06. MOTIF PEMBUNUHAN ‼️

4.4K 465 97
                                    

"Era dimana korban di diskriminasi berdasarkan kekuasaan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Era dimana korban di diskriminasi berdasarkan kekuasaan mereka."

_RAFKA NARENDRA AFSAR

***

Tinggalkan teori kalian please.

*
*
*

Suara alarm yang disetel di speaker bluetooth itu membuat suara cukup keras dan membangunkan Damar dengan refleks membuka matanya. Perlahan, dia menyibakkan selimut dan duduk sambil mengucek-ucek matanya. Setelah itu meraba-raba di area kasur mencari ponselnya. Benda pipih itu pun dapat dan Damar menatap dengan buram jam yang sudah menunjukkan pukul 08:01 WIB.

"Sialan! Kita telat!" pekik Damar kaget sambil meloncat dari tempat tidur bertingkat itu. Pun dia naik ke sisi tempat tidur bertingkatnya dan membangunkan Reno yang tidur di atas.

"Ren, bangun! Kita telat nih, cepetan!" jerit Damar sambil menggoyangkan tubuh Reno yang punya kebiasaan tidur telengkup dan selimut yang menutupi seluruh badannya.

Sang empu yang dibangunkan itu bergerak sedikit sambil menyibakkan selimut dan mengerjapkan bola matanya.

Kini, Damar pun turun dari tepi tempat tidur dan menuju sisi berlawanan dimana tempat tidur Rafka berada. Tetapi, langkahnya terhenti saat melihat tempat tidur Rafka yang sudah tersusun rapi dan sang empu tidak ada di sana.

"Dimana, Rafka?" tanya Damar berbalik badan dan menatap Reno yang baru saja turun dari tempat tidur bertingkat.

"Ah, sialan! Dia pasti ke kantor detektif lenan, semoga gak bikin masalah deh," tukas Damar sambil menyambar handuknya dan segera ke kamar mandi.

***

Di sepanjang koridor, Damar dan Reno berlari dengan cepat setelah mendapat hukuman karena telat dan gerbang sudah ditutup. Padahal, jarak Asrama dan SMA DS tidak begitu jauh, tetapi karena mereka bangun kesiangan akibat berargumen sepanjang malam di gudang, mengakibatkan mereka harus dihukum.

Tiba di depan kelas, buru-buru mereka membuka pintu dan langkah mereka langsung terhenti saat melihat belum ada guru yang masuk dan teman-teman sekelasnya masih duduk santai di dalam kelas.

Sambil mengatur napas, Damar melirik jam tangan di lengan kirinya yang sudah menunjukkan pukul 08:50 WIB dan seharunya mata pelajaran Pak Woyo sudah dimulai, tetapi sepertinya mereka terselamatkan tidak akan dihukum dua kali.

Namun, pemandangan di depan cukup aneh, mereka tidak melihat kehadiran Rafka dan benar seperti dugaan Damar. Anak keras kepala itu pasti ke kantor Detektif Lenan, sangat mudah ditebak.

"Rafka gak ada, gimana?" tanya Reno yang masih terengah-engah berdiri di depan pintu kelas menatap Damar.

"Kita gak bisa keluar lagi yang ada bikin masalah, biarin aja Rafka dulu. Jam istirahat nanti kita susul," jawab Damar sambil melangkahkan kaki melewati barisan mejanya dan menuju ke barisan dekat jendela.

DANGEROUS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang