27) Jahat

17.1K 2.7K 81
                                    

"Lepaskan tanganku, Daryan," Suruhku ke lelaki perak yang sekarang ku panggil Daryan. Ia menggandeng tanganku masuk ke dalam sekolah. Aku jadi pusat perhatian, ish.

"Tidak mau, Nona manis," Bantah nya.

"Lepaskan sekarang atau ku gigit tanganmu?" Ancamku.

"Silahkan. Kalau bisa kau amputasi saja tanganku," Tantang nya. Aku menatapnya kesal. Andai aku memiliki pisau sekarang maka aku akan langsung mengamputasi tangan mu!.

"Oke. Carikan aku pisau," Pintaku padanya.

"Malas," Jawab nya.

"Mau ku tampar, ha?" Tanyaku sembari melayangkan tanganku yang satunya. Ia memegang tanganku yang ku layangkan, lalu menurunkannya dengan lembut.

"Kalau pakai tangan tidak, tapi kalau pakai bibir boleh dicoba," Jawab nya. Ia melirik bibirku lalu menyeringai.

"Kau ini sudah lelaki, menyebalkan, irit bicara lagi. Untung tampan," Ocehku.

"Itu Adikmu, kan?" Di belakangku terdapat kedua Kakak tampanku. Mereka mengikuti aku dan Daryan yang bergandengan tangan, bahkan mereka berdua menatap tajam ke arah tautan tangan kami.

"Iya. Sepertinya ia akan memiliki kekasih," Jawab Zephir santai menjawab pertanyaan Zevrey.

"Kau membiarkan nya?" Tanya Zevrey tak percaya.

"Tentu tidak," Jawab Zephir yang masih menatap tautan tangan ku dan Daryan.

"Bagus. Kita perlu membuat rencana agar tidak ada lelaki yang dekat-dekat dengan gadis bencana," Kata Zevrey yang kini melihat tautan tangan ku dan Daryan.

"Hm," Dehem Zephir. Faktor malas berbicara.

♩ ♩ ♩ ♩

Suara riuh dari kantin terdengar. Aku sekarang sedang memasuki area kantin sendirian. Dengan tangan yang ku masukkan ke kantong rokku. Aku berjalan dengan menghadap lurus ke depan. Beberapa murid lainnya menyingkir memberi ku jalan lewat. Tentu saja karena takut padaku, hoho.

"Kakak tampanku~," Panggilku ke kedua Kakakku lalu duduk diantara mereka berdua. Mereka hanya berdehem menjawab panggilan ku, ish.

"Menu kantin hari ini apa, ya?" Tanyaku pada diriku sendiri.

Aroma muffin tercium di hidungku. Beberapa koki kantin berjalan sambil membawa nampan yang berisikan muffin. Kami para murid sontak heboh melihat menu kantin hari ini.

Menu kantin diatur oleh sekolah dan 14 AD. Agar kesehatan para murid terjaga dengan baik, mereka sepakat untuk membuat jadwal menu kantin. Dan hari ini, adalah jadwal untuk memakan muffin.

Rata-rata kalangan bangsawan memang sangat menggemari muffin. Teksturnya yang lembut, aroma yang harum, dan juga topping yang melimpah membuat para bangsawan tak bisa untuk tidak menyukai muffin. Aku juga menggemari muffin. Tapi masih lebih suka dengan Mochi, hehe.

"Asiik muffin!" Girangku. Aku menatap berbinar ke arah muffin-muffin yang kini sudah berada di tempat yang biasanya digunakan menyimpan menu kantin.

"Mau ku ambilkan?" Tawar Pangeran Orion di belakangku. Eh?

"Mau!" Aku menerima tawarannya dengan gembira. Pangeran Orion mengangguk, mengelus rambutku lalu pergi mengambil muffin untukku dan dirinya sendiri.

"Kenapa tidak menyuruh Kakak mu saja?" Tanya Kakak brainly berjalan dengan nada kesal.

"Terlambat. Pangeran Orion sudah menawariku lebih dahulu," Jawabku.

Diam-diam Zephir memutar bola matanya. Lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia melihat seseorang yang sedang memasuki kantin dengan celemek di tubuhnya.

Pemeran utama, Soraya. Orang yang memasuki kantin dengan memakai celemek. Mengundang banyak rasa penasaran dari para murid.

"Selamat siang, semuanya," Sapa Kakak Lobelia.

"Siang," Jawab para murid.

"Kalian pasti penasaran kan, kenapa Soraya Ariedne Edelmiro kini memakai celemek?" Tebak Kakak Lobelia.

"Iya," Jawab para murid.

"Jadi, Soraya yang membuat muffin kali ini. Tadi ia yang mengatur para koki membuat muffin. Ayo berikan Soraya tepuk tangan," Jelas Kakak Lobelia. Murid-murid bertepuk tangan kepada Soraya. Soraya sedikit tersipu malu, ia membungkukkan badannya tanda ia berterimakasih atas apresiasi para murid.

"Sekarang. Kalian bisa menikmati muffin buatan Soraya. Aku jamin rasanya luar biasa lezat," Kata Kakak Lobelia.

Murid-murid dengan bersemangat memakan muffin yang sudah mereka ambil. Namun, beberapa menit kemudian banyak murid yang kejang-kejang setelah memakan muffin.

"Aaa —eh?" Aku yang ingin memasukkan muffin ke dalam mulutku terhenti. Kakak lelaki buta menahan tanganku lalu membuang muffin yang tadi ku pegang.

"Lihat sekelilingmu," Suruh Kakak brainly berjalan

Aku terkejut melihat banyak murid yang kejang-kejang. Aku bahkan menutup mulutku tidak percaya.

"Jangan terkejut. Itu karena muffin yang mereka makan," Jelas Kakak lelaki buta.

Murid-murid menyumpah serapahi Soraya. Soraya shock melihat murid yang kejang-kejang karena memakan muffin buatannya. Ia bahkan mulai menangis.

"Tidak becus, cih,"

"Kemarin sudah menabrak Nona Veddira. Dan sekarang? Meracuni murid. Dasar iblis,"

"Wajah bak malaikatnya sangat berkebalikan dengan hati iblisnya, ckckck,"

"Soraya, ikut aku," Pinta Kakak Lobelia yang melihat keadaan kantin yang tidak baik. Dan, Kakak Lobelia dan Soraya pergi meninggalkan kantin.

Aku dan kedua Kakak tampanku pergi meninggalkan kantin. Kami memutuskan untuk pergi ke taman sekolah.

Aku berbaring di rerumputan. Menatap langit biru yang terlihat menyilaukan. Memikirkan kejadian tadi membuatku ingin tertawa sepuasnya.

Maaf Soraya.. Tapi kau adalah musuhku. Berbuat jahat kepada musuh hal yang mutlak, kan? Dan aku melakukannya, hihi. Kalau kau tidak lalai, racun yang ku teteskan ke adonan mu tidak akan bekerja. Sayang sekali, kau bodoh.

Aku tersenyum. Nama Soraya sudah semakin tercemar, aku puas mendengarnya.

 Nama Soraya sudah semakin tercemar, aku puas mendengarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Villainess [Completed]Where stories live. Discover now