•14•

3.5K 546 281
                                    

Dikamar yang bernuansa biru muda, ada seorang gadis yang usianya 15 tahun tengah membaca sebuah novel yang berjudul “Devil love” dan juga di kedua telinganya terpasang earphones.

Ia begitu asik dengan membaca dan mendengar lagu sampai tidak mendengar ketukan pintu.

Ceklek

Suara pintu terbuka, menampilkan seorang pria yang tengah memperhatikan sang gadis yang asik membaca buku. Tanpa berpikir panjang ia menghampirinya.

Ia duduk disebelah tempat tidur gadis itu. Ia dapat melihat wajah cantik gadis itu, ia mengulurkan tangannya dan mengelus kepala gadis itu.

Saat merasakan elusan dikepalanya, gadis itu mencopot earphones nya dan menaruh bukunya.

“Oppa, waeyo? Apa oppa butuh sesuatu?” Tanya gadis itu. Ia bangun dan ia duduk disebelah oppanya.

Oppanya hanya diam saja, ia bingung dengan oppanya itu?

“Oppa, wa-- mphh”

Ucapan gadis itu terhenti karena benda tak bertulang itu menyentuh bibirnya. Gadis itu terkejut, ia tak menyangka bahwa oppanya mencium dirinya.

Gadis itu mendorong dada oppanya. Semua ini salah, mereka saudara kandung.

“Minho oppa, apa yang kau lakukan? Semua ini salah oppa, kita saudara oppa” Tangisnya.

Minho tersenyum tipis, ia tak mempedulikan status mereka.

“Lupakan status kita (Y/n), mari kita senang-senang” Seringainya.

Sekarang (Y/n) takut, ia paham arti kata senang-senang. Ia pun berdiri dari tempat tidurnya. Ia harus pergi dari kamarnya. Tapi sebelum ia pergi tangannya dicekal oleh Minho.

“Mau kemana kau? Kita belum memulainya”

(Y/n) berusaha melepas cengkraman Minho. Semakin ia berusaha lepas dari Minho semakin pula erat cengkramannya.

“Kau tak bisa pergi lagi (Y/n)” Ujarnya. Ia menarik tangan (Y/n) dan menjatuhkannya di tempat tidur. Ia pun menindih (Y/n).

“Oppa, aku mohon jangan seperti ini. Kita saudara oppa” mohon (Y/n).

Minho mengelus pipi tembem (Y/n), ia tak menyangka bahwa adiknya tumbuh dengan sangat cantik.

“Kau begitu sempurna (Y/n), aku tak menyangka kau akan tumbuh menjadi gadis cantik”

“Oppa aku mohon lepaskan ak--mphh”

Minho mencium (Y/n) dengan kasar, (Y/n) berusaha mendorong dada Minho sebelum kejadian tak diinginkan akan terjadi.

Minho masih mencium (Y/n) dengan kasar, tangan kanannya yang semula menjaga tubuhnya sekarang membuka baju atasan (Y/n).

(Y/n) menangis, ia berharap semoga ada yang menyelamatkannya.

“Hwang Minho!!”

Teriak pria paruh baya dan ia menjauhkan tubuh putranya dari tubuh (Y/n).

(Y/n) terduduk dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Ia takut jika oppanya berbuat seperti itu lagi.

“Ck.. Appa kau mengangguku saja” Kesal Minho.

Plak!

Pria paruh baya itu menampar putranya. Ia tak menyangka anaknya berkata seperti itu.

“Oh sekarang pria tua ini berani menamparku” Ujannya.

Hwang Minhyuk terkejut mendenger ucapan sang anak. Ia bersiap menamparnya lagi tapi..

Bugh...

Minho memukul perut Tuan Hwang. (Y/n) terkejut melihat Appanya dipukul.

“Appa.. Hiks”

Minho menarik kerah baju Tuan Hwang dengan paksa.

Bugh...

Bugh...

Bugh...

Tuan Hwang sudah terkapar lemah. Ia menerima pukulan berkali-kali dari Minho.

“Ck.. Pria tua dengarkan lebih baik kau pergi dari sini saja. Jangan ganggu kesenanganku”

(Y/n) mencari barang, ia melihat ada lampu tidur. Ia pun mengambil.

Bugh...

Bugh...

Bugh...

Bugh...

Brugh!

Minho terjatuh dengan darah yang mengalir di kepalanya. (Y/n) memukul kepala oppa dengan lampu tidur.

Tuan Hwang terkejut melihat putrinya memukul kepala Minho. Tuan Hwang dengan sekuat tenaga, ia berdiri dan segera membawa Minho ke rumah sakit.

(Y/n) shock apa yang telah ia lakukan, tangannya bergetar. Ia menangis kembali.

~oOo~

“AKU BUKAN PEMBUNUH!!”

Teriak (Y/n) ketika ia bangun dari tidurnya. Ia menangis dan memeluk lututnya.

Brak!

“Ada apa (Y/n)? Apa kau butuh sesuatu?” Tanya pria itu dengan tergesa-gesa dan ia pun menghampiri (Y/n).

(Y/n) mendongak kepala dan ia melihat pria yang selalu ada untuknya.

“Injun-ah hiks...”

Renjun langsung memeluk sahabatnya itu. Pasti sahabatnya bermimpi tentang kejadian masa lalu.

“Aku bukan pembunuhkan Injun-ah, aku hanya menyelamatkan Appa dan diriku dari pria brengsek itu”

Renjun mengelus kepala (Y/n), ia mencoba menenangkan (Y/n).

“Jangan dipikirkan lagi (Y/n), kau memang bukan pembunuh” Ujar Renjun.

(Y/n) melepaskan pelukan Renjun, ia menatap sahabatnya itu.

“Tapi kata Eomma, aku pembunuh Injun-ah hiks... Eomma nggak mau mendengar penjelasan Appa dan aku Injun-ah... Kata Eomma aku yang salah” Isak tangisnya.

Renjun mengusap air mata yang mengalir di pipi tembem (Y/n) dan memeluknya kembali.

Tanpa disadari (Y/n) dan Renjun, seorang pria tengah menatap mereka dari pintu kamar (Y/n). Ia tersenyum miris.















Tbc.

Hai guys maaf kalo cerita ini ada unsur dewasanya :(
Maaf banget loh ya


Vomment ya ^^




𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑴𝒆 𝑵𝒐𝒘 | 𝑯𝒂𝒆𝒄𝒉𝒂𝒏 × 𝒀𝒐𝒖 ✅Where stories live. Discover now