Part 39: Sampah

2.9K 518 464
                                    

Yangyang keluar dari kamar. Jam tujuh malam dan dia baru bangun. "Eh, ngapel pak?"

Johnny senyum lebar. "Yoay." Terus dia masuk dalam kamarnya Ten.

Nggak lama Johnny masuk malah Lucas keluar, diikutin Jungwoo dari kamar masing-masing. "Lahh... kompak amat." Yangyang cengo.

"Mau ikut?" Jungwoo nawarin.

"Kemana? Udah jam tujuh ini weh!"

"Kawasan, masih rame di sana."

Yangyang geleng kepala, ntar dia jadi nyamuk. "Nggak deh, mending gue rebahan."

Lucas senyum lebar. "Gitu dong! Peka banget emang lo kalo gue pengen berduaan. Yaudah, byeee!"

Jalan ke dapur malah ketemu Lisa yang lagi ambil air sama Kun yang baru keluar kamar mandi.

"Eh dah pulang om?"

Kun ngangguk sambil keringin rambutnya.

"Kirain lo bakalan sampe subuh lagi." Lisa minum air yang dia ambil.

Kun geleng kepala. "Karena kemarin gue seharian nanganin orang ambil darah jadi hari ini nggak sampe subuh."

"Eh btw Lis!" Yangyang natap Lisa.

"Paan?"

"Johnny sama Ten lagi berduaan tuh di kamar, lo nggak mau jadi FBI mendadak?"

Lisa melotot. "Demi apa? Serius lo?"

Yangyang ngangguk. "Duarius!"

"Wahhh! Thanksoy infonya!" Lisa letakin gelasnya dan langsung jalan cepet ke kamar depan.

Yangyang ngakak. "Abis lo berdua."

"Kurang ajar lo! Orang lagi pacaran malah diganggu."

Yangyang ngangkat dua bahunya nggak peduli. "Bodo sih yah."

"Eh btw, gimana insom lo?"

"Gimana apanya?" Yangyang nanya balik.

"Masih kambuh nggak?"

Yangyang ngangguk, dia jalan ke dapur diikutin Kun dari belakang. "Tapi udah nggak separah dulu sih, kadang mentok sampe jam dualah."

"Lo nggak konsumsi obat tidur diem-diem kan."

Yangyang geleng kepala. "Nggak, lagian itu obat tidur bukannya harus akses dokter?"

"Ada yang nggak perlu akses dokter."

"Ohhh, gue beli deh ntar."

"Heh!" Kun melotot. "Jangan aneh-aneh lo!"

Yangyang ngakak emang hobby banget gangguin si Kun. "Biasa aja kali om tuh muka kek mau telen gue hidup-hidup."

"Lo mau konsul nggak?"

Yangyang ngernyit bingung. Dia lipat dua tangan depan dada. "Konsul? Ke? Tukang jual bakso? Pombensi?"

"Chef Juna, Yang."

Yangyang ngakak lagi. "Aelah! Bisa aja lo. Ke siapa maksudnya?"

"Psikolog."

Tawanya Yangyang langsung ilang. "Nggak!"

Kun senyum kecil, angkat tangan elus-elus kepalanya Yangyang. "It's okey. Gue nggak maksa cuma nawarin aja."

Yangyang geleng kepala kuat-kuat. "Gue nggak mau."

Kun letakin dua tangannya di pipi Yangyang, dielus-elus biar tenang. "Yaudah, nggak. Nggak ada yang akan maksa lo buat ke psikolog."

NCT: Organisasi Bobrok [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang