rumah besar dan patungnya

383 46 0
                                    

Agustus 2007

"Hayu may, kita naik becak Dari sini"ujar bu nenden menggandeng Maya, maya hanya mengangguk pasrah.

Jantung Maya Tak berhenti berdegub kencang sejak semalam,di tambah kini tubuhnya lemas sebab mabuk perjalanan sepanjang di bus tadi.

Becak yang mereka tumpangi berhenti disebuah gerbang bercat hitam, Maya sampai menengadah saking tingginya gerbang tersebut.

"Bu, disini mah Kayanya Gak bisa jemur pakaian atau karpet dipager ya?"

"Ya iya atuh may"ujar Bu nenden sambil terkekeh mendengar pertanyaan polos Maya.

"Eh Bi nenden, sudah pulang kembali rupanya?"ujar satpam di pos jaga Dengan logat batak

"sudah gor"

"Siapa itu Bu?"

"Tetangga saya dikampung, kemarin sebelum pulang Tuan Minta dicariin lagi yang kerja"

"Bah masih kurang pula pekerja didalam?"ujar nya Sambil memberi Jalan

"Iya kan mbak wati berenti"

"Tak terlalu kecil kah dia kerja disini?"Tanya satpam

"Yang lain Udah pada kerja ke kota gor"

"Oh.. Ya sudah lah,Siapa Nama Kau adik Manis?"

"Maya pak"ujar Maya mencium tangan

"Eh-eh Tak Perlu lah Kau cium cium tanganku, cukup salam Saja ! perkenalkan namaku tigor panggil Saja aku bang gor, Kalo dengan Tuan nanti Baru Kau panggil bapak kalo dia mengizinkan"

Maya mengangguk takut takut Karna mendengar suara tigor yang menggelegar

"ditinggal dulu gor"
"Makasih bang"ujar Maya
Yang dibalas anggukan

Maya memandang Tak percaya melihat pemandangan didepannya,sepanjang Mata memandang maya hanya melihat tanaman yang ditata sedemikian cantik memanjakan mata.

Ada berapa banyak rumah sebetulnya didalam Satu gerbang ini saking luasnya.

Maya makin dibuat takjub ketika melihat bangunan Megah didepannya dia menyentuh pilar yang berdiri kokoh tersebut.

"Kamu tunggu disini, saya mau kedalem dulu ketemu Tuan,kamu jangan jauh jauh"

"Iya Bu"ujar Maya mengangguk

Maya melihat Bu nenden membuka pintu yang tingginya mungkin setinggi atap rumah Maya,maya sampai berdecak kagum melihat nya.

Mata Maya Tak berhenti melihat lihat pemandangan disekitarnya,lalu mulai mendekati Pilar kembali dan memeluknya.

Bener Dugaan aku, dipeluk juga Gak sampe ujar Maya manggut manggut

Tatapan Maya terpaku melihat patung yang tengah berdiri didekat air mancur tak jauh Darinya.

Maya menaruh Tas ranselnya lalu mendekati patung tersebut,yang tingginya hanay sedikit diatas bahu maya

"masyaallah, ini patung meni kasep pisan?"bisiknya takjub

Saat Maya menyentuh pipi patung tersebut,patungnya berkedip Dan menatap Maya

"Astagfirullahaladziem"Teriak Maya Hingga terjungkal kebelakang
Seorang perempuan terbahak bahak melihat tingkat Maya

Maya Dan "patung" tersebut menoleh kesumber suara.

"Maaf ya den, ini ART Baru bawaan Bi nenden"ujar perempuan tersebut masih tertawa

"Ayo sini bangun, kenalin nama aku iin Dan ini den jung"ujarnya pada
Maya yang sepertinya masih mengumpulkan Nyawa

"Nama kamu Maya kan? Dipanggil Bi nenden kedalem"lanjutnya

Maya mengangguk lalu sedikit menunduk sopan pada anak kecil yang dia Kira patung.

"haha lo lucu banget Sih, Ampe kejungkel tadi"ujar Iin kembali terkikik

"Saya Kira teh dia patung, abis nya meni putih.. Sama kaos nya Aja putihan dia"

Iin Tak berkata apa apa, dia hanya Terus tertawa sambil memegangi perutnya

"Udahlah lo masuk sendiri Aja, Tuan Sama Bi nenden diruang tamu Kok, gue masuk lewat belakang kaga tahan gue deket deket lo bawaannya pengen ketawa"

Merindu (End)Where stories live. Discover now