24. GLADI RESIK HARI KERAMAT 2

2.7K 275 79
                                    

"Biarkan rencana kita menjadi gelap dan tidak bisa ditembus seperti malam, dan ketika kita bergerak, jatuh seperti petir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biarkan rencana kita menjadi gelap dan tidak bisa ditembus seperti malam, dan ketika kita bergerak, jatuh seperti petir."

_Rafka Narendra Afsar

***

VOTE+KOMMENT
THANKS

***

Putra menggenggam erat tangan Aluna yang berada di sampingnya, sambil memantau kanan kiri memastikan tidak ada orang yang lewat dari arah gerbang sekolah. Mereka berdua berdiri sambil menatap area asrama yang sudah sepi sebab dipukul sepuluh malam tidak ada yang boleh keluar asrama. Sesuai permintaan Aluna yang memohon kepada Putra untuk membiarkan Rafka, dkk, mencari tau persoalan sekolah, akhirnya putra menurut.

Dia hanya perlu menunjukkan semua dokumentasi CCTV yang Rafka minta, selebihnya tidak ada lagi yang perlu dia bantu. Sebagai ketua OSIS dia hanya tidak ingin terlibat banyak dalam kasus yang sudah ditutup dan tidak ada orang yang mau membahas lagi. Seakan kematian Danu cukup keramat, jika dibahas akan menggetarkan semua orang.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya sosok yang mereka tunggu akhirnya tiba.

Rafka menyorotkan senter ke wajah Putra yang membuat cowok itu memekik cepat akibat sinar yang menerpa matanya membuat matanya sakit. Sang pelaku dengan cepat mengarahkan senter ke arah lain dengan wajah tanpa bersalah. Aluna yang berada di samping tertawa kecil melihat Putra yang sedang mengerjabkan matanya.

"Ah, sialan! Memang dari awal gak sopan banget lo, udah memaksa sekarang cari masalah," ujar Putra sambil memasangkan topi hitamnya dengan benar. Cowok dengan rambut lebat terbelah itu menatap Rafka sinis.

"Sorry, Put. Bisa kita lanjutkan?" ujar Damar sambil menepuk pundak Putra agar tidak terbawa emosi. Tidak heran lagi baginya jika berdekatan dengan Rafka, pasti atensi bisa naik dengan tingkah menyebalkannya.

Putra menghembuskan napas pelan sambil lanjut berjalan menyusuri pekarangan sekolah. Kali ini mereka tidak masuk secara diam-diam, Putra sudah meminta izin kepada petugas keamanan sekolah ada hal yang harus mereka lakukan. Putra adalah kuncinya sebab menjabat sebagai ketua OSIS, bebas bisa melakukan apa saja. Petugas keamanan tampak curiga disaat melihat Rafka, Damar, dan Reno yang sempat menerobos sekolah tanpa izin dan Pak Woyo mengatakan untuk mengawasi mereka betiga.

Namun, berkat Putra yang mengatakan jika mereka mendapat hukuman untuk mempersiapkan kebutuhan turnamen, membuat petugas keamanan langsung mengizinkan mereka masuk.

Putra dan Aluna berjalan di depan sambil menyenteri koridor lantai satu dengan ponsel mereka. Di belakang ada Rafka, Damar, dan Reno yang berjalan dengan tenang dan tidak berisik. Seluruh gedung sengaja lampu tidak dihidupkan supaya tidak ada orang nakal yang masuk ke dalam, hanya are luar sekolah dengan lampu penerang terdapat dimana-mana. Setelah kemarin Putra mengiyakan tawaran mereka untuk menyelidiki sistem sekolah yang Rafka curigai, dengan terpaksa Putra harus menurut. Ingin menyelesaikan kecurigaan mereka terhadap sekolah.

DANGEROUS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang