21. PEMAKAMAN DARAH

3.7K 352 214
                                    

Danu tewas dibunuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Danu tewas dibunuh.
Mahesa sebagai saksi pembunuhan memilih bunuh diri?

HUKUM TEORI PELAKU: :/ "Dia mengajariku cara bermain, tetapi tidak sadar bahwa dia yang sedang dalam permainanku."

-Dangerous School-

***

Di bab sebelumnya kalian udah nebak siapa yang akan jadi mayat baru kan? Sebelum lanjut, titip jejak dulu di sini. Masuk notif kan cerita DS update?

*

*

*

VOTE+ KOMENTAR.
THANKS

•••

Kaki Damar bergetar hebat disaat melihat gelang bertali hitam dengan tanda tengkorak di lengan orang tersebut. Dia mengenali itu milik siapa. Sambil menelan ludah, perlahan dia mendekat ke tubuh yang bersimbah darah itu. Damar bersitatap dengan tubuh yang tergeletak telengkup, kedua bola matanya langsung melebar. Tubuhnya serasa ditimpa benda berat yang membuat dadanya terasa tercekat.

Dia terduduk lemas dengan mata bergerak-gerak sambil menggoyangkan tubuh Mahesa. Melihat mata yang terkatup dan bibir memucat itu membuat Damar merasa tersiksa.

"Hesa! Mahesa bangun!" teriak Damar cepat sambil menepuk-nepuk wajah Mahesa yang berlumuran darah.

Di saat itu juga tangisnya mulai bersua, dia berteriak sekencang-kencangnya. Tidak menyangka Mahesa akan melakukan tindakan ini, padahal dia sudah membaik karena menyuruhnya pergi, andai Damar tidak menurut mungkin Mahesa tidak akan nekat seperti ini. Meski mereka tidak akrab, tetapi rasa kasihan yang menimpa kepada Mahesa membuat Damar tidak bisa meninggalkan dia sendirian, harus ada seseorang yang peduli kepadanya.

Tidak dapat terbendung lagi air mata yang tertumpah dan berkali-kali Damar terus berteriak membangunkan Mahesa, tetapi tubuh itu tidak kunjung bangun. Bahkan, petugas yang ada di rumah sakit tersebut mengangkat tubuh Mahesa, Damar tidak sanggup melihat Darah kental yang mengalir dari kepalanya. Dia terus berteriak histeris sambil memukul lantai dipekarangan rumah sakit dengan amarahnya yang memuncak.

***

Damar menatap dirinya di cermin dengan pandangan tidak berarti, dia mengingat kembali perkataan Mahesa terkait pelaku yang ternyata memang benar murid SMA DS. Dia merasa seperti pengecut sekarang, bahkan mengingat kejadian semalam yang berakhir ketakutan setengah mati, sehingga menyebabkan Reno terluka. Kejadian itu bahkan seperti pengulangan adegan baginya, apalagi tidak bisa membantu apa-apa disaat Mahesa diteror terus-terusan.

Jika pelakunya setara dengannya, mengapa hal ini terasa menyiksa baginya?

Suara tangisan Damar bersua dari arah kamar mandi, suara berat yang tidak bisa dia tahan lagi disaat mengingat keadaan Mahesa yang cukup mengenaskan. Dia merasa bersedih dan terluka dengan keadaan sekarang, membuat dia yang tidak pernah menangis harus menumpahkannya sekarang. Sebab, Mahesa tidak layak untuk melakukan hal nekat seperti itu, semua yang dia alami murni karena ancaman dan ketakutan sehingga menyebabkan Mahesa hilang kendali. Dia tidak menahan lagi suara tangisannya, bahkan sekarang meledak-ledak.

DANGEROUS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang