十一

745 132 2
                                    

𝗪𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴!
𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗳𝗶𝗸𝘁𝗶𝗳 𝗯𝗲𝗹𝗮𝗸𝗮 𝗱𝗶𝗯𝘂𝗮𝘁 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗵𝗶𝗯𝘂𝗿𝗮𝗻. 𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗱𝗶𝗮𝗺𝗯𝗶𝗹 𝗯𝗲𝗿𝗱𝗮𝘀𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗿𝗲𝗮𝗹 𝗵𝗶𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆 𝗲𝘃𝗲𝗻𝘁

▞▞▞▞▞--𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™--▚▚▚▚▚

Pasar terlihat ramai menjelang sore hari itu. (Y/N) sendiri melihat sekitarnya untuk menemukan barang yang dirasa menarik, ditangannya terdapat tas dan kantong yang berisi berbagai barang dan makanan. Ia berencana akan memberikannya ke tim investigator dan penghuni kediaman kupu-kupu.

Of all the trees that grow so fair, old England to adorn~

Greater are none beneath the sun than Oak, Ash and Thorn~

Lagu bahasa Inggris terdengar di telinga (Y/N). Ia segera mencari sumber suara itu dan menemukan sebuah bangunan bergaya barat tidak jauh darinya. Tanpa pikir panjang ia segera masuk kedalamnya.

"Halo, ada yang bisa dibantu?"
(Y/N) disambut oleh seorang pria barat dengan bahasa Jepang fasih.

"Ah, aku ingin melihat gramofon itu." Ucapnya sambil menunjuk gramofon yang memainkan musik yang ia dengar tadi.

"Kemarilah nona muda, pendengaran anda bagus. Gramofon ini adalah keluaran terbaru, ukurannya lebih kecil dan suaranya lebih jernih."

(Y/N) mengamati gramofon itu, ukurannya memang lebih kecil daripada gramofon biasanya. Setidaknya bisa di bawa oleh perempuan itu.

"Lagu yang bagus."

"Nama lagunya Oak, Ash, and Thorn. Lagu tradisional Inggris."

"Anda orang Inggris?"

"Iya, saya sudah menetap disini sejak lima tahun yang lalu."


"Darimana asal anda?"

"Amerika, Mr...?"

"Mr. Helliard, Ms...?"

"Mrs. Clinton, nice to meet you Mr. Helliard."

Mr. Helliard hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. (Y/N) menunjuk gramofon itu tanda ia ingin membelinya kemudian berjalan ke rak kaca yang terdapat barisan piringan hitam dengan berbagai lagu.

Mr. Helliard memberikan list lagu yang terdapat di tokonya dan (Y/N) mengamatinya dengan seksama.

'Kalau tidak salah Ivan membawa beberapa piringan hitam...'

(Y/N) tahu betul Ivan sangat menyukai musik dan pandai bermain piano jadi ia memilih beberapa lagu klasik dan lagu yang berada di puncak papan lagu saat itu.

"Ah, dan tolong satu atau dua lagu Jepang yang sedang populer."

Mr. Helliard mengangguk dan menambahkan beberapa piring ke dalam kotak. (Y/N) segera membayarnya karena hari sudah mulai malam, ia tanpa disadari banyak menghabiskan waktu di dalam toko gramofon dan kotak musik itu. Matanya menangkap sebuah kotak musik meja kasir.

"Kotaknya mau diantar kemana?"

"Penginapan Glory, kamar 304. Lagu apa yang dimainkan kotak itu?"

"Hm? Oh, Für Elise. Anda tertarik?"

(Y/N) mengangguk sebagai jawaban, ia memberikan uang lagi, Mr. Helliard tampak cukup senang saat menerima uangnya. (Y/N) hanya mendengus tapi diam-diam tertawa geli.

'Dasar pedagang.'

.
.
.
"Kyoujuro?" Si Pria berbalik dan menatap (Y/N) tapi segera membalikkan badannya cepat. (Y/N) menemukannya di toko Dango di perjalanan pulang.

"Hmph!"

'Hah? Oh, dia merajuk gara-gara dibohongi ya,'

"Kyoujuro~~" (Y/N) menepuk-nepuk bahunya, Rengoku masih tidak menjawab.

"Maafkan aku, habisnya keberadaan kami rahasia sih. Jadi terpaksa berbohong, maaf ya..." Rengoku terlihat berpikir.

"Begini saja deh," (Y/N) mendekatkan dirinya ke telinga Rengoku.

"(Y/N) apa yang kau-" Pipi Rengoku memerah karena jarak mereka.

"Shush, nama lengkapku (Y/N) Yakovlev, dari Yakutsk, Uni Soviet." Bisik (Y/N). Bulu kuduk Rengoku berdiri karena nafas (Y/N) menggelitik lehernya. (Y/N) tersenyum lebar.

"Jadi kau akan memaafkanku?" Rengoku mengangguk pelan sambil menutupi wajahnya yang memerah.

"Spasiba Kyou," (Y/N) memeluk leher Rengoku.

"(Y-(Y/N)...." Wajah Rengoku makin memerah, (Y/N) menyadarinya dan segera melepaskan pelukannya.

'Dia malu, kawaii~'

"Ini." (Y/N) menyodorkan kotak musik yang tadi dibelinya dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya memegang dango. (Y/N) memutuskan untuk memberikannya pada Rengoku, ia akan membeli lagi nanti untuk Tanjirou.

"Apa ini?" Alis Rengoku mengkerut sambil memandangi kotak musik itu.

"Lihat," (Y/N) meletakkan dangonya dan memutar gagangnya. Suara piano Für Elise terdengar dan figur Balerina itu berputar. Rengoku terlihat terkejut tapi tersenyum kecil.

"Lagu yang bagus. Figur apa itu?"

"Balet, tari dari Eropa, penarinya disebut Balerina. Nama musiknya Für Elise."

"Piano?"

"Piano."

Rengoku menatap kagum Kotak musik itu. Tiba-tiba sebuah gagak hinggap di pundak Rengoku dengan kertas di kakinya. Rengoku mengambil pesan itu dan membacanya, dahinya mengekerut.

"Maaf (Y/N) aku harus pergi, terimakasih atas kotak musiknya. Kau bisa kembali sendiri kan?"

"Bisa, Bye-bye Kyou." (Y/N)
melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar. Rengoku membalas senyumnya dan melambai sambil pergi.

𝙏𝙖𝙞𝙨𝙝𝙤 𝙎𝙚𝙘𝙧𝙚𝙩!

➣𝘙𝘦𝘯𝘨𝘰𝘬𝘶 𝘱𝘦𝘯𝘢𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘬𝘰𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘴𝘪𝘬

➣(𝘠/𝘕) 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘺𝘶𝘬𝘶𝘳 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘙𝘦𝘯𝘨𝘰𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢

[✓] 𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™ || 𝕂ℕ𝕐 𝕏 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕖𝕣Where stories live. Discover now