04. PENYELIDIKAN SAKSI ‼️

5.1K 500 36
                                    

"Pembunuhan bukan soal napsu dan bukan soal kekerasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pembunuhan bukan soal napsu dan bukan soal kekerasan. Ini tentang penguasaan situasi, siapa yang berani. Setiap orang, memiliki napsu membunuh, tetapi perlu dilatih."

-Dangerous School-

***

Jangan lupa vote dan komentar dulu, pren. Tinggalkan jejak. Semoga kalian bisa berteori di chapter ini.

*

*

-Penyelidikan Saksi-

Rafka mendobrak kasar pintu berkaca itu, lalu berjalan cepat menuju meja sakral yang mengingatkan kejadian seminggu yang lalu saat dia dihajar habis-habisan oleh para detektif ini. Dengan cepat, Rafka melempar ponselnya di atas meja, menatap tajam ke arah Detektif Lenan. Detektif dari unit kejahatan yang menangani kasus Danu kemarin.

"Lihat! Sudah jelas-jelas Danu di bunuh dan kalian masih mengelak fakta yang ada? Apa tugas detektif cuma main-main? Cuma leha-leha dan makan gaji buta?!" Rafka menatap seluruh detektif yang ada di ruangannya ini, kehadiran Rafka membuat atensi mereka teralihkan.

"Lihat pake mata kalian! dan bekerjalah dengan cara cekatan! Jangan langsung menutup kasus itu!" hentak Rafka menunjuk tajam ke arah Detektif Lenan yang sedang sibuk mengetik di komputernya.

Pria berumur 30 tahun itu bangkit sambil memejamkan kedua bola matanya perlahan, merasa muak untuk menghadapi Rafka. Apalagi, mengingat kejadian kemarin saat Rafka ingin mengetahui surat peninggalan Danu dan berakhir Rafka mengamuk-amuk untuk menyelidiki lebih lanjut. Dia marah dan meminta untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut akibat Rafka tidak percaya Danu bunuh diri.

Di samping, Damar tidak melepaskan pegangan tangannya di lengan Rafka, takut-takut jika dia hilang kendali bisa runyam masalahnya.

Detektif Lenan langsung mengambil ponsel Rafka dan melihat apa yang ingin ditunjukkan olehnya. Dengan wajah santai, pria dengan setelan jaket hitam itu mengernyitkan dahinya melihat video itu terputar.

Kini, detektif Lenan menatap Rafka dengan sudut matanya tajam, berupaya menyeimbangi kemarahan Rafka yang tidak bisa sopan.

"Itu rekaman Danu yang dikirim oleh orang yang gak dikenal, kami baru mengetahui tadi dan berasumsi ada saksi yang melihat kejadian itu langsung," jelas Damar dengan nada pelan dan langsung dianggukkan oleh Detektif Lenan.

"Terus, kalian mau apa?" tanya Detektif Lenan santai sambil melipat kedua tangannya di dada, berdiri di sebrang mejanya menatap Rafka yang tampak menahan emosi. Mata tajamnya tidak lepas ke arah Detektif Lenan.

Dia tidak bisa santai untuk menghadapi Detektif Lenan karena berkata jika Danu tewas akibat bunuh diri dan kasus itu langsung ditutup. Tentu saja Rafka tidak bisa menerima itu.

DANGEROUS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang