•18•

2.9K 425 219
                                    

***

“Kau--”

Jaemin tersenyum miring saat melihat raut wajah kesal pria keturunan china itu. “Hai, apa kabar Renjun-ah?

Renjun mengepalkan tangannya dengan erat sampai urat nadinya kelihatan. “Mau apa kau ada disini?” Marahnya.

Jaemin tertawa dengan keras dan menepuk kedua tangannya “Renjun-ah, kau masih seperti dulu tanpa basa-basi”

“Jangan sakiti (Y/n)!! Aku tak akan segan-segan memberitahu (Y/n) tentang kelakuan busuk kau” Ancamnya. Seketika Jaemin mundur dan menutup wajahnya seperti orang ketakutan. Selang beberapa detik Jaemin tertawa dengan tak kalah keras.

“Aku tak akan membiarkan kau mengagalkan rencanaku, Renjun-ah”
Ujarnya. Renjun mengepalkan tangannya, ia tak mau (Y/n) menjadi korban selanjutnya.

Tanpa mereka sadari, (Y/n) mendengar pembicaraan mereka. Sebenarnya (Y/n) ingin melerai kedua pria itu tapi ketika ia mendengar Renjun membicarakannya, ia mengurungkan niatnya untuk melerai. Biarlah mereka menyelesaikan masalah mereka.

“Sialan kau, Jaemin. Apa kau belum puas menyakiti Hara?” Tanya Renjun. Jaemin tersenyum miring dan menyilangkan kedua tangannya.

“Seharusnya aku puas melihat penderitaan Hara tapi saat aku melihat (Y/n) rasanya aku ingin membuat (Y/n) menderita seperti Hara atau lebih tepatnya menyiksanya” Jawab Jaemin. (Y/n) terkejut mendengar perkataan Jaemin, apa maksudnya? Dia ingin membuat (Y/n) lebih menderita dan siapa itu Hara?

“Kau sungguh kejam Jaemin. Tunggu saja kau, kau tidak akan berhasil Jaemin” Ucap Renjun. Ia pun meninggalkan Apartement (Y/n).

Jaemin tersenyum senang karena ia berhasil menyingkirkan pengacau rencananya. Ia pun kembali duduk dengan tenang.

(Y/n) mengatur nafasnya sebelum keluar dari kamarnya sebenarnya ia ingin sekali bertanya ke Jaemin tapi sekarang bukan yang tepat untuk bertanya mungkin lain kali. Setelah memenangkan pikirannya dan juga nafasnya, ia keluar dari kamar. Ia melihat Jaemin menoleh ke arahnya dan tersenyum hangat.

“Aku tak tahu, kau mempunyai senyum palsu Jaemin-ah” pikirnya. Ia membalas senyum palsu Jaemin dengan senyum tulusnya.

“Apa ada yang berkunjung Jaemin-ah? Aku seperti mendengar suara Renjun” Tanyanya. Ia berpura-pura bertanya ya walaupun sebenarnya ia tau.

Jaemin menggelengkan kepala sebagai jawabannya. (Y/n) menduganya pasti Jaemin berbohong kepadanya.

“Lebih baik kita pergi sekarang daripada memikirkan itu” Ajak Jaemin. Mau nggak mau (Y/n) tersenyum dan mengangguk.

***

“Apa kau yakin makan disini Jaemin-ah?

Yang ditanya hanya tersenyum, ia membuka buku menu restoran tersebut. (Y/n) mendengus seharusnya pagi ini ia makan nasi terlebih dahulu tapi sekarang beda.

Jaemin mengajaknya ke restoran kerang. Ia tak masalah diajak kesini sore hari ataupun malam hari tapi Jaemin mengajaknya di pagi hari jadi ia mendengus.

“Lebih baik aku makan dengan boss gila itu daripada Jaemin” Gumamnya. Tanpa ia sadari, ia membandingkan Jaemin dengan bossnya itu.

“Apa aku gila? Ngapain aku membandingkan Jaemin dengan boss gila.. Aish... Kau pabbo sekali (Y/n)” Kesalnya. Ia memukul kepalanya pelan. Ia merutuki otaknya itu.

Jaemin terkekeh melihat (Y/n) yang sedari tadi berbicara sendiri, ia mengulurkan tangannya untuk memberhentikan pukulan (Y/n) diatas kepalanya.

Setelah memberhentikan pukulan tangan (Y/n), Jaemin mengembalikan posisi tangannya seperti semula. (Y/n) salah tingkah karena Jaemin begitu memperhatikannya.

“Sudah dulu memperhatikanku dilanjut nanti, lebih baik makan dulu” Ujar Jaemin.

(Y/n) segera melahap makanan yang sudah dibakar oleh Jaemin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Y/n) segera melahap makanan yang sudah dibakar oleh Jaemin. Sekarang ia benar-benar blushing. Jaemin tersenyum melihat kelakuan (Y/n).

Diwaktu yang sama lain tempat, dua orang pria tengah saling memandang satu sama lain. Tidak ada yang mulai percakapan terlebih dahulu. Sampai-sampai wanita paruh baya membawa nampan yang berisi minuman menghampiri mereka.

“Renjun, silakan diminum” Ucapnya dengan ramah. Salah satu dari pria itu memutuskan pandangannya dan tersenyum ke arah wanita paruh baya itu.

“Kamsahmnida Nyonya Lee” Ucap terimakasihnya pada pemilik rumah tersebut. Wanita paruh baya mengangguk dan pergi meninggalkan kedua pria itu.

“Ngapain kesini? Ganggu orang tidur aja” Tanya pria berambut ungu. Renjun memutar bola matanya dengan malas. Ia menyilangkan kedua tangannya.

“Apa kau mencintai (Y/n)?” To the pointnya. Pria didepannya yang tengah minum tersedak karena mendengar penuturan Renjun.

Uhuk

“Yak! Kau datang pagi-pagi sekali hanya untuk menanyakan itu. Ck..seharusnya aku tak menghiraukan panggilan Eomma tadi” Kesalnya.

Renjun menatap pria didepannya dengan serius. “Haechan-ah, aku pernah bilang padamu sebelum dia kembali sekarang dia sudah kembali Haechan-ah. Aku nggak mau (Y/n) menjadi korbannya lagi”

“Apa maksudnya?”

•••

“Sekarang kita kemana lagi, Jaemin-ah?

(Y/n) berjalan di belakang Jaemin karena  ia sudah tak tahan menahan rasa kantuk nya itu.

“Apakah kau mengantuk?”Tanyanya. (Y/n) mengangguk pelan. Jaemin yang tak tega melihat itu, ia berjongkok.

“Naiklah (Y/n)” Ujarnya. Karena rasa kantuk yang begitu melekat, (Y/n) mengangguk dan berjalan ke pundak Jaemin.

Jaemin pun menggendong (Y/n), ia tak keberatan menggendong (Y/n) dengan berjalan kaki. Karena baginya ia bisa melihat wajah (Y/n) dari dekat selama mungkin.



Tbc.

Bagaimana nih ceritanya?
Greget atau kesal?
Ada apa masalah apa antara Jaemin dan Renjun?
Siapa itu Hara?

Penasaran? Comment sebanyak-banyaknya. Aku bakal up cerita selanjutnya.

Next atau tidak?















See you guys di next chapter ❤

𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑴𝒆 𝑵𝒐𝒘 | 𝑯𝒂𝒆𝒄𝒉𝒂𝒏 × 𝒀𝒐𝒖 ✅Where stories live. Discover now