十二

698 133 9
                                    

𝗪𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴!
𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗳𝗶𝗸𝘁𝗶𝗳 𝗯𝗲𝗹𝗮𝗸𝗮 𝗱𝗶𝗯𝘂𝗮𝘁 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗵𝗶𝗯𝘂𝗿𝗮𝗻. 𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗱𝗶𝗮𝗺𝗯𝗶𝗹 𝗯𝗲𝗿𝗱𝗮𝘀𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗿𝗲𝗮𝗹 𝗵𝗶𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆 𝗲𝘃𝗲𝗻𝘁

▞▞▞▞▞--𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™--▚▚▚

Hari sudah malam dan hujan saat (Y/N) berjalan menuju penginapan, di tangannya terdapat kantong berisi kotak musik untuk Tanjirou.

Perutnya kelaparan minta diisi jadi ia mampir sebentar ke kedai ramen. Makanan favorit (Y/N) di Jepang adalah ramen, tidak peduli jenisnya apa yang penting namanya ramen. Ia juga membeli payung di toko dekat kedai ramen tadi.

Langkahnya terhenti saat melihat seorang pria dengan White Fedora dan jas hitam mahal berteduh didekat toko tempat (Y/N) membeli payung tadi.

(Y/N) berpikir sejenak, penginapannya tidak jauh dari tempatnya sekarang, jadi haruskah ia memberikan payung ditangannya sekarang? Meskipun terlihat dingin, (Y/N) bukan orang yang tidak berperasaan jadi ia menghampiri pria itu.

"Anu... permisi,"

Pria itu menatap (Y/N). Mereka berdua saling menganalisa wajah orang didepannya.

'Ternyata iblis, sial!'

(Y/N) menjaga raut wajahnya agar tetap netral, tapi dari dalam ia merutuki dirinya sendiri karena tidak sadar bahwa pria didepannya adalah iblis.

"Ada yang bisa kubantu?"

"Ini, pakai payungku." (Y/N) menghela nafas, apa boleh buat, dalam hati berharap agar iblis didepannya tidak berniat untuk menyerang.

"Tidak perlu nona, aku akan menungg-"

"Hujannya tidak akan segera berhenti, penginapanku tidak jauh, jadi gunakan saja."

(Y/N) memberikan payungnya secara paksa karena pria didepannya tidak menjawab. Si perempuan lalu berbalik untuk menerobos hujan tapi ia merasa tangannya ditahan. Iapun berbalik hanya untuk mendapati si pria memegang tangannya. Mata merah si pria menatap tajam mata (E/C) yang balik menatapnya garang.

"Kau tau aku adalah iblis."

"Jadi? Kau sendiri juga tidak biasa." (Y/N) benar, penampilan si pria terlalu manusia untuk seekor iblis. Si pria hanya mendengus sebagai jawaban.

"Bagaimana kau tau aku adalah iblis?"

"Aku bisa merasakannya. Jangan tanya bagaimana, aku juga tak bisa menjelaskannya."

"Lumayan berguna, aku tidak merasakan ketakutan darimu."

"Untuk apa?" (Y/N) sama sekali tidak takut mati, hal ini berlaku juga untuk Ivan dan Sergei. Keluarga dimana mereka besar membuatnya jadi seperti ini.

"Aku bisa membunuhmu bahkan sebelum kau berkedip."

"Aku tahu."

Mereka berdua terdiam, saling mempelajari penampilan satu sama lain. Si pria hanya mendengus geli terhadap gadis didepannya, ia masih tidak merasakan ketakutan dari gadis bermanik (E/C) itu.

"Jadi, kenapa kau menawarkan payung untuk iblis?"

"Kebaikan yang sia-sia, ku harap aku mengabaikanmu tadi."

"Beritahu namamu,"

"Lena Clinton."

"Bohong."

"(Y/N)."

"Kibutsuji Muzan." Muzan berpikir tidak ada gunanya menyembunyikan nama dari gadis yang bisa membaca orang semudah membaca buku. (Y/N) makin merutuki dirinya dalam hati, ia bukan bertemu iblis biasa, ia bertemu si raja iblis sendiri.

'Kacau kacau kacau, Fuck it!'

"Jadi (Y/N)-"

"Menjadi iblis? Tidak." Potongnya cepat, alis Muzan naik.

"Kau mau terbunuh?"

"Tidak masalah."

Muzan terkekeh, (Y/N) hanya menatapnya datar.

"Jadi kau akan membunuhku atau tidak?"

"Menurutmu?"

(Y/N) menatap Muzan dengan tatapan Kau serius? Muzan hanya menatap lucu sebagai balasannya. Sebuah pisau tiba-tiba menggores pergelangan tangan (Y/N) nyaris membunuhnya jika refleknya tidak cepat. (Y/N) mengernyit,

'kenapa pakai pisau?'

Sementara Muzan terdiam dengan mata lebar,

'Bau ini...' Ia segera menarik tangan (Y/N) dan menjilat darahnya. (Y/N) menatapnya jijik tapi tidak melawan.

'Rasanya surgawi...' Muzan menjilat darah (Y/N) lagi dan lagi.

Saat Muzan sedang menikmati rasa yang tidak pernah ia coba selama ribuan tahun hidupnya, sebuah nichirin sudah menebas tangannya. Muzan tidak sempat menyadari ada orang lain saking asiknya menikmati darah (Y/N).

"KAU?! KIBUTSUJI MUZAN!" Pria dengan banyak bekas luka menyerang Muzan lagi dan lagi.

Muzan berdecih dan melangkah mundur, ia berniat menyerang balik tapi makin banyak pemburu iblis berdatangan. Ia mengernyit tidak suka dan berniat kabur, sebelum kabur ia membisikkan sesuatu ke telinga (Y/N).

"Kita akan bertemu lagi Marechi kecilku"

"SIAL DIA KABUR, KEJAR DIA!!"

"Hei, kau tidak apa-apa?" Tanya pria berambut putih dengan banyak aksesori. (Y/N) hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil menunduk. Ia memegang tangan berdarahnya sambil bergetar. Si pria berambut putih hanya menatapnya iba.

'Dia pasti syok dan ketakutan.'

"Namamu siapa?"

"(Y/N)...." Suaranya bergetar.

"Namaku Uzui Tengen, kuantarkan kembali ke penginapan ok?" (Y/N) hanya mengangguk pelan, Uzui hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil merasa kasihan.

Tanpa Uzui ketahui, (Y/N) sama sekali tidak merasa takut atau syok. Ia bergetar karena merasa marah, terhina, jijik, dan kesal pada dirinya sendiri yang tidak bisa melakukan apa-apa saat berhadapan dengan si Raja Iblis. Ekspresinya yang marah dan kesal tertutupi dengan sempurna oleh rambutnya karena ia menunduk.

𝙏𝙖𝙞𝙨𝙝𝙤 𝙎𝙚𝙘𝙧𝙚𝙩!

➣𝘋𝘢𝘳𝘪 𝘭𝘶𝘢𝘳 (𝘠/𝘕) 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘢𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪, 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘶𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩 (𝘠/𝘕) 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘥𝘪𝘴𝘶𝘬𝘢𝘪 𝘪𝘣𝘭𝘪𝘴

➣(𝘠/𝘕) 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘢-𝘴𝘪𝘢

[✓] 𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™ || 𝕂ℕ𝕐 𝕏 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕖𝕣Where stories live. Discover now