37) Aneh

14.6K 2.3K 315
                                    

"Papa hanya meninggalkan mu selama 3 hari, dan lelaki perak itu ingin menjadikanmu permaisurinya? Tidak bisa dibiarkan," Sedaritadi Papa terus saja mengoceh padaku.

Salahkan kedua Kakakku. Mereka yang menceritakan kejadian di rooftop sekolah secara rinci, teliti, dan tentu saja tak ada bagian yang tertinggal.

Aku mengerucutkan bibirku kesal. Aku hanya ingin menikmati masa remajaku dengan menjadi playgirl. Ya walaupun lebih condong seperti l*nt*.

"Maaf. Aku hanya ingin menjadi playgirl," Kataku jujur. Aku menundukkan kepalaku, semenit kemudian bahuku sudah bergetar.

Papa dan kedua Kakakku terdiam kaku melihat bahuku yang bergetar. Mereka melirik satu sama lain dan mulai menyalahkan satu sama lain.

"Dia menangis karena kau menceritakan kejadian tadi, otak berjalan,"

"Siapa yang memaksaku mengikuti Veddira ke rooftop? Kau Zevrey,"

"Papa kenapa memarahi Veddira? Dia sekarang sedih karenamu,"

"Diamlah kau Zephir. Kaulah yang bercerita kepadaku tentang kejadian tadi,"

Saat suara isakanku terdengar jelas, aku membekap mulutku. Bahuku yang tadi bergetar semakin bergetar, membuat ketiga lelaki itu menghampiriku dan menyudahi perdebatan mereka.

"Maafkan Papa. Aku hanya tidak ingin putri bungsuku menikah di usia remajanya,"

"Aku salah, tolong maafkan aku. Veddira,"

"Kali ini akulah lelaki bencana. Maafkan lelaki bencana ini, gadis bencana,"

Mereka bertiga meminta maaf kepadaku. Bahkan mereka berjanji akan mengikuti semua permintaanku. Papa mengecup berkali-kali pucuk kepalaku, Zephir menghapus air mataku, dan Zevrey menceritakan semua kisah bodohnya.

Baiklah, aktingku berhasil lagi.

♩ ♩ ♩ ♩

Keesokan harinya

"Papa! Kami akan mengikuti kemah sekolah," Aku berlari ke arah Papa lalu memeluknya erat. Papa hanya menepuk-nepuk kepalaku. Aku melepas pelukan kami lalu memberikannya surat kemah sekolah.

Papa membacanya dengan teliti. Ia sesekali melirikku dan kedua Kakakku, membuat kami juga melirik satu sama lain.

"Yasudah, sana bersiap. Acaranya 3 hari lagi," Papa memberikan kami izin untuk mengikuti kemah sekolah. Aku yang kegirangan bahkan sampai meloncat-loncat, berjinjit, mengecup pipi Papa, dan pergi ke kamarku.

"Rana! Aku akan berkemah untuk yang pertama kalinya!" Dan mulai dari situlah aku sibuk mengurusi barang-barang yang akan ku bawa.

♩ ♩ ♩ ♩

Aku menatap kagum hutan yang kami tempati untuk berkemah. Beberapa kali aku meneriakkan nama-nama hewan yang aku lihat, begitu juga nama-nama tumbuhan.

"Astaga, ada rusa!"

"Itu bunga lavender, kan? Cantik sekali!"

"Hey.. itu burung apa?"

"Woah.. ini bunga teratai ya?"

"Itu landak? Menggemaskan sekali~,"

"Nona Veddira mencintai alam sekitar, ya?" Tanya seseorang di belakangku. Aku menoleh dan menatap mata orang tersebut. Tunggu, aku pernah melihatnya...

The Villainess [Completed]Where stories live. Discover now