23. GLADI RESIK HARI KERAMAT

1.9K 252 75
                                    

"Jaga temanmu di dekatmu, seribu pertempuran, seribu kemenangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jaga temanmu di dekatmu, seribu pertempuran, seribu kemenangan."

_Damar Azka Arsenio

***

VOTE+KOMMENT
THANKS

~~~~~HAPPY READING~~~~~

***

Detektif Lenan mengetuk-etuk pulpen ke meja sambil memandang lama ke arah layar komputer, dimana menampilkan data kasus penyelidikan Danu. Dari keterangannya kasus tersebut murni telah di tutup dan detektif lain bahkan atasannya mengatakan untuk tidak perlu ikut campur dalam kasus yang tidak perlu mereka tangani lagi.

Meski terbukti pembunuhan, mereka menyangkal dengan surat kematian yang ditinggalkan oleh Danu. Kematiannya tidaklah wajar, seluruh tubuhnya penuh luka lebab, hidungnya berdarah serta terdapat tiga luka tusukan di perut Danu. Hal yang seharusnya tidak dibantah. Akhirnya, mereka bersepakat untuk menghentikan penyelidikan dan alasan lainnya karena pihak sekolah SMA DS menyuap mereka semua.

Berbeda dengan Detektif Lenan, dia tidak akan membiarkan keadilan ini tertutup begitu saja. Dia harus menyelidiki kasus ini apapun yang terjadi. Bukti nyata sudah ada di depan, yaitu surat yang ditinggalkan pelaku, alias membuat seolah-olah dia menjebak para polisi.

Awalnya Detektif Lenan terpedaya dan tidak sadar akan adanya surat itu. Tetapi, setelah kembali melakukan outopsi mayat Danu dan bertukar pikiran dengan Xandria dibagian forensik, jika pelakunya pasti seumuran dengan Danu. Bahkan, terakhir kali saat ingin menyelidiki kembali TKP, dia bertemu langsung dengan pembunuh licik itu dan sialnya dia terjebak disaat Pak Woyo memperingatkan dirinya untuk tidak perlu ikut campur lagi dalam kasus ini, atau pihak sekolah akan melakukan tindakan lain kepadanya.

Meski itu terdengar ancaman, Detektif Lenan tidak takut sedikitpun. Dia terus berpikir bagaimana untuk menyelidiki secara diam-diam tanpa ketahuan, itu misinya sekarang. Apalagi tadi pagi dia mendengar kabar jika salah satu murid SMA DS tewas bunuh diri loncat dari lantai tiga kamarnya di rumah sakit dan dia juga baru tau jika itu saksi pembunuhan yang dibicarakan oleh Damar kemarin malam.

"Sial! Bukti penting telah lenyap!" Timpalnya menyesal atas ucapan sarkas yang dia ucapkan kepada Damar jika saksi tidak ada gunanya. Pria berumur 30 tahun itu memukul kepalanya sambil bersender dengan kepala menengadah ke atas, bingung harus melakukan tindakan apa lagi.

***

Di kamar asrama, Rafka duduk di kursi meja belajarnya, dengan bola mata tidak lepas ke papan penyelidikan. Dia terus berpikir apa yang selanjutnya mereka lakukan, terlebih sekarang masih dalam keadaaan berduka dengan kematian Mahesa, teman seklub renang Danu yang menjadi saksi pembunuhan.

Mereka juga mendapat hukuman dari Pak Woyo dalam tiga hari ke depan harus membantu beliau mempersiapkan keperluan yang dibutuhkan dalam turnamen tingkat provinsi yaitu kompetisi seluruh cabang ekstrakuerikuler yang diadakan oleh dinas pendidikan.

DANGEROUS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang