20) Sakit

25K 3.3K 153
                                    

Ingat saat aku, Papa, dan kedua Kakakku pergi rekreasi? Dan saat itu juga kepalaku terbentur, kan?

Lihatlah sekarang. Kepala bagian belakang ku kini bernanah. Tubuhku panas-dingin. Dan, aku sakit.

"Papa, aku sakit. Tapi sepertinya aku akan mati," Racauku.

"Hm. Makam mu nanti berada di samping makam Kakek mu," Balas Papa.

"Papaa, rasanya sakit sekali. Huaa," Rengekku.

Badanku terasa sangat tidak nyaman. Di bagian belakang kepalaku terdapat nanah, yang kalau tersentuh sesuatu rasanya luar biasa sakit. Ditambah lagi badanku yang malah terasa panas-dingin.

"Lemah," Ejek Papa. Jahat ish.

"Pelayan, cepat panggilkan tabib kerajaan," Suruh Papa pada Rana. Rana dengan bergegas menuju ke ruangan tabib kerajaan, dan memanggilnya. Tak lama setelah itu, tabib kerajaan sudah berada di kamarku.

"Luka di kepala Nona Veddira bernanah, Tuan. Badan Nona Veddira juga panas-dingin. Ini efek dari nanah yang ada di kepala Nona Veddira," Jelas tabib.

Papa hanya diam menatapku. Aku sekarang sedang memeluk lengan Papa. Mengatakan betapa sakitnya rasa sakitku.

"Aku tidak akan kuat, biar Papa saja yang sakit," Lagi-lagi, aku meracau tidak jelas.

"Siapa suruh lemah," Kata Papa.

"Ini sakit sekali Pa! Rasanya seperti Papa digigit oleh 1.000 hewan buas sekaligus!" Kataku berlebihan.

"Hewan buas itu akan mati bahkan sebelum mereka menggigitku," Iya tau, Papa kan sadis, aku mah lemah lembut.

Aku melepaskan tanganku dari lengan Papa, dan berpindah menyilangkannya di dadaku. Aku menatap sinis Papa sekaligus mengoceh tentang betapa menyebalkannya Papa.

"Tabib, apakah gadis berumur 14 tahun memang sering mengoceh saat sakit?" Tanya Papa yang tidak ku dengar. Tentu saja karena sibuk mengoceh.

"Biasanya gadis seumuran Nona Veddira hanya akan diam saat sakit, Tuan," Jawab tabib.

"Gadis ini tidak normal," Batin Papa sambil menatapku dengan tatapan yang sulit ku dekskripsikan.

"Papa," Panggilku.

"Apa?"

"Kau juga tidak normal, hehe," Kataku seakan dapat membaca pikirannya.

Dan pagi itu, nyaris saja leher ku terbagi dua karena pedang kebanggaan Duke Felix Genio Franklin.

♩ ♩ ♩ ♩

Karena sakit, aku tidak sekolah hari ini. Merdeka!

Oh tapi, lihatlah kelima lelaki di hadapanku. Siapa mereka? Oke, akan ku beri tau.

Di sebelah kiriku ada Zevrey. Di sebelah Zevrey ada Pangeran Orion. Di depan Pangeran Orion ada lelaki merah. Di sebelah lelaki merah tepatnya di samping kananku, ada Zephir. Dan di depanku, ada lelaki perak yang semalam ku gigit bibir bawahnya.

"Mau apa kalian di kamarku?" Tanyaku pada mereka berlima.

"Melihatmu," Kata Kakak brainly berjalan.

"Menunggui kematianmu," Kata Kakak lelaki buta.

"Melamarmu," Kata lelaki merah.

"Menjenguk mu, kau kan sakit," Kata Pangeran Orion.

"Mencegah para buaya menggoda mu," Kata lelaki perak. Ini jawaban paling tidak masuk akal.

"Aaa sudahlah. Kalian pergi saja sana," Usirku.

"Tidak," Jawab kelima lelaki itu serempak.

"Mohon maaf para lelaki tampan. Aku ingin sendirian saat ini. Jadi, silahkan keluar. Pintu keluarnya berada di sana," Kataku sembari menunjuk pintu kamarku.

Tiba-tiba, kelima lelaki itu menghilang dari pandanganku. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat bagaimana cara mereka menghilang.

"Kami masih disini," Jawab Kakak brainly berjalan.

"Ya keluar. Kenapa masih disini sih?" Kataku tapi masih saja menoleh.

"Kau mau menyebrang? Mengapa kau menoleh ke kanan dan ke kiri, gadis bencana?" Ejek Kakak lelaki buta.

"Aish, kalian menyebalkan," Kataku lalu menutup seluruh tubuh ku menggunakan selimut.

Kalau begini, bukannya aku sembuh malah semakin sakit. Bahkan berpotensi gila!

♩ ♩ ♩ ♩

Orion Remon Afonso

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Orion Remon Afonso

Orion Remon Afonso

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lelaki merah

Seragam sekolah perempuan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seragam sekolah perempuan. Seragam sekolah lelaki memiliki warna yang sama dengan seragam sekolah perempuan. Bedanya, seragam sekolah lelaki memakai celana.

 Bedanya, seragam sekolah lelaki memakai celana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Villainess [Completed]On viuen les histories. Descobreix ara