二十六

421 87 1
                                    

𝗪𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴!
𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗳𝗶𝗸𝘁𝗶𝗳 𝗯𝗲𝗹𝗮𝗸𝗮 𝗱𝗶𝗯𝘂𝗮𝘁 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗵𝗶𝗯𝘂𝗿𝗮𝗻. 𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗱𝗶𝗮𝗺𝗯𝗶𝗹 𝗯𝗲𝗿𝗱𝗮𝘀𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗿𝗲𝗮𝗹 𝗵𝗶𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆 𝗲𝘃𝗲𝗻𝘁

"A" adalah bahasa asing

▞▞▞▞▞--𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™--▚▚▚▚▚

"Sakit."

"Tolong tahan sebentar."

Sergei mendengus, mengangkat kedua tangannya agar Kanao dapat memperbarui perbannya.

Keheningan memenuhi ruangan tersebut, baik Sergei dan Kanao sama sekali bukan orang yang suka berbicara. Posisi mereka adalah Sergei mempunggungi Kanao.

"Apa kalian benar-benar membunuh uppermoon tiga?"

Sergei mengangguk. Kanao terlihat tidak yakin,

"Kenapa kalian terlihat biasa saja?"
Sergei mendelik tidak paham.

"Kalian sama sekali tidak menangis atau terlihat sedih saat Alexey-san ataupun Rengoku-san mati, tidak seperti yang lain."

"Ini bukan pertama kalinya kami melihat kematian orang terdekat. Walaupun tidak ditunjukkan, kami selalu memikirkan mereka Kanao."

Kanao terlihat tidak yakin, tapi mengabaikannya.

"Dan karena ini bukan pertama kalinya aku dan Ivan dekat dengan kematian." Sergei berucap pelan.

Kanao terdiam sebentar, dia hanya kembali memperban dada bidang Sergei. Sergei hanya berucap terimakasih dan keluar ruangan tanpa kata lain setelah selesai, meninggalkan Kanao yang terlihat dengan emosi bercampur aduk antara bingung, khawatir, dan tidak yakin. Sangat tidak biasa bagi gadis itu.

Karena di punggung Sergei, terdapat bekas luka memanjang dan bekas luka yang seperti jahitan. Sergei mengerti kenapa Kanao terlihat seperti itu, tapi sama sekali tidak berniat menjelaskannya.
Itu adalah bekas dari peperangan yang akan merayapi Sergei selamanya.

▞▞▞▞▞--𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™--▚▚▚▚▚

"Aku lebih khawatir pada apa yang harus kutulis di laporan nanti."

"Dan apa yang harus kukatakan pada keluarga Alexey."

"Dan Arthur masih belum sadar."

(Y/N) menutup matanya, perasaan tidak enak merayapi tubuhnya. Ivan dan Sergei hanya menikmati minuman mereka. Arthur masih terbaring tak sadarkan diri di kediaman pilar air.

Mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke pub di kota untuk meringankan beban mereka dengan alkohol.

"Ini."

Ivan menyodorkan botol Whiski pada (Y/N) yang diterimanya. (Y/N) hanya mendengus sebelum membuka tutup dan meneguknya langsung dari botol.

Leher (Y/N) terasa panas saat alkohol itu diteguknya, tapi tidak masalah. (Y/N) perlu pelampiasan sekarang.

Ketiga orang Russia itu sudah mulai mabuk sekarang. Botol-botol alkohol berjejeran di sebelah mereka, mengundang perhatian tamu yang masuk dalam pub itu.

Entah berapa botol yang mereka harus habiskan terlebih dahulu untuk benar-benar mabuk, salah satu kemampuan alami orang-orang Eropa Timur, tahan alkohol.

"They fucking save me..." Ucap Ivan pelan hingga hanya bisa didengar oleh Sergei dan (Y/N).

"Who the fuck are you talking about?"

"Vasily, Viktor, Adrik, Igor, Vladimir...."

Sergei dan (Y/N) tercengang, Ivan hanya melihat mereka dengan seringai biasanya. (Y/N) hanya mendesah pelan sebelum mengacak-acak rambutnya merasa frustrasi, air mata mulai menggenang.

Ia menutup wajahnya sebelum menangis sediam mungkin, efek alkohol dan beban pikiran ia tumpahkan dalam air mata itu, membuat pikirannya kacau, ditambah lagi memorinya masa lalu yang kembali ke permukaan.

Sergei mengelus punggung (Y/N) pelan. Ivan hanya menyisip Whiskey di gelasnya lagi dan lagi, rasa pahit yang dari whiski itu sama sekali bukan apa-apa dibandingkan perasaannya sekarang.

"Aku ingin pulang...."

▞▞▞▞▞--𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™--▚▚▚▚▚


Nikolai mengernyit melihat kertas laporan di tangannya. Atasannya menatap Nikolai intens dengan tangan dilipat, meminta penjelasan. Nikolai hanya menghela nafas.

"Aku juga tidak mengerti Pak."

"Dengar Nikolai, kami tidak memberikan anggaran untuk hal konyol seperti ini."

"Aku sama sekali tidak melihat motif mereka untuk memalsukan kejadian, yang bisa kita lakukan hanyalah percaya dan menunggu mereka kembali untuk kejelasan."

Atasan itu hanya memijit pelipisnya, sebelum berjalan keluar dan membanting pintu, diikuti dengan ajudannya yang melihat mereka berdua aneh.

Di mata para bawahan, Nikolai adalah salah satu atasan yang mereka idam-idamkan. Tidak keras dan tidak lunak, sangat pas dan kompeten.

"(Y/N).... Ivan..."

Mata Nikolai menyipit membaca kertas berisi morse code itu. Pekerjaannya benar-benar bertumpuk karena perang saudara dan insiden yang terjadi di Siberia itu.

Setahun setelah perang besar berakhir, hal terakhir yang ia inginkan adalah kehilangan adiknya lagi.

"Vasily, Viktor, tolong bantu aku...." Helanya lelah.

𝙏𝙖𝙞𝙨𝙝𝙤 𝙎𝙚𝙘𝙧𝙚𝙩!

➣𝘕𝘪𝘬𝘰𝘭𝘢𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘭 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘳𝘪𝘮 𝘢𝘥𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘬𝘦 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘪𝘴𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵

➣(𝘠/𝘕), 𝘐𝘷𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘚𝘦𝘳𝘨𝘦𝘪 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘣𝘶𝘬 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘪𝘵𝘶

[✓] 𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™ || 𝕂ℕ𝕐 𝕏 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕖𝕣Where stories live. Discover now