyoon sudah lebih dulu menghubunginya, ikatan darah memang tidak pernah melenceng. Jungkookpun menggeser ikon hijau hingga telepon itu tersambung dengan putrinya.

"Daddy dimana?"

"Masih di kantor, kau pulang lebih cepat?"

"Ya, hari ini semua guru mengadakan rapat untuk ujian kakak tingkat jadi kami dipulangkan"

"Yasudah tunggu disana sebentar, daddy berangkat sekarang"

"Yes captain"

Pip

EQUANIMITY Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum