26) Manis

17.4K 2.8K 37
                                    

Suara pisau dan sendok beradu terdengar di pendengaran ku. Kami sekeluarga sedang makan malam saat ini. Aku sekarang sedang disuapi oleh Kakak lelaki buta dengan penuh kasih sayang.

"Sudah. Makan sendiri sana," Kata Kakak lelaki buta lalu menyimpan sendok yang ia gunakan untuk menyuapiku.

"Twidak mawuu. Akwu mawu nywa disuwap!," Bantahku.

(Tidak mau. Aku mau nya disuap!)

"Manja," Kakak lelaki buta mendengus sebal melihatku yang membantah perkataan nya. Aku mengangguk sebagai tanda membenarkan ucapannya.

"Aku hari ini ingin membuat mochi," Setelah menelan sisa makanan yang ada di mulutku. Aku mengumumkan bahwa aku akan membuat mochi lagi.

"Buat yang banyak,"

"Sisakan untukku, Veddira,"

"Jangan merusak dapur, gadis bencana,"

Sahutan terakhir membuatku sedikit kesal. Lantas, aku menyentil jidat Kakak lelaki buta. Kesal.

"Tenagamu lemah sekali. Untuk menyentil ku saja tidak bisa," Ejek Kakak lelaki buta padaku.

Aku menjulurkan lidahku lalu menoleh ke arah Papa. Papa hanya melirikku sekilas. Setelah itu, Papa mengangkat tangan lalu menggerakkan semua jarinya secara bersamaan ke arah depan, tanda bahwa ia memanggil pelayan.

"Silahkan susu caramel nya, Nona Veddira," Ucap pelayan tersebut setelah menyimpan segelas susu kebanggaanku, caramel.

"Hore horee, susu kebanggaan aku datang~," Sahutku senang. Aku menggenggam gelas berisikan susu itu lalu mengarahkan bibir gelas ke mulutku, sedetik kemudian ku rasakan sesuatu yang hangat di mulutku. Heumm lezat!

Tak

Aku menyimpan gelas yang sudah kosong di meja. Akupun mengecup pipi Papa, dan kedua Kakak tampanku. Setelah itu aku pergi ke dapur tanpa mengucapkan sepatah katapun.

♩ ♩ ♩ ♩

Brakk

Aku mendobrak pintu dapur. Para koki yang sedang merapikan dapur lantas terkejut dengan kehadiranku yang tiba-tiba. Aku menatap ke seluruh penjuru dapur. Beberapa koki yang melihatku sedang menatap seluruh isi dapur lantas meneguk ludahnya sendiri, gugup.

"Keluar," Suruhku. Secara serempak, para koki meninggalkan pekerjaan mereka tadi dan langsung keluar dari dapur. Menyisakan aku sendirian disini.

"Mochi-mochi i'm coming~," Kataku. Mengambil bahan-bahan yang ku butuhkan dan memulai aksi.

(Mochi-mochi aku datang~)

♩ ♩ ♩ ♩

"Tadaa!" Kataku mempersembahkan mochi hasil buatanku sendiri.

Aku sedang berada di ruang kerja Papa. Disana juga ada kedua Kakak tampanku. Untuk mochi para bawahan kerajaan sudah ku bagikan kok, hehe.

Papa dan kedua Kakak tampanku mengambil beberapa mochi. Namun, setelah itu mereka malah memperebutkan mochi buatanku.

"Papa, jangan serakah. Aku baru memakan dua biji!" Larang Kakak brainly berjalan.

"Jangan melarangku, Zephir. Kau yang harus bermurah hati kepada Papamu sendiri," Bela Papa.

The Villainess [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang