53) The end

28.5K 2.4K 252
                                    

Bayangkan. Kau koma selama 2 bulan lalu dikurung selama 10 bulan dengan embel-embel aku akan koma lagi. Ya, itu yang ku jalani selama ini. Kurungan selama 4 bulan seperti tahanan.

Selama 2 bulan aku koma, sekolah ku menjalankan ujian. Dan selama aku dikurung 10 bulan, angkatanku sudah menjalani masa-masa menjadi Kakak kelas tingkat atas.

Dan sekarang, sekolah sudah mengadakan acara kelulusan angkatanku. Benar, waktu berlalu sangatlah cepat. Tak terasa, setelah kemarin aku memasuki dunia novel ini dan menjadi antagonis, aku mengalami banyak hal baru.

"Veddira Elmeira Franklin," Panggil MC. Aku dengan bangga naik ke atas panggung, mengambil sertifikat untuk diriku.

Di sertifikat tersebut terdapat gelar-gelar para murid yang diberikan dari sekolah. Sesuai bagaimana mereka dipandang di sekolah ini.

Kepala sekolah memberikanku sertifikat. Saat sertifikat tersebut sudah berada di tanganku, aku membaca gelar yang ku dapatkan.

"Si anak menyeramkan," Kataku membaca gelar yang ku dapatkan.

"Wow, aku anak menyeramkan! PAPAA AKU MENDAPATKAN GELAR ANAK MENYERAMKAN!" Hebohku terlampau senang. Oh tentu saja, tak sia-sia aku mengadu domba Soraya. Alhasil, semua orang takut padaku.

Papa mendengar gelar yang ku dapatkan lantas memberiku jempol ke atas. Kedua Kakakku menggeleng heran. Fyi, kedua Kakakku sudah lulus sejak setahun yang lalu.

"Tunggu. Apakah aku tidak mendapatkan gelar jenius? Aku sudah membuat teknologi yang sempurna!" Protesku yang membuat Kepala sekolah tersenyum paksa.

"Tidak? Yasudah dadah," Kataku lalu menuruni panggung.

"Lihatlah, siapa yang lulus hari ini," Sambut Kakak lelaki buta saat aku sudah berada di depan keluargaku.

"Hihihi, Veddira!" Kataku diiringi dengan senyuman manis.

"Selamat atas kelulusanmu, Veddira," Kata Kakak brainly berjalan.

"Anak menyeramkanku sudah besar, ya," Kata Papa.

Lalu, para bodyguard ku datang menghampiri ku. Mereka semua memberiku bunga dan dengan sepenuh hati, aku menerima semua bunga itu.

"Bunganya cantik ya," Pujiku melihat bunga-bunga yang para bodyguard ku berikan.

"Sepertimu," Gombal Papa, kedua Kakakku, dan bodyguard ku.

"Benar. Seperti aku," Kataku membenarkan ucapan mereka.

Aku bahagia meskipun menjadi antagonis. Ini kebahagiaan yang sedari dulu ingin ku rasakan. Hahaha, takdir ternyata tidak benar-benar bermain denganku.

♩ ♩ ♩ ♩

"Nona Veddira..," Lirih Soraya yang keadaannya sungguh mengenaskan. Aku sekarang berada di tempat eksekusi Soraya. Setelah sekian lama, ia dijatuhi hukuman mati.

Keluarganya, kerajaannya, pahlawannya, semua meninggalkan Soraya. Ada sedikit rasa iba dariku, seharusnya aku yang merasakan itu semua. Bukan gadis cantik di hadapanku yang tubunya kini sangat kurus.

Wajah tak terawat, baju lusuh bak gelandangan, rambut emas menawannya kini kusut. Sepertinya para pahlawanku yang seharusnya pahlawan Soraya benar-benar menyiksa nya selama ini.

"Tidak. Jangan lakukan eksekusi mati pada Soraya sekarang," Larangku saat melihat para ksatria mulai membaringkan Soraya.

Mau tau cara eksekusi mati Soraya? Caranya adalah batu besar akan menghantam tubuhnya, sampai remuk, remuk, dan remuk.

The Villainess [Completed]Where stories live. Discover now