HIRAETH - PART 45

70 16 0
                                    

Play song Hal Hebat - Govinda cover by Dinda Alfa

Sudah satu minggu lelaki itu terbaring di rumah sakit tanpa membuka matanya sedikit pun. Setiap hari Jennie selalu datang untuk menemui kekasihnya dengan harapan lelaki itu dapat kembali terbangun dan berada di sisinya.

Hari ini ia datang untuk ke sekian kalinya dengan membawakan kotak musik pemberian Hanbin.

"Hi, aku datang lagi"

Jennie mengusap rambut lelaki itu yang mulai lepek.

"Seperti biasa aku selalu membawakan sesuatu untukmu"

Perempuan itu duduk di kursi sebelah ranjang Hanbin dan mengeluarkan sebuah barang di tas nya. Ia membuka kotak itu dan terdengar alunan indah yang keluar dari sana.

"Kau ingat ini? Kotak musik yang kamu berikan"

Kata-katanya bergetar karena ia berusaha menahan tangisnya.

"Aku selalu mendengarkannya, ini adalah alunan yang sangat indah"

Hening tetap tak ada jawaban dari pria di depannya.

"Mungkin ini akan menjadi alunan terbaik karena kau yang memberikannya"

Jennie tersenyum dengan getir.

"Atau mungkin lagu yang kau buatkan untukku"

Perempuan itu menggenggam tangan Hanbin dan mengelusnya.

"Aku ingin mendengarkannya lagi, Hanbin-ah"

Perempuan itu menunduk, ia sudah tak dapat menahan tangisnya. Ia tidak bisa berusaha untuk kuat di hadapan kekasihnya yang terbaring lemah. Bahunya bergetar saat isakan kecil terdengar.

"Aku akan memainkannya untukmu"

Jennie mengangkat wajahnya saat terdengar sebuah suara yang sangat dirindukannya.

"Hanbin-ah!"

Lelaki itu dengan lemah menggapai wajah Jennie dan menghapus air mata di pipinya.

"Maafkan aku membuatmu menangis, Jennie-ya"

Jennie menggeleng dengan air mata yang masih turun.

"Aku tak akan menangis lagi karena kamu telah kembali"

"Kau harus berjanji untuk tidak menangis"

Jennie mengangguk dengan mantap, lelaki itu membawa tubuh Jennie ke dalam dekapannya. Ia memeluk gadis itu dengan sangat erat.

"Aku merindukanmu, Hanbin-ah"

Lelaki itu tersenyum dan mengelus rambut Jennie lembut.

"Aku lebih merindukanmu ketika aku mendengar suaramu tapi tak bisa menggapaimu"

Jennie memeluk lelaki yang dirindukannya itu dengan erat, ia sungguh berharap bahwa kali ini bukan mimpinya semata. Jika memang hal ini mimpi ia akan lebih baik untuk tertidur daripada harus terbangun sendirian.

Hanbin melepaskan pelukannya dan menatap wajah Jennie yang semakin menirus.

"Kemana pipi chubby di sini?"

Jennie memegang wajahnya.

"Mereka menghilang karena aku terus saja memikirkanmu"

"Apa mereka cemburu kepadaku?"

"Mungkin saja, kau membuatku merindukanmu untuk sekian lama"

Hanbin tersenyum dan mengecup kening Jennie lama.

HIRAETH | ENDWhere stories live. Discover now