HIRAETH - PART 31

79 20 0
                                    

Hari ini kepulangan semua siswa untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.

"Istirahat ya"

"Aku yang seharusnya mengatakan hal itu, kamu harus istirahat dan jangan lupakan obatmu"

Hanbin mengangguk paham walaupun perempuan itu tak dapat melihatnya.

"Aku turun ya, hati-hati di jalan"

"Salam pada om dan tante"

Jennie mengangguk, ia keluar dari mobil milik Hanbin dan melambaikan tangannya masuk ke dalam rumah megah itu. Di dalam rumah ia disambut oleh kakaknya, Jinhwan.

"Kamu udah pulang? Mau makan? Biar gue yang beli"

Jennie menggeleng dan tersenyum kepada kakak laki-lakinya itu.

"Kami sudah makan tadi, sepertinya aku ingin mengistirahatkan tubuhku dulu"

"Yaudah, kamu istirahat aja"

Jennie pamit kepada kakaknya itu dan berjalan masuk ke kamarnya. Duduk di pinggiran ranjang sambal memegang kalung yang selalu dipakainya.

"Hanbin-ah"

Ia menangis lagi dan lagi, rasa takut itu tak pernah hilang di hatinya. Ia hanya tak ingin lelaki itu melihatnya. Tangisnya membuat ia kelelahan hingga dirinya tertidur dengan sendirinya.

Di lain tempat Hanbin masuk ke dalam rumahnya yang selalu sama. Sepi. Ia berjalan masuk ke kamarnya mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Membuka foto gallery ponsel yang berisi foto yang ia ambil bersama perempuan itu, Kim Jennie.

Panggilan telepon berdering, Hanbin menekan tombol hijau dan panggilan pun tersambung.

"Ada apa dr.Yang?"

"Kenapa kau tidak bilang?!"

"dr.Yang, aku tahu"

Hanbin mengepalkan tangannya menahan rasa tangisnya. Ia tidak mau lemah dengan penyakit yang menyerang tubuhnya ini.

"Hanbin"

"dr.Yang, kau tahu ada satu wanita yang sangat berharga untukku dan aku ingin sembuh untuknya"

Hanbin tersenyum dengan getir.

"Bisakah aku sembuh walau itu jauh dari kata mungkin?'

"Hanbin kau pasti akan sembuh"

"Jangan memberiku harapan terlalu tinggi"

Hanbin memutuskan panggilan teleponnya. Ia meratapi hidupnya yang berjalan beriringan dengan penyakit yang bisa saja fatal suatu saat.

"Tuhan"

Ia sudah tak dapat berpura-pura tegar. Ia sudah tak tahan, karena terlalu lemah untuk bersikap bahwa sesuatu tidak akan terjadi.

"Aku ingin bersama dengannya, izinkan aku untuk itu"

Lelaki itu menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Aku mohon"

◦◦◦

Libur akhir semester dimulai, Jennie tak harus pergi ke sekolahnya untuk dua minggu ke depan. Perempuan itu memutuskan untuk pergi ke restoran Halmoni hari ini. Sudah lama semenjak terakhir kali ia kesana.

"Aku sudah di depan"

Setelah mendapat panggilan telepon itu, Jennie berjalan keluar dari pintu rumahnya.

"Pagi cantik"

Jennie tersenyum dan menghampiri Hanbin yang berdiri di sisi mobilnya.

"Ini nyaris sore Hanbin"

HIRAETH | ENDOnde histórias criam vida. Descubra agora