二十八

367 79 0
                                    

𝗪𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴!
𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗳𝗶𝗸𝘁𝗶𝗳 𝗯𝗲𝗹𝗮𝗸𝗮 𝗱𝗶𝗯𝘂𝗮𝘁 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗵𝗶𝗯𝘂𝗿𝗮𝗻. 𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗱𝗶𝗮𝗺𝗯𝗶𝗹 𝗯𝗲𝗿𝗱𝗮𝘀𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗿𝗲𝗮𝗹 𝗵𝗶𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆 𝗲𝘃𝗲𝗻𝘁

"A" adalah bahasa asing

▞▞▞▞▞--𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™--▚▚▚▚▚

Dua hari kemudian, 5 hari sebelum kepulangan ke Uni Soviet

“Arthur-san!”

Lambai Mitsuri dengan Iguro yang menatap tidak suka disebelahnya. Arthur yang sedang melihat-lihat buku menoleh, tersenyum dan balas melambai. Mitsuri dan Iguro tidak sengaja bertemu dengan Arthur di sebuah toko buku di tengah kota. Arthur sudah sadarkan diri kemarinnya,

“Apa yang kau lakukan disini Mitsuri?”

“Aku sedang mencari buku resep! Makanan Russia yang dibuatkan (Y/N)-chan rasanya sangat enak!” Mitsuri berujar ceria, Arthur menunjuk sebuah rak buku.

“Tadi aku melihat buku resep makanan internasional disana.”

Mitsuri berbinar senang sebelum mengangguk semangat. Ia berjalan kecil kearah rak tersebut meninggalkan Arthur dan Iguro berdua. Iguro mendelik tidak suka pada Arthur, yang tentu saja dinotis Arthur. Arthur tertawa kecil.

“santailah sedikit Obanai-san.”

“Apa yang kau lakukan disini?”

“Mencari buku yang kira-kira menarik untuk perjalanan pulang.”

Keheningan melanda mereka berdua.

“Katakan Obanai-san, apa kau menyukai Mitsuri?”

Obanai tergelak, mata Arthur menyipit, mulutnya membentuk senyum misterius.

“Kau…”

“Ramahlah sedikit Obanai-san, kau gampang dibaca. Permisi,”

Arthur pergi ke kasir, membaca bukunya, dan pergi meninggalkan toko buku itu. Meninggalkan Obanai yang terdiam dan Mitsuri yang kebingungan.

“Eh, Arthur-san sudah pergi?”
Obanai tidak menjawab.

▞▞▞▞▞--𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™--▚▚▚▚▚


“Oh! Kita bertemu lagi Arthur-san!”

Arthur yang sedang makan dango membalikkan badannya, melihat Mitsuri yang tersenyum ceria dan Obanai yang menatap lebih tajam dari sebelumnya. Arthur hanya tersenyum dan mengangguk. Mitsuri segera mengambil tempat duduk di sebelah Arthur bersama dengan Iguro.

“Paman! Dango sepuluh tusuk!”

Mitsuri memakan dangonya dengan lahap dan terus menambah, hal tersebut mengejutkan Arthur meskipun ia tidak menunjukkannya. Ia hanya berbicara santai dengan Mitsuri sambil memakan dangonya, terkadang ia juga mengajak Obanai bicara meskipun hanya dijawab singkat.

“Mitsuri memang suka makan ya?”

“Um! A-apa itu terlihat aneh?”

“Tidak kok, melihat wajah orang yang senang itu menyenangkan.”

Pipi Mitsuri memerah.

“Kalian mau ke Café? Aku yang traktir.” Arthur merujuk pada Café yang Shinobu dan Ivan datangi sebelumnya.

“Maksudmu Kedai gaya barat yang ada di tengah kota itu?”

“Ya.”

“Boleh! Aku tau tempatnya tapi tidak pernah sempat kesana!”

.
.
.
Mitsuri berjalan di depan Obanai dan Arthur. Hanya ada keheningan canggung di antara mereka berdua.

“Kenapa kau mengajak kami ke kedai itu?”

“The way to someone’s heart is through their stomach.”

Iguro menatap Arthur bingung.

“Jalan menuju hati seseorang adalah melalui perutnya.”

“Kau?! Apa kau mengincar Mitsuri?!”

“Tidak, toh jika kami saling menyukai aku tetap harus pergi, itu cuma saran kecil untukmu Obanai-san.”

Iguro menatap Arthur bingung.

“Ah kita sudah sampai Obanai-san.”

▞▞▞▞▞--𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™--▚▚▚▚▚


“Ruang bagian dalamnya bagus sekali!”

“Gaya Prancis ya…” Gumam Arthur.

“Satu espresso tolong.”

“Aku sama sekali tidak mengerti menunya Arthur-san!”

“Pesanlah apa saja yang menurutmu menarik Mitsuri.”

“Woah! Terima kasih Arthur-san!”

“Kau sepertinya punya terlalu banyak uang untuk dihamburkan huh?” MItsuri menatap Iguro terkesiap.

“Iguro-san jangan berkata seperti itu,” Ucap Mitsuri panik. Arthur hanya menarik ujung mulutnya keatas, merasa lucu dengan sikap Iguro.

“Tidak apa-apa Mitsuri, Obanai-san ingin pesan apa?”

“Aku tidak makan.”

“Sayang sekali.”

.
.
.
“Ini enak! Yang ini juga!” Mitsuri melahap kue Black Forest dan Red Velvet bergantian.

“Makan pelan-pelan.” Ucap Iguro pelan sambil melap ujung bibir Mitsuri. Arthur melihatnya terhibur, ia seperti sedang menonton drama kisah cinta klise saat ini.


▞▞▞▞▞--𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™--▚▚▚▚▚


“Café yang tadi itu enak Arthur-san! Sayang sekali kau akan pergi sebentar lagi…” Mitsuri berujar sedih, harusnya ia mengajak Arthur menghabiskan waktu bersama dulu.

“Memori dan kenangan akan tetap hidup Mitsuri. Bukankah begitu Obanai-san?”

“….”

“Kalau begitu kita berpisah dulu.”

Arthur menyelipkan suatu barang ke tangan Mitsuri dan seragam Iguro. Dia berbalik dan melambaikan tangannya. Mitsuri dan Iguro menatap barang yang diberikan Arthur tersebut. Di tangan Mitsuri terdapat sebuah jam tangan sedangkan di tangan Iguro terdapat sebuah replika Istana Ratu dan Big ben.

“Ini jam…? Kelihatannya mahal! Bagaimana aku harus membalasnya??”

Mitsuri berujar khawatir. Iguro hanya menatap bingung replika kecil itu.

𝙏𝙖𝙞𝙨𝙝𝙤 𝙎𝙚𝙘𝙧𝙚𝙩!

➣𝘒𝘦𝘦𝘴𝘰𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘔𝘪𝘵𝘴𝘶𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘐𝘨𝘶𝘳𝘰 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘥𝘪𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘈𝘳𝘵𝘩𝘶𝘳

➣𝘕𝘪𝘢𝘵 𝘈𝘳𝘵𝘩𝘶𝘳 𝘮𝘶𝘳𝘯𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘣𝘪𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘬𝘦𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢

[✓] 𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™ || 𝕂ℕ𝕐 𝕏 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕖𝕣Where stories live. Discover now