991 165 3
                                    


𝗪𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴!
𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗳𝗶𝗸𝘁𝗶𝗳 𝗯𝗲𝗹𝗮𝗸𝗮 𝗱𝗶𝗯𝘂𝗮𝘁 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗵𝗶𝗯𝘂𝗿𝗮𝗻. 𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗱𝗶𝗮𝗺𝗯𝗶𝗹 𝗯𝗲𝗿𝗱𝗮𝘀𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗿𝗲𝗮𝗹 𝗵𝗶𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆 𝗲𝘃𝗲𝗻𝘁

▞▞▞▞▞--𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™--▚▚▚▚▚

“Dingin..” Gumam Arthur yang didengar Ivan. “Heh, gitu aja sudah dingin?” Seringai Ivan, saat itu musim Gugur tahun 1919 di Kekaisaran Jepang.

Sudah seminggu semenjak kedatangan mereka di Tokyo dan masih belum ada perkembangan selain cerita penduduk lokal tentang mitos iblis berkeliaran saat malam.

“Ya maaf saja, aku bukan orang Russia yang hidupnya seperti beruang kutub.” Ivan mengernyit, masa negaranya disamakan dengan beruang kutub.

“Aku ingin berburu.” Ucap (Y/N).

“Huh? Kau ingin berburu dimana di kota begini? Ini bukan Yakutsk.” Tanya Ivan, (Y/N) sempat berpikir sejenak, “Ganti, aku ingin jalan-jalan.” (Y/N) berdiri dan berjalan keluar penginapan.

“Aku ikut.” Ucap Sergei yang dibalas anggukan,

“Bawa Katana dan handgun, ini sudah sore untuk jaga-jaga saja.” Ucap Arthur.

.
.
.
.
Jalan-jalan dengan Sergei kebanyakan diam, tapi tidak canggung. Mereka juga dihadiahi banyak tatapan dari orang lokal yang kadang membuat risih tapi mereka diam saja, hingga mereka mencapai sebuah bukit kecil yang penuh pohon dan ada jalan setapak dengan gerbang torii di bagian pertengahannya.

(Y/N) langung saja naik diikuti dengan Sergei. Setelah mereka melewati gerbang Torii, firasat (Y/N) memburuk tetapi ia tetap berjalan, hanya saja lebih pelan. Sergei juga menyadarinya, ia memberi aba-aba untuk segera turun dan kembali ke penginapan tapi tidak dijawab oleh (Y/N).

Firasatku baik dan juga buruk.’

Di bawah pohon yang rindang dimana sinar matahari tidak dapat menembus dedaunan, kedua insan itu melihat sebuah manusia aneh yang sibuk menghancurkan sesuatu dengan tangan kosong.

Mata (Y/N) menyipit, yang sedang ia hancurkan adalah tulang manusia, Sergei juga melihatnya. (Y/N) diam-diam berbalik dan pergi, tidak ingin ikut berurusan langsung dengan sesuatu yang mungkin adalah iblis yang mereka cari. Sergei juga merasa demikian dan mengikuti si perempuan.

“Siapa disana?” Ucap Oni itu.

Sergei dan (Y/N) tetap berjalan, tidak mempedulikan si Oni.

“Aku tau ada dua orang disana! Aura kalian terasa asing, keluarlah!” Teriak Oni yang dapat menegakkan bulu kuduk itu dan mengeluarkan kekkijutsunya yang dapat memanjangkan kedua tangannya untuk menarik Sergei dan (Y/N).

Insting mereka berdua bekerja dan segera menghindari tarikan tangan Oni itu. Sergei menebas salah satu tangannya dengan Katana dan (Y/N) menembak tangan satunya lagi meskipun tidak terlalu bekerja, tapi cukup untuk mengganggu.

“Aku punya 5 peluru lagi Sergei, mau lawan atau lari?” Tanya (Y/N).

“Kita sudah diundang ke pertempuran itu sendiri (Y/N).” Balas Sergei.

“Dua peluru untuk matanya, hanya Katana itu yang efektif untuk melawannya, Kukunya runcing juga.” Analisa (Y/N) yang dibalas anggukan oleh Sergei.

(Y/N) mengarahkan handgun buatan Russia itu ke mata Oni yang sedang diam menunggu regenerasi salah salah satu tangannya. Sergei menyiapkan kuda-kuda dan Katananya. Katakanlah mereka nekat, meski kenyataannya mereka berdua sama sekali tidak takut dengan kematian itu sendiri.

[✓] 𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™ || 𝕂ℕ𝕐 𝕏 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕖𝕣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang