2) Papa

71.5K 9K 50
                                    

Lihatlah sosok di depanku, kata ksatria bodoh tadi, dia adalah Papa ku. Papa macam apa ini? Melihatku saja sepertinya dia tidak mau, lantas mengapa kau ingin menemuiku ha?

Aku menatapnya terang-terangan. Beberapa perempuan berpakaian pelayan di sekitar ku dan sosok 'Papa' di depanku menatapku horor, bahkan ada beberapa yang berbisik mengataiku.

Seperkian detik, aku sadar. Aku sedang berada di tubuh Veddira Elmeira Franklin. Anak bungsu dari keluarga Franklin. Sedangkan sosok 'Papa' yang sedaritadi perempuan berpakaian pelayan katakan adalah Papa kandung Veddira.

Sosok 'Papa' Veddira di cerita yang ku tulis memang sosok datar, sadis, juga irit bicara. Jika menurutnya lawan bicaranya tidak membahas hal penting atau menguntungkan nya, ia akan meninggalkan percakapan. Tak heran banyak orang tidak menyukainya, tapi, dia sosok bertanggung jawab dan bijaksana, yang menjadi alasan mengapa ia ku jadikan Duke dalam cerita.

Seperti yang dikatakan perempuan -ah, sepertinya aku perlu memanggil nya pelayan. Sepertinya yang pelayan katakan, keluarga Veddira memang tidak menyukai Veddira, karena dalam cerita Veddira adalah pembuat onar sekaligus korban fitnah dari beberapa bencana. Sayangnya tak ada keluarganya yang mencoba membuka mata kepada gadis itu, semuanya menutup mata rapat-rapat jika itu berhubungan dengan gadis itu. Keluarganya juga hanya memberinya fasilitas agar dia dapat hidup sendirian, lalu mengabaikannya. Aku terlalu membuat sosoknya dibenci, harusnya aku memunculkan setidaknya sedikit karakter positif untuk tokoh Veddira. Aku menyesal.

"Sekarang kau lancang menatapku, Nona Veddira," Tutur Papa tanpa menatapku.

"Benar, apakah salah?" Jawabku.

"Tidak seperti dirimu yang biasanya," Sekarang ia menatapku dengan tatapan datarnya, aku membalas nya juga tak kalah datar.

"Kau memerhatikan ku selama ini Papa? Sungguh mengharukan," Dengan sengaja aku menekan kata Papa, aku yang membuat cerita tapi aku yang kesal sendiri pada tokoh ku. Aneh.

0,0001 detik, aku melihat tatapan kaget dari mata Papa. Ia pasti terkejut dengan perkataan ku. Walaupun Veddira pembuat onar, tapi ia takut kepada keluarganya, jadi ya~, Papa pasti terkejut dengan keberanian sosok Veddira yang bukanlah Veddira.

"Kau sepertinya sakit berat, beristirahat lah," Banyak omong sekali kau, cih.

"Tidak mau, aku ingin pergi. Terima kasih sudah menemuiku, Papa. Semoga harimu menyenangkan," Aku berdiri, membungkukkan badanku, dan pergi. Meninggalkan pelayan, ksatria, dan Papa yang terkejut dengan perubahan Veddira.

 Meninggalkan pelayan, ksatria, dan Papa yang terkejut dengan perubahan Veddira

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Villainess [Completed]Where stories live. Discover now