51) Binasalah, secara perlahan

14.6K 2.1K 165
                                    

Author POV

⚠️ Terdapat adegan menjijikkan. Jika tak suka/tahan, tinggalkan chapter ini ⚠️

Veddira Elmeira Franklin, gadis yang kini berumur 15 tahun terbaring dengan bermacam-macam ramuan di samping tempat tidurnya. Katakan saja, Veddira sedang masa kritis.

Suhu dingin terlalu berefek pada tubuh Veddira. Untuk bermain salju saja, Veddira tidak bisa. Pernah suatu saat Veddira pergi bermain di musim dingin, ia membuat boneka salju dari salju-salju di taman istana Franklin. Ia langsung sesak nafas. Awalnya, para pelayan tak menghiraukannya. Namun, bagaimanapun mereka akan dipandang jelek jika membiarkan majikan mereka begitu saja.

Veddira dibawa ke tabib kerajaan. Dalam satu kali diagnosa, tabib menyimpulkan bahwa tubuh Veddira sangat sensitif terhadap suhu dingin. Mendengar itu, Duke Felix langsung memerintahkan seluruh pelayan dan ksatria untuk tidak membawa Veddira ke tempat yang dingin.

Veddira seperti itu. Sedangkan Zevrey, ia bermain lempar-lemparan bola salju bersama Zephir. Ntah malapetaka apa yang menimpa Zevrey, bola salju lemparan Zephir mengenai wajahnya. Awalnya tak ada masalah, namun semakin lama ia semakin merasa lemah. Seperti Veddira, dalam satu kali diagnosa, tabib menyimpulkan bahwa tubuh Zevrey juga lemah terhadap suhu dingin.

Semenjak saat itu, Duke Felix menutup komunikasi dari kerajaan manapun setiap kali musim dingin. Walau ia memiliki ribuan ksatria, menjenguk anaknya di musim dingin juga penting. Mau ia mendapat ratusan alasan mengatakan kedua anaknya itu sehat, ia tetap tidak bisa tenang. Ya walaupun ia lebih sering menjenguk Zevrey.

Felix, Zevrey, dan Zephir menatap kosong ke arah Veddira. Veddira dibaringkan bukan di kamarnya. Namun di tempat khusus untuk keluarga Franklin saat sakit parah. Tempat tersebut seperti kamar rumah sakit modern. Tapi, tanpa bius, brankar, infus, dan sebagainya. Pada dinding yang menghadap langsung ke arah Felix, Zevrey, dan Zephir, terdapat kaca yang membuat orang-orang yang ingin menjenguk orang sakit di tempat tersebut dapat melihatnya walaupun dari luar.

"Tidak ku sangka. Disaat seperti ini, ia malah membuatku khawatir kehilangannya," Kata Felix memecah keheningan.

"Gadis bencana itu.. berhasil membuat kita mengkhawatirkannya yang dulu acuh padanya," Zevrey ikut berbicara, mengeluarkan kata-kata yang sebenarnya, ingin ia katakan pada Veddira secara langsung.

"Sepertinya kita perlu membangunkannya seperti ia membangunkan kita setiap paginya," Kata Zephir yang membuat hatinya tersayat sesuatu yang tak terlihat.

Terlihat, tabib kerajaan lagi-lagi memasuki ruangan tempat Veddira terbaring. Ia terlihat memeriksa kondisi Veddira, lalu mengangguk. Ia pun keluar dari ruangan tersebut dengan bersemangat.

"Bagaimana?" Tanya Felix.

"Keadaan Nona Veddira kian membaik, Tuan. Namun, kemungkinan besar ia akan koma," Jawab tabib.

"Pergi sana," Usir Felix mendengar jawaban tabib. Tabib beruntung, biasanya Felix akan langsung memotong mulut orang yang berani mengatakan hal buruk tentang keluarga nya, sekarang ia malah merasa enggan melakukannya.

Tabib pergi, meninggalkan tiga lelaki yang masih menatap satu-satunya perempuan di keluarga mereka. Si pembuat onar, bencana, pemancing emosi, dan faktor penyebab para pelayan hipertensi. Namun tak dipungkiri, sekarang mereka bertiga menyayangi sosok yang kini berbaring tanpa pergerakan.

"Duke. Para ksatria sudah siap menyerang kerajaan Edelmiro," Kata ksatria memberitahukan Felix. Felix mengangguk, lalu pergi diikuti Zevrey dan Zephir.

♩ ♩ ♩ ♩

Brukk

"Akhh!" Ringis kesakitan Soraya saat tubuhnya didorong kasar oleh seorang lelaki.

The Villainess [Completed]Där berättelser lever. Upptäck nu