HIRAETH - PART 9

87 23 9
                                    

Satu jam penanganan yang dilakukan tenaga medis terhadap gadis itu. Jennie telah dibawa menuju salah satu ruang rawat inap. Hanbin menggenggam tangan yang lemah itu dengan erat.

"maafkan aku"

Lagi dan lagi air mata lelaki itu menetes ketika melihat tubuh Jennie yang terbaring di ranjang rumah sakit.

"Jennie-ya, ayo bangun kenapa kamu terus tertidur?"

Hanbin mencium tangan perempuan itu dengan sangat lembut.

"Karena aku sangat lelah, Tuan Kim"

Hanbin berdiri dan menatap wajah Jennie. Perempuan itu telah membuka matanya dan memberikan senyuman yang selalu ia tunjukan itu pun kembali.

"Kau mendengarku? Kau sungguh sudah siuman?"

Jennie mengangguk. Hanbin memeluk tubuh gadis itu mengisyaratkan kebahagiaan karena gadisnya telah sadarkan diri.

"Ssh aw"

Hanbin langsung melepaskan pelukannya kepada Jennie.

"Kenapa? Apa masih ada yang sakit?"

"Kamu memeluku terlalu kencang, Hanbin-ah"

"Ah maaf"

Jennie berusaha untuk duduk dengan menahan sakit di perutnya akibat tendangan dari June pula.

"Terimakasih mau menolongku lagi"

Air mata menetes dari mata tajam milik laki-laki itu. Tubuhnya bergetar menahan agar isakannya tak terdengar oleh Jennie. Ia menundukan wajahnya lebih dalam.

"Hanbin"

Lelaki itu tak menjawab panggilan Jennie. Tangan Jennie terangkat untuk menggapai sekitarnya hingga ia menemukan sosok Hanbin yang duduk di sampingnya.

"Kamu menangis?" ucapnya saat kedua tangan itu dapat menggapai wajah Hanbin

"Maafkan aku"

Jennie menggerakan tangannya untuk menghapus air mata lelaki itu.

"Jangan menangis"

Hanbin semakin kalut dalam kesedihannya.

"Aku baik-baik saja" ucap Jennie tersenyum

"Maafkan aku tak bisa melindungimu"

Jennie menggeleng.

"Jangan berbicara seperti itu kau telah melindungiku, Hanbin-ah"

"Aku seharusnya tidak membuat jarak denganmu, aku seharusnya selalu ada disampingmu"

"Maafkan aku" ucapnya lagi

Jennie memeluk tubuh lelaki itu dengan sangat tulus. Mengusap punggung Hanbin untuk memberikannya ketenangan.

Nyaman

"Aku berterimakasih karena kamu telah menolongku itu saja sudah sangat cukup"

Jennie mengusap wajah Hanbin dan memberikan senyuman paling tulus untuk lelaki itu.

"Terimakasih telah datang ke kehidupanku, Kim Hanbin"

Hanbin yang rapuh dihadapan Jennie saat ini merupakan hal yang sangat baru dihidupnya sendiri. Lelaki itu bahkan tak pernah ingin menunjukan tangisannya di depan siapapun. Ia selalu berlaga kuat dan berharap semua akan baik-baik saja jika ia terus berpura-pura.

"Jangan menangis lagi, aku baik-baik saja"

Hanbin mengeratkan pelukannya kepada gadis itu. Ia yakin hatinya ini tak salah bahwa Jennie sangat berharga untuknya.

HIRAETH | ENDWhere stories live. Discover now