dipersimpangan

367 44 0
                                    

Maya menaiki taxi berwarna biru dari kampusnya hari ini, Pak sudarsono dengan berbaik hati membiaya kuliah maya setelah maya lulus Paket C 2 tahun yang lalu.

gak apa apa mahal sekali kali bisiknya.

Laporan tugas akhirnya diterima,
Dan jung adalah orang selanjutnya setelah emak dan bapak yang ingin maya beritahu.

Ini juga sebetulnya bentuk lain permintaan maaf maya karna tak memiliki banyak waktu untuk jung akhir akhir ini, sungguh membagi waktu kerja dan mengerjakan tugas akhir D2 nya benar benar menguras habis energi maya dia bahkan belum sempat pulang kerumah orang tuanya.

"Tunggu bentar ya pak"ujar maya pada supir taxi
Maya bergegas melangkah kesekolah Jung,dan berniat menghubungi jung.

Dari kejauhan maya melihat sosok fuad teman jung yang pernah datang kerumah sedang berbincang dengan teman temannya di pelataran parkir.

"Eh, si tasya jadi nembak si jung ntar malem?"
"Jadi lah"
"Bukan maen"
"Yakin si jung dateng di pesta ulang tahun lo?"tanya teman fuad
"Dateng pasti!"ujar fuad
"Pede lo"
"Akhir akhir ini komunikasi kita intens bro, dan gue yakin dia bisa jadi bagian dari kita...."

Maya urung melanjutkan langkah kakinya, dia berbalik ke taxi dengan berlari
"Pak, ke alamat ini ya.. Tolong cepet ya pak"ujar maya dengan airmata menggenang di pelupuknya

Fikiran maya tak fokus dia mengerjap dengan jantung berdegup kencang.

"Jung...jung..."teriak maya sambil berlari mencari jung didalam rumah

"Mbak iin liat jung?"tanya maya
"lo coba liat aja ke kamarnya,Emang kenapa sih?"

Maya menggeleng dan langsung berlari kelantai 2 melalui tangga

"Jung"ujar maya membuka pintu kamar jung

"Kenapa?"tanya jung ketus
"Kamu, katanya mau ke ulang tahun nya fuad ya?"Tanya maya mendekat, jung yang nampak bingung tetap mengangguk

"Jangan pergi jung"ujar maya menggeleng
"Kenapa emangnya?"
"fuad punya niat gak baik sama kamu"

"aku udah janji sama tasya mau jadi pasangan dia kesana"
"Jangan jung teteh gak ngizinin pokoknya"
Jung menghentikan kegiatan mengancing kemejanya dan menatap maya lewat pantulan cermin

"Terus hubungannya apa sama teh maya?"
Maya membatu mendengarnya

"Kamu kok gitu jung sama teteh?"
"Harusnya teteh tanya itu sama diri teteh sendiri, kenapa teteh begini sama jung?"

"Teteh cuma gak mau hal gak baik terjadi sama kamu jung"
"Jangan ngebatasin jung teh! Jung udah gede tau mana yang baik atau nggak!"

"Teteh nggak ngebatasin jung, coba kamu dengerin dulu teteh"ujar maya meraih tangan jung, jung menghempaskannya begitu saja

"aku anggap obrolan kita selesai, teteh bisa keluar. Bentar lagi aku mau jemput tasya"ujar jung berjalan ke walk in closet meninggalkan maya

Maya mengerjap menahan tangis tapi panik mulai datang melanda dia mengedarkan pandangan matanya

"Maafin teteh jung"bisik maya lalu mengambil handphone jung yang tergeletak diatas meja dan segera mengunci pintu,
Jung yang sadar dikunci dari luar mengamuk menggedor pintu kamarnya

"Mbak maya buka!! Mbak maya!! Aku gak akan pernah maafin mbak maya kalo seandainya mbak maya ngegagalin rencana aku buat pergi!"

Jung menggedor,memukul dan menendang pintu kamar tapi Tak ada yang mendengarnya.
itu semua karna maya menyetel lagu dilantai 2 dengan suara sangat keras untuk meredam suara jung.

(Kebiasaan baru jung jika tengah teringat kedua orang tuanya,maka dia akan menyetel musik keras keras untuk meredam tangisnya)

Maya segera membuka kunci handphone jung dan mengetikan BBM pada tasya yang mengabarkan bahwa jung tidak bisa datang.

Tasya marah dan mencoba menghubungi jung berkali kali tapi tak diangkat maya.

Maya memerosotkan tubuhnya dipintu kamar jung dengan tangan gemetar, dia menangis membayangkan kemurkaan jung padanya, tapi ditengah kebingungan dan kepanikannya hanya ini yang bisa dia lakukan untuk menjaga jung nya.

Merindu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang