09. PIHAK KEJAHATAN ‼️

3.9K 396 96
                                    

#USUTTUNTASKASUSDANU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#USUTTUNTASKASUSDANU

Jangan biarkan kasus ini tenggelam. Kasus Danu harus ditegakkan dan mendapatkan keadilan.

•••

Rafka duduk di sofa sambil mengacak-acak rambutnya dengan kasar. Damar dan Reno yang masuk ke dalam kamar secara bersamaan itu pun ikut duduk dan menatap Rafka yang sedang mencoba menetralisir kemarahannya akibat perkataan Arthur tadi. Mereka berdua tidak tega melihat Rafka yang tampak hancur sendirian seperti ini, dari awal juga dia mati-matian membela Danu dihadapan teman-teman sekelas, jika dia tidak akan pernah memilih untuk bunuh diri.

Tatapannya kini kosong menatap lurus ke arah pintu balkon kamar asrama mereka dengan bibir kelu serta wajah kelelehan. Dia bingung harus memulai penyelidikan ini dari mana, terlebih setelah mengetahui fakta jika pihak sekolah yang menutupi kasus ini demi mempertahankan reputasi.

Rafka tidak bisa berpikir jernih, merasa sekolah benar-benar jahat.

"Apakah hanya gue, atau memang di luar sana semakin gila?" tanya Rafka dengan suara bergetar.

Damar dan Reno yang semula menunduk diam, kini memusatkan tatapannya ke arah Rafka yang tampang linglung dengan ujung mata menurun.

"Kita hanya berada pada situasi hukum tidak berjalan sesuai tempatnya. Ada pepatah mengatakan kegilaan bagaikan pintu darurat. Kita dapat melangkah keluar dan menutup pintu terhadap segala ketakutan yang pernah terjadi. Dan kita dapat menguncinya di sana selamanya," jawab Damar sambil tersenyum supaya membangkitkan semangat sahabatnya itu.

"Jadi ... bagaimanapun langkah kita nanti, kita hanya perlu mengungkapkan kebenaran ini."

Reno mengangguk setuju dengan tatapan sedih. Tidak biasanya dia ikut terdistraksi dengan suasana kelam di antara mereka. Apalagi anaknya yang notaben ceria dan punya humor tinggi.

"Gue yang terburuk sekarang. Terakhir kali, Danu berbicara banyak hal sama gue dan mengukir senyuman di wajah, tapi ... kenapa senyuman itu sekarang menghilang? Apakah pantas senyuman yang lebar itu menghilang begitu saja?" Rafka menatap Damar dan Reno dengan mata yang sudah memerah, meminta penjelasan dengan rasa ragunya, perlahan-lahan air mata membendung cepat memenuhi kelopak matanya.

"Bahkan secara tidak adil seperti ini."

"Orang baik selalu yakin bahwa mereka yang paling benar. Kita apa beda, bahkan dengan gampangnya Danu tersenyum lebar saat sebelum dirinya direnggut oleh kematian," imbuh Reno ikut larut dalam kesedihan mereka mengingat bagaimana kedekatan mereka terakhir kali.

Bahkan, terakhir kali melihat dengan mata kepala sendiri tubuh Danu yang terbujur kaku itu membuat mereka saling diam, tidak berkomunikasi atau bahkan untuk membicarakan kenapa Danu memilih bunuh diri. Sejak seminggu dalam keadaan luka, mereka terus menutup diri, hingga pada akhirnya sekarang mereka berada pada situasi ini, saling mengungkapkan kesedihan yang terpendam.

DANGEROUS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang