•36•

1.4K 136 21
                                    

Jangan lupa vote⭐ dan comment💭 ya
Happy Reading ^_^

***

“Melihat senyumnya mengingatkan aku padanya. Jelas sama, mereka adalah saudara kembar. Tapi, bolehkah aku egois untuk memilikinya semua?” Na Jaemin

***

Srek!

Suara gorden terbuka, hari ini cuaca lebih cerah. Sinar matahari begitu menyinari kamar inap di Rumah sakit. Gadis— (Y/n) tersenyum melihat ke arah langit. Setelah melihat langit, Ia berjalan ke arah pria yang terbaring lemah di ranjang Rumah sakit.

Seketika raut wajah (Y/n) menjadi sendu, ia berharap semoga ini hanyalah mimpi. Ia mengulurkan tangannya untuk mengusap wajah pucat pria itu.

“Jaemin?!” Panggilnya. Ada rasa iba melihat kondisi Jaemin yang tidak ada perkembangannya selama beberapa bulan. “Sampai kapan kau akan memejamkan matamu terus? Apa kau tidak ingin melihatku lagi?”

Ya, sama seperti beberapa bulan yang lalu. Tak ada jawabannya atau tanda-tanda ia akan bangun. (Y/n) menghela nafas berat. Mungkin hanya perasaannya saja, atau juga halusinasinya. (Y/n) mengenggam tangan dingin milik Jaemin. Ia seolah-olah memberikan kehangatan pada pria itu

Tanpa disadari (Y/n), Jaemin membuka matanya perlahan. Menyipitkan sejenak untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia merasakan tangannya digenggam oleh seseorang, lantas ia menoleh. Betapa bahagianya ia sekarang, ia bersyukur gadis itu ada disampingnya.

“Mau sampai kapan kau akan menggenggam tanganku?” Suara lembutnya membuat gadis itu berdiri dan wajah terkejutnya. Melihat raut wajah terkejutnya, rasanya Jaemin ingin mencubit pipinya.

“J–jaemin, k–kau sudah sadar?” Tanyanya dengan tergagap. Ia masih terkejut dan belum percaya dengan apa yang ia lihat.

(Y/n) mencoba mendekati Jaemin untuk memastikan bahwa ia sedang tidak bermimpi. Ia mencoba menepuk pelan pipi Jaemin. “Woah... Ternyata ini bukan mimpi”

“Kau pik—”

Jaemin memberhentikan pembicaraannya, saat ia merasakan pelukan hangat dari gadis itu. Awalnya tangannya berada diranjangnya, akhirnya ia pun membalas pelukan (Y/n).

‘Hara, bolehkah aku mencintai saudara kembarmu?’ batinnya

***

“Akhirnya kau sadar juga, Jaemin”

Jaemin hanya membalasnya dengan senyuman. Mungkin sekarang ini, ia harus lebih banyak istirahat untuk keluar dari kamar sialan ini dan kembali berkerja sebagai pria berpakaian jas putih.

“Saat kau tak sadarkan diri, gadis yang tadi selalu mengunjungimu, Jaemin-ah” Serunya. Jaemin mengerutkan alisnya sebagai jawabannya.

‘Apa iya (Y/n) menungguku?’

“Jangan berbohong, Jeno-ya. Tak mungkin (Y/n) mau melakukan itu untuk pria menyedihkan seperti aku ini” bantahnya dengan senyuman palsu padahal dalam hati ia berharap semua itu adalah kenyataan.

Jeno berdecak kesal karena sahabatnya ini tidak percaya dengan ucapannya. Ia menaruh alat-alat kedokteran di nakas dan berjalan mendekati ranjang Jaemin.

𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑴𝒆 𝑵𝒐𝒘 | 𝑯𝒂𝒆𝒄𝒉𝒂𝒏 × 𝒀𝒐𝒖 ✅Where stories live. Discover now