813 147 8
                                    

𝗪𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴!
𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗳𝗶𝗸𝘁𝗶𝗳 𝗯𝗲𝗹𝗮𝗸𝗮 𝗱𝗶𝗯𝘂𝗮𝘁 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗵𝗶𝗯𝘂𝗿𝗮𝗻. 𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗱𝗶𝗮𝗺𝗯𝗶𝗹 𝗯𝗲𝗿𝗱𝗮𝘀𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗿𝗲𝗮𝗹 𝗵𝗶𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆 𝗲𝘃𝗲𝗻𝘁

▞▞▞▞▞--𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™--▚▚▚▚▚

(Y/N) berjalan keluar penginapan dengan mantel coklat dan rok  panjang maroon. Tidak lupa Flat Cap berwarna coklat kesayangannya. Tampilannya yang asing terkadang mengundang beberapa pasang mata.

Ia terus berjalan hingga menemukan sebuah gerobak bertuliskan ramen, terlihat seorang pria berambut kuning dengan ujung merah sedang duduk menikmati ramennya. (Y/N) duduk di sebelah pria tersebut.

"Ramen sepor-"

"UMAI!" Ucap pria itu keras. (Y/N) nyaris melempar tempat sumpit didepannya karena reflek. Pria itu langsung menatap (Y/N) bingung tapi digantikan oleh terkesima.

"Uh... maaf" Ucap (Y/N) tidak yakin ke pria itu kemudian mengalihkan pandangannya ke si pemilik gerobak.

"Ojii-san ramen seporsi tolong."

"Wah orang asing ya, darimana asalmu?" Tanya si penjual Ramen.

"Amerika, ini pertama kalinya aku kesini."

Kebohongan dengan lancar keluar dari mulut (Y/N). Si penjual ramen terkesima melihat orang asing yang pandai berbicara bahasa Jepang. Pria disebelahnya pun begitu.

“UMAI!!”

(Y/N) tersedak dengan airnya. Perempuan itu menggumam ‘maaf’ sebelum mengelap air yang tumpah dengan sapu tangannya.

“Tidak perlu minta maaf orang asing!”

“Namaku (Y/N)…”

“Nama yang unik! Namaku  Rengoku Kyoujuro salam kenal (Y/N)-san!”

Kuharap aku bisa sesemangat orang ini… Oh, dia pemburu iblis juga.’ (Y/N) mengenali seragam yang dikenakan Rengoku.

‘Dia cantik…’ Rengoku sedikit blush.

(Y/N) mengangguk sambil tersenyum kecil.  Rengoku senyum balik dengan blush diwajahnya.  Hanya terdengar suara gemercik kuah ramen dan metal beradu di dalam kedai itu.

Rengoku melanjutkan makannya, sementara (Y/N) diam menunggu ramennya tidak ingin mengganggu Rengoku.

Rengoku meletakkan sumpitnya diatas mangkuk kosong. Dia bergumam “Terimakasih atas makanannya” dengan tangan ditangkupkan. (Y/N) melihatnya diam-diam kagum.

“Negeri yang indah,”

“Terimakasih, tapi tidak semaju Amerika kuduga?”

(Y/N) hanya terkekeh, pria itu benar-benar mengira ia datang dari Land of opportunity.

“Yah, udara disini lebih bersih dan lebih hijau juga. Rasanya sesak mengingat udara yang kuhirup di sana.

[✓] 𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐔𝐒𝐓™ || 𝕂ℕ𝕐 𝕏 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕖𝕣Where stories live. Discover now