三十

395 71 0
                                    

𝗪𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴!
𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗳𝗶𝗸𝘁𝗶𝗳 𝗯𝗲𝗹𝗮𝗸𝗮 𝗱𝗶𝗯𝘂𝗮𝘁 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗵𝗶𝗯𝘂𝗿𝗮𝗻. 𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗱𝗶𝗮𝗺𝗯𝗶𝗹 𝗯𝗲𝗿𝗱𝗮𝘀𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗿𝗲𝗮𝗹 𝗵𝗶𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆 𝗲𝘃𝗲𝗻𝘁

"A" adalah bahasa asing

▞▞▞▞▞--𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™--▚▚▚▚▚

“Posisimu salah.”

Komentar (Y/N) saat melihat Genya yang sedang berlatih menembak di kediaman pilar batu. Tim Investigator memiliki sedikit urusan di kediaman pilar sehari sebelum keberangkatan mereka ke Sakaiminato. Genya menatapnya tidak senang.

“Santailah, (Y/N) itu penembak handal lo…” Timpal Ivan.

“Namaku Shinazugawa Genya.”

“Namaku Ivan Yakovlev, ini (Y/N) Yakovlev. Kau adiknya Sanemi?”

“Iya…”

(Y/N) berjalan ke arah Genya dan mengeluarkan revolver dari tasnya. Dia mengambil posisi dan mulai menembak sasaran tersebut tepat di tengah-tengahnya. Genya menatapnya kagum.

“Coba.”

Genya juga mulai mengambil posisi dan menembaki sasaran tersebut, tapi tidak semuanya tepat sasaran. (Y/N) diam menganalisa posisi dan tangan Genya.

“Gerakanmu kaku dan terasa tidak natural. Buka kedua matamu saat menembak Genya.”

“Aku kembali ke kediaman Kupu-kupu dulu, kembalilah sebelum sore.” Ucap Ivan.

“Ya.”

Di siang itu, (Y/N) menghabiskan waktunya untuk mengajari Genya cara menembak yang efisien dan tepat. Genya merasa tembakan dan gerakannya jauh lebih akurat dan nyaman setelah diajari (Y/N).

“Ambilah.” (Y/N) melempar Revolver dan dua peluru ke arah Genya. Genya menangkapnya sedikit kaget.

“(Y/N)-san aku tidak bisa mener-“

“Ambil saja. Aku masih punya yang lain.” (Y/N) menunjukkan Revolver lain dari tasnya. Genya tergelak.

“Minta penempamu untuk membuat peluru dari metal itu dan rajinlah berlatih. Selamat tinggal.”

(Y/N) berjalan pergi, meninggalkan Genya yang terdiam dengan Revolver di kedua tangannya. Meskipun ragu, ia menundukkan badannya ke arah (Y/N).

“Terima kasih banyak (Y/N)-san!”

▞▞▞▞▞--𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™--▚▚▚▚▚


“Ara-ara, apa masih ada yang bisa kubantu Ivan-san?”

“Huh? Tidak ada lagi Shinobu-chan.”

Ivan meletakkan botol Whiski dan vodka ke dalam sebuah kotak. Mata Shinobu menangkap gramofon di ujung ruangan dengan piring hitam disebelahnya yang tergeletak begitu saja.

“Bagaimana dengan gramofon itu?”

“Untukmu, hadiah dariku. Yah meskipun yang beli (Y/N) sih.”

Shinobu hanya menatap Ivan yang membereskan sisa barangnya dalam diam. Rasanya sulit bagi Shinobu untuk mengatakan selamat tinggal untuk Ivan. Ia punya firasat bahwa ia tidak akan bertemu dengan Ivan lagi. Ivan menuliskan sesuatu di sebuah kertas dan memberikannya pada Shinobu.

“Kirimkan surat padaku Shinobu, ini alamatku di Uni Soviet.”

“Ah! Sebentar.” Shinobu juga menulis alamatnya di sebuah kertas dan memberikannya pada Ivan.

“Dengan begini kita bisa saling bertukar surat!”

Ivan hanya tertawa dan menerima kertas tersebut.

“Tulisan ini dibaca apa?” Shinobu mendekat dan mengucapkan satu-persatu sambil menunjuk huruf-huruf yang ditulisnya.

“Mau minum bersama untuk yang terakhir kalinya?”

“Ara-ara~Kenapa untuk yang terakhir kalinya? Kau mengajakku untuk ke Russia ingat?”

Tawa Ivan meledak, Shinobu hanya menatapnya jengkel. Ivan berjalan ke sebuah kotak dan mengeluarkan dua botol bir.

“Ini bir, tidak sekuat vodka atau whiski.” Ivan membuka kedua botol tersebut dan memberikan satunya ke Shinobu.

“Ara, aku bahkan belum setuju untuk minum bersama. Tapi apa boleh buat.”

Mereka berdua duduk di Engawa dan berbincang santai. Shinobu terlihat agak linglung sementara Ivan tampak masih normal-normal saja. Peminum alkohol berat tidak akan langsung mabuk hanya dengan sebotol bir yang alkoholnya rendah.

“Kenapa kau harus pergi~?”

“Aku hanya memenuhi tugas Shinobu-chan.”

“Tapi aku tidak ingin kau pergi~ Kenapa aku merasa begini? Jantungku berdetak kencang dan wajahku memanas saat berada di dekatmu Ivan-san! Kenapa?!”

“Shinobu-chan kau mabuk. Ayo aku antarkan ke kamarmu.” Ivan menarik tangan Shinobu hati-hati dan menopangnya.

“Ivan-san, bisakah kita bertemu lagi?” Langkah Ivan terhenti.

“Bisa jika ada kesempatan Shinobu. Tapi akan lebih baik jika kau lupakan saja aku.”

“Kenapa?”

“Kau tau jawabannya.”

Shinobu memeluk Ivan, Ivan tergelak sedikit sebelum memeluk Shinobu juga.

“Aku akan merindukanmu.”

“….Aku juga Shinobu-chan, aku juga…”

𝙏𝙖𝙞𝙨𝙝𝙤 𝙎𝙚𝙘𝙧𝙚𝙩!

➣𝘚𝘩𝘪𝘯𝘰𝘣𝘶 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘴𝘪𝘬 𝘭𝘦𝘸𝘢𝘵 𝘨𝘳𝘢𝘮𝘰𝘧𝘰𝘯 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘐𝘷𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪

[✓] 𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™ || 𝕂ℕ𝕐 𝕏 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕖𝕣Where stories live. Discover now