16) Centil

27.1K 4.2K 39
                                    

"Jadi bagaimana? Kalian mengerti?" Sahut Kakak Lobelia.

"Mengerti, Kak," Jawab teman sekelasku, kecuali aku.

Sekarang Kakak Lobelia sedang menjelaskan denah sekolah, tentu saja kami akan berkeliling agar lebih paham dengan denah sekolah. Terkadang aku mengedipkan sebelah mata centil saat melihat Pangeran yang menatapku, dan dia salah tingkah. Bodohnya~.

"Ada pertanyaan?" Tanya Kakak Lobelia.

Semua teman sekelasku diam, menatap sekitar. Sekarang kami sedang memasuki area kantin. Sepertinya sudah waktunya istirahat.

Aku menatap 2 sosok lelaki yang familiar di mataku. Ah, itu kedua Kakak tampanku.

"Tidak ada ya? Baiklah. Kalian boleh istirahat sekarang," Kata Kakak Lobelia sebelum akhirnya ia berpamitan kepada kami.

Aku berlari ke arah kedua Kakak tampanku. Tanpa ku sadari semua orang kini menatapku.

"Heyy Kakak tampanku~," Sapaku pada kedua Kakak tampanku. Aku juga merangkul pundak mereka akrab. Padahal di rumah selalu berperang dingin, huh.

"Kau mengagetkan ku, gadis bencana,"

"Lainkali jangan seperti itu lagi, Veddira,"

Aku mengerucutkan bibir mendengar nasehat mereka. Aku hanya ingin bersikap ramah kepada kalian!. Ah tidak juga sih, aku ingin semua orang tau bahwa aku Adik dari 2 sosok lelaki terkenal di sekolah. Jadi saat aku membuat onar, kalian juga malu, hihi.

"Siapakah gadis menawan ini?" Tanya salah satu teman Kakak ku.

"Veddira, kau panggil sayang juga boleh," Kataku lalu menopang dagu menatapnya.

Ternyata, sedaritadi murid-murid disana memperhatikan ku. Beberapa dari mereka menyoraki ku, beberapa juga dari mereka yang berdecih kesal.

Bagaimana tidak kesal? Aku menggoda anak terkenal di sekolah, wajar mereka kesal. Mampus, makan tuh lelaki.

"Ini baru hari pertama mu, Veddira. Jangan membuat onar," Kata Kakak brainly berjalan.

Aku menggelengkan kepala. Aku disini akan membuat onar sampai sekolah mengeluarkan ku, sebut saja Drop Out (DO).

Kakak lelaki buta menghela nafas berat. Ia mendorong ke arahku sepiring berisikan sandwich. Aku meliriknya sekilas sampai akhirnya aku melahap habis semua sandwich yang ada di piring.

"Kau akan gendut kalau makan terlalu banyak, gadis bencana,"

"Aku tetap cantik walau aku gendut, Kakak lelaki buta,"

Kakak brainly berjalan memberiku sekotak susu caramel. Aku dengan senang hati menerima nya dan langsung meminumnya. Aku sesekali memberikan teman-teman Kakak tampanku gombalan.

"Hey, menghadap kesini. Aku akan memotret mu," Kataku dan berpura-pura memotret salah satu teman Kakak tampanku.

Ia yang peka, lantas berpura-pura berpose juga. Setelah selesai, ia bertanya,

"Bagaimana hasil fotonya, Nona menawan?"

"Bagus. Tapi akan lebih bagus jika foto mu tertempel di buku nikah kita," Ucapku lalu tersenyum manis.

"Apa!? Beraninya dia menggoda kekasih ku!"

"Gadis bencana itu benar-benar pembawa bencana,"

"Iyuh, dasar murahan,"

"Mangsa yang bagus. Kapan kau akan memulai aksi?"

"Dia seperti kita. Tawarkan dia masuk ke dalam group kita,"

Aku melakukan yang antagonis lakukan, tak ku sangka akan menyenangkan.

Aku melakukan yang antagonis lakukan, tak ku sangka akan menyenangkan

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
The Villainess [Completed]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz