36) Permaisuri

15.1K 2.4K 81
                                    

Kalian tau? Selama 14 hari lamanya, aku diikuti oleh Papa dan kedua Kakakku. Bayangkan saja, 14 hari aku harus diikuti manusia semacam mereka. Bisa mati karena menahan amarah diriku.

Hari ini aku sudah tidak diikuti lagi. Karena Papa memiliki kewajiban bersama Raja Afonso. Ya walaupun kedua Kakakku masih mengikutiku, tapi satu bebanku menghilang. Yuhu!

Aku sedang berada di rooftop sekolah. Menenangkan pikiran, tentu karena ketiga lelaki gila yang mengikutiku. Angin sepoi-sepoi terasa sejuk di wajahku. Aku menutup mata sejenak menikmati angin sepoi-sepoi, sampai ku dengar suara langkah kaki menghampiri ku.

Di perutku terasa lingkaran tangan seseorang, dilanjut dengan deruhan nafas menerpa leherku. Aku menoleh melihat siapa orang yang memeluk ku dari belakang.

"Daryan?" Panggilku. Orang yang memelukku adalah Daryan, alias lelaki perak.

Ia menjawab panggilanku dengan deheman singkat. Menggerakkan hidungnya di leherku membuatku geli, untungnya ia tidak mencium leherku, huft.

"Apa yang kau lakukan? Ish," Tanyaku kesal.

"Menghampirimu, tentu saja," Jawabnya lalu mengecup pelipisku. Ia melepas pelukannya lalu duduk di bangku yang tak jauh dariku.

"Tau. Dalam unsur apa?" Aku mengikuti Daryan lalu berdiri di depannya.

"Tidak usah tau," Jawab Daryan. Ia memejamkan matanya lalu menepuk-nepuk pahanya.

"Apa?" Tanyaku.

"Duduk. Tidak ada bangku yang tersisa," Jawab nya.

Aku berpikir sebentar, lalu menuruti perkataannya. Dengan perlahan aku duduk di pahanya. Alhasil, aku duduk di pangkuannya. Mengambil tangannya lalu membuat pola acak pada telapak tangannya. Daryan hanya diam tak menghiraukan ku.

"Kau memiliki hubungan dengan Pangeran Orion?" Tanya Daryan. Aku membalasnya dengan mengendikkan bahu tanda aku tidak tau.

"Terserah dia. Mau dia mengatakan bahwa aku wanita nya juga tidak apa, aku tidak mempermasalahkannya," Aku memeluk leher Daryan lalu mendaratkan daguku di bahunya.

"Jadi, kalau aku bilang kau permaisuri ku, kau tidak mempermasalahkannya?" Tanya Daryan yang ku jawab dengan anggukan kepala. Ia mendengus melihat responku.

"Aku manis, berbakat, mencetak sejarah baru, terkenal. Tak heran banyak yang menyukaiku," Sombongku.

"Iya, aku tau," Balas Daryan diselingi elusan pada kepalaku.

Tiba-tiba saja, tubuhku melayang. Aku menoleh ke belakang dan ternyata, Kakak brainly berjalan mengangkat tubuhku menjauh dari Daryan. Kakak lelaki buta berada di belakang Kakak brainly berjalan, ia menatapku tajam.

"Setelah Pangeran Orion, lelaki perak ini, gadis bencana? Aku tidak habis pikir denganmu," Cibir Kakak lelaki buta. Aku mengerucutkan bibirku kesal.

"Jangan ceramahi aku, aku kan tidak bersalah," Belaku.

"Siap kami kurung di kamarmu selama 2 bulan?" Tanya Kakak brainly berjalan yang kini melangkahkan kaki meninggalkan Daryan dan Kakak lelaki buta, dan aku yang sekarang berada dalam gendongannya.

"Tidak mauu," Rengekku.

"Dada Kakak lelaki buta," Aku melambaikan tanganku ke arah Kakak lelaki buta. Ia membalasnya juga. Aku tersenyum melihat ia membalas lambaian tanganku.

"Mau makan?" Tawar Kakak brainly berjalan.

"Mau," Jawabku. Kakak brainly berjalan mengganguk, dan kami pun pergi ke kantin.

♩ ♩ ♩ ♩

"Ku beri tau. Jangan berharap Veddira akan menjadi permaisuri mu," Zevrey menatap rendah ke arah Daryan. Daryan lantas berdiri dan menatapnya datar.

"Jangan posesif, dia hanyalah Adikmu, sedangkan aku calon masa depannya," Daryan pergi setelah berkata demikian. Dengan sengaja ia menyenggol bahu Zevrey.

Kalau keluarga Veddira tidak memberi restu, aku akan menculiknya dan menjadikannya ratu di hidupku, tanpa gangguan siapapun, keluarganya sekalipun.

Daryan menyeringai. Veddira tidak boleh lepas darinya. Tidak boleh.

 Tidak boleh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Villainess [Completed]Where stories live. Discover now